Bonus Chapter 1

3.8K 446 62
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Waduh, akhirnya datang juga nih yang habis ngerjain hukuman dari Tante Doyoung," seru Sanha sambil tertawa mengejek pada sobat karibnya yang datang dengan wajah tertekuk.

"Diem ya, anjing. Gue capek banget ini," jawab Jeno sarkas dan menghempas tubuhnya di kasur milik Baejin.

"Woah, calm down, Bro. Gue cuma bercanda," balasnya sambil merangkul dan menepuk-nepuk pundak pemuda yang katanya sedang capek itu.

"Gimana rasanya mindahin pilus satu-satu pake mulut, Jen?" Tanya Hyunjin menaikturunkan alisnya.

Jeno mendelik sebal, "Harus banget lu nanyain itu?! Ya pegel banget lah, anjir! Bayangin, Bunda ngasih gue tiga bungkus besar pilus dan semuanya harus gue pindahin satu-satu ke piring!"

"Yaudah sih, itu juga 'kan salah lu yang gak bisa main rapi waktu nyium Renjun," sahut Bomin.

"Gue juga mana tahu kalau Om Yuta bakal datang ke kamar? Bener-bener diluar dugaan banget lah."

"Tapi, Renjun jago juga ya keliatannya. He is look like a good kisser," ucap Eric sambil tersenyum miring, "Sayang banget cuma foto bukannya video."

"HEH?! EMANGNYA KALIAN LIHAT DIMANA?!" Jeno berteriak dengan mata kecilnya yang melebar.

"Lah, lupa lu? Si Baejin 'kan sepupunya Renjun. Kita liat fotonya dari dia. Foto lu disebar ke grup semua sepupunya Renjun woy! HAHAHAHAHAA!" Hyunjin dan Sanha menertawai sahabatnya yang kadang lebay itu.

"SUMPAH?! DEMI APA?!! SERIUS, BAE?!" Tanya Jeno heboh sambil mengguncang-guncang tubuh Baejin.

Pemuda berkepala kecil itu menepis tangan Jeno, "Tsk, berisik ah. Iya, beneran. Lu udah jadi bahan gibahan diantara sepupu gue. Liburan semester nanti mereka mau main kesini dan ketemu sama lu."

Dengan gaya berlebihannya, Jeno menghela napasnya kasar lalu menangkupkan wajahnya di atas meja seakan-akan sudah tidak ada kesempatan hidup lagi untuknya.

"Duh, kepala gue jadi cenat-cenut," gumamnya.

"Rileks ajalah, Jen. Main PS dah yok daripada lu pusing mikirin ini. Om Yuta juga santai 'kan sama lu? Nah yaudah, lu juga harusnya biasa aja selama gak dihajar Om Yuta atau kakaknya Renjun," ucap Bomin.

"Bener juga lu," jawab Jeno sambil mendongakkan kepalanya, "Yaudah, kuy! Ayo kita main PS! Yang kalah traktir pizza, ya!"
•••^^•••
"Jadi, anak manis ini kenapa, hm? Kenapa mukanya cemberut terus?" Tanya Jaemin saat sudah selesai membuatkan minum untuk Renjun dan Haechan.

"Hueee~ Nana~ Gue kemarin dimarahin Mamah Win~" rengek Renjun sambil melengkungkan bibirnya ke bawah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gara-gara apa? Tumben banget Tante Win marahin lu," sahut Haechan sambil memakan kacang almond dengan cara dilemparkan dulu baru masuk ke mulutnya.

"Gue keciduk lagi ciuman," jawab si manis dengan pipi bersemburat merah.

Haechan tersedak kacang lalu berteriak, "HAH?! KOK BISA?! SIAPA YANG NYIDUK?!"

"Ayah yang nyiduk gue. Gue sama Jeno bener-bener gak tahu kalau ayah datang ke kamar dan ternyata ayah iseng, dia malah fotoin gue sama Jeno. Terus ya gitu... Mamah tahu dan ngomelin gue, dikiranya gue itu uke agresif."

Jaemin yang mendengar itu malah tertawa, "Kok lawak banget, sih? Tapi mereka marahin si Jeno juga?"

"Engga. Kata ayah, hukuman Jeno bakal dikasih sama Bunda Doy."

[✓] Disegnàre || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang