Happy Reading!!!
.
.
Waktu tiga bulan bukanlah waktu yang sebentar tetapi bukan pula waktu yang lama.
Namun, dengan waktu tiga bulan cukup membuat banyak perubahan dalam hidup Jeno.
Dimulai dengan sang bunda yang telah berubah menjadi sosok yang tidak keras kepala dan mulai bisa menurunkan rasa gengsinya. Lalu, Jeno yang sudah mulai terbiasa dalam dunia menggambar dan mulai mengakrabkan diri juga dengan para alat gambar.
Dan terakhir, sosok Renjun yang telah hadir di kehidupannya membuat hidupnya menjadi lebih berwarna layaknya kanvas yang telah selesai dilukis.
Jeno sungguh sangat bersyukur memiliki Renjun disisinya. Pemuda manis itu ternyata memiliki sifat kekanakan dan sedikit manja, tapi bisa berubah menjadi dewasa dan bijak pada waktu tertentu, cocok sekali dengan kriteria pacar idamannya.
Selain itu, Renjun juga ternyata mudah akrab dengan kedua orang tuanya. Bahkan dalam waktu sehari, setelah kekasih dan orang tuanya dipertemukan, ia sudah diperlakukan seperti anak tiri oleh bunda dan papanya.
Mereka lebih sayang dan perhatian pada Renjun dibandingkan dengan dirinya. Tapi Jeno tidak mempermasalahkan itu, dia malah senang-senang saja karena itu artinya Doyoung dan Jaehyun menerima Renjun.
"JENO! JANGAN BENGONG MULU! FOTOIN AKU SAMA BUNDA! CEPETAN!" Teriak sang kekasih pada Jeno yang sedang sibuk melamun sambil duduk di ayunan.
"IYA! BAWEL AMAT SIH!" Jawab Jeno lalu berdiri dan menghampiri sang bunda beserta Renjun.
Kebetulan hari ini, kedua keluarga itu memang sengaja untuk mengadakan piknik bersama. Winwin yang mengusulkan rencana itu dengan alasan supaya mereka menjadi lebih dekat.
"Kamu lagi ngelamunin apa, Jen?" Tanya Doyoung sambil memberikan ponselnya.
"Gak mikirin apa-apa. Jeno hanya lagi merhatiin dua orang yang paling Jeno sayang akrab banget," jawabnya sambil mengedipkan mata.
Doyoung dan Renjun bergidik ngeri. "Ih, Bunda, aku gak kenal dia."
"Sama, Sayang. Bunda juga gak kenal sama dia."
Si tampan memutar bola matanya malas, "Hmm mentang-mentang udah deket, sekarang malah sekongkol buat ngebully Jeno. Kurang sabar apa lagi coba Jeno yang ganteng ini."
"Bacot amat, cepetan fotoin! Keburu panas, nih!" Omel Renjun.
"Iya-iya, Sayang. Santai aja dong," balas Jeno pasrah. Dia mundur beberapa langkah dan mengangkat ponselnya, "Udah siap belum?"
"Udah."
"Oke. 1... 2... 3... Cheese!"
Ckrek
Ckrek
Ckrek
"Bagus gak hasilnya?" Tanya Renjun.
"Bagus dong, siapa dulu fotografernya," ucap Jeno bangga.
"Bodo amat," jawab si mungil, "Oh ya, Bunda, foto ini nanti boleh aku post di instakilo, ya?"
"Boleh dong, jangan lupa tag Bunda ya, manis."
"Hah?! Bunda punya sosmed?!" Jeno berteriak kaget.
Doyoung ngangguk, "Punyalah, Bunda sama Renjun bahkan udah saling follow. Kamu kemana aja sampai gak tahu Bunda punya sosmed?"
"Astaga, siapa yang ngajarin Bunda bikin sosmednya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Disegnàre || NoRen
Teen FictionJeno diberi waktu tiga bulan untuk bisa jago menggambar oleh Bundanya. Jika dalam waktu tiga bulan dia tidak bisa menunjukkan progres yang pesat, maka fasilitasnya akan dicabut semua. Jeno meminta solusi dari teman-temannya dan mereka menyarankan Je...