Diciotto

2.8K 461 126
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Berita tentang Renjun yang menyemangati Jeno sudah menjadi trending topik nomor satu di sekolah. Dalam waktu semalam, berita itu menyebar luas kepada semua penduduk sekolah.

Banyak yang mendukung keduanya untuk cepat berpacaran namun tidak sedikit juga yang menentangnya. Semua ini dapat meluas berkat Haechan dengan ponsel laknatnya. Dia mengirimnya dalam base sekolah yang hampir sembilan puluh persen diikuti semua siswa.

Dan saat ini, orang yang bersangkutan sedang sibuk merintih karena dipukuli oleh pemuda manis bermulut tajam.

"MAMA!!! TOLONGIN ECHAN!" Ucapnya sambil berlarian di dalam kelas saat mendapat kesempatan kabur dari Renjun.

"SINI LU! GUE KESEL BANGET POKOKNYA!" Renjun mengejar Haechan dengan sapu di tangannya. Padahal kakinya belum sembuh bener tapi saking emosinya dia udah gak ngerasain sakit lagi.

Tujuannya hanya satu. Bisa mukulin Haechan!

Anak-anak kelas mereka sibuk menonton aksi pertengkaran tersebut. Bahkan sampai ada yang niat beli cemilan buat nontonin mereka berantem.

Soobin yang jengah melihat kelakuan mereka pun menahan lengan Renjun, "Udahlah, Njun. Gak ada gunanya juga lu ngejar Haechan. Beritanya 'kan udah terlanjur kesebar."

"Ya gapapa! Yang penting gue bisa pukulin dia! Lepas, Bin!" Renjun berontak dari cengkraman tangan Soobin.

Biarpun memiliki tubuh yang kecil, tenaga Renjun juga ternyata gak main-main. Dia berhasil melepaskan diri dari teman tingginya dan lanjut mengejar Haechan.

"HEH! SINI KAMPRET!"

"AMPUN NYAI! JANJI DEH GAK AKAN KAYAK GITU LAGI!!"

"BOHONG! JANJI LU GAK PERNAH ADA YANG DITEPATIN!"

Haechan terus berlari dan dia bersembunyi di belakang seseorang yang baru saja membuka pintu kelas Renjun.

TAK! TAK!

"JENO?! ASTAGA MAAF!" Seru Renjun karena tidak sengaja memukul kepala Jeno dengan gagang sapu.

Niatnya dia itu ingin memukul Haechan, tapi karena Jeno yang tiba-tiba muncul maka salah sasaranlah dia.

Dan seseorang yang kepalanya dipukul pun masih terdiam.

"Jen?" Panggil Renjun.

"Kok kamu ada banyak sih, Ren?" Tanya Jeno sambil memegang kepalanya dan dengan tidak elitnya, dia pun pingsan di depan kelas Renjun.

Hey, sekeras apa Renjun memukul Jeno?

Haechan menatap horor Jeno yang baru saja pingsan. Dalam hati, dia bersyukur karena bukan dia yang dipukul. Jeno saja yang kuat bisa sampai pingsan, apalagi dia. Bisa-bisa lupa ingatan mungkin, ya.
•••^^•••
"Jen? Maaf, ya," ucap Renjun dengan tatapan bersalah saat Jeno tersadar dari pingsannya.

"Gapapa, Ren. Tapi pukulan kamu lumayan juga, ya," jawab Jeno setengah tertawa. Dalam hati ia berjanji tidak akan pernah membuat Renjun marah.

"Kamu masih pusing? Puyeng? Atau gimana?" Tanya Renjun khawatir.

Jeno memegang kepalanya, "Huhuu iya nih, kepala aku pusing banget," ucapnya melebih-lebihkan.

"Beneran?! Duh, aku ngerasa bersalah banget. Kamu butuh apa?"

"Pijitin kepala aku dong, Ren. Kayaknya bakal mendingan deh," jawab Jeno.

"Tapi gimana kalau nanti malah tambah pusing?"

[✓] Disegnàre || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang