Ify's side ya gaes...
🌈🌈🌈
Gue terbaring disampingnya, menatap lamat lamat pahatan Tuhan yang sungguh menakjubkan untuk gue. Pergulatan yang tak terduga sudah terjadi. Gue melirik kedalam selimut, dan gue half naked. Anjir! Demi apa gue sama Rio ngelakuinnya tadi malam. Pipi gue langsung merona.
"Enggh." Dia melenguh singkat, membuat gue deg-degan seketika. Gue berbaring menyamping memunggungi nya. Tapi tiba-tiba sebuah lengan menyampir ke perut gue membuat gue gelisah.
"Seksi gue, udah bangun ternyata." Apa-apaan dia?
"Apa sih lo!" Kata gue gugup. Dia malah terkekeh pelan dan mencium pundak telanjang gue. Sebuah telapak tangan lebar menangkup dada gue. Gue gak bisa untuk gak mendesis.
"Rio jangan ih!" Kata gue tak suka. Bukannya berhenti, Rio semakin liar memainkan apa yang dia dapatkan.
"Sstt, calm down dear! Tadi malam lo nurut aja kok sama gue." Bangsat emang.
"Sekarang enggak mau lagi!" bantah gue sembari menggigit bibir bawah.
"Gak mau? Yakin? Buktinya lo mendesah gini kok!" Kata nya semakin menjadi.
"Gue normal, itu tuh reflek yang dikeluarkan dari tubuh. Bukan anak IPA makanya gak paham." Hardik gue. Rio semakin tertawa keras. Dia malah membalikkan tubuh gue menghadap kepadanya.
"Tapi lo suka kan?" Kerlingnya jahil. Gue menyembunyikan wajah didada bidangnya. Asli, panas banget ini pipi.
Rio memeluk gue dengan erat. Mengelus punggung gue dengan lembut.
"Apa yang gue ucapkan tadi malam, memang benar adanya Fy." Seketika gue ingat, kejadian sebelum pergumulan panas kami. Rio bilang dia cinta sama gue. Selama waktu bersama dengan gue selama ini, dia merasakan nyaman dan itu membuat sebuah rasa baru hadir didalam hatinya. Begitu sih.
"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo." Ulangnya lagi.
"Kalau memang begitu, kenapa lo malah rusak gue? Kenapa lo malah make gue tadi malem?" Tanya gue sarkas. Rio menatap tajam kearah gue. Tatapannya sungguh menakutkan. Dia marah.
"Kita cuma foreplay, Fy! Main diatas doang. Gak sampe kebobolan kok!" Great, dia masih membela diri. Kalau terjadi sesuatu ke gue, gue gak akan Terima ini.
"Anjing! Masih bisa ya lo ngebela diri begitu!" Dia malah berdecak keras.
"Justru karena gue sayang sama lo, gue gak main dibawah--,"
"Cukup Rio! Omongan lo seolah-olah ini gak ada artinya. Kalau gue hamil gimana? Kalau gue punya anak gimana?"
"Ifyyy!! Kita gak main kayak suami istri. Kita cuma foreplay diatas doang! Lo ngerasa ada yang aneh gak sama bagian bawah lo itu?" praktis gue menggeleng pelan.
"Nah itu!--"
"Bisa jadikan lo main cantik. Abis itu gue bisa gak ngerasain sakit nya!" Kata gue masih bersikukuh. Rio langsung membungkam bibir gue dengan paksa. Dia liar dan sangat ambis sekali.
Saat pasokan udara masing-masing sudah hampir habis, barulah Rio melepaskan pagutannya.
"Lo gila!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Romancesebuah pertemuan yang didasari tanpa rasa, tanpa cinta dan tanpa obsesi. semudah itukah dalam berteman antara lelaki dan perempuan? . . Kepada semesta, tolong jatuhkan rasa nyaman dan berbalas ini kepada dia yang benar-benar menginginkan ku. Bukan...