Happy Reading!!!
.
.
Chap ini masih di hari yang sama kayak chap "cinque" yaa
.
.
"Lu berdua ngapa lama banget deh," protes Hyunjin sambil berdecak sebal. Dia langsung mengambil mangkuk baksonya dari nampan yang dipegang Jeno.
"Buset, santai aja lur," sahut Jeno yang kaget karena Hyunjin ngambilnya barbar banget.
Sanha menunjuk Jeno dengan dagunya, "Salahin Jeno tuh makanya kita lama kesini," jawabnya lalu mendudukkan dirinya kasar.
"Aing deui~ aing deui~" dumel Jeno.
"Ngapain lagi si Jeno? Godain mbak-mbak penjual mie ayam?"
Sanha menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Baejin, "Bukan. Dia malah sibuk ngobrol sama primadonanya anak IPS."
"Primadona anak IPS?" Gumam Eric heran, "HAH?! SI MANIS ARGAWIJAYA MAKSUD LU?!" Teriaknya sambil menggebrak meja.
"Hooh, siapa lagi coba kalau bukan dia," jawab Sanha.
"Tsk, gila. Target lu sekarang dia, Jen?" Tanya Hyunjin sambil menyenggol lengan Jeno.
Jeno mendongakkan kepalanya, "Huh? Siapa?"
"Gak usah pura-pura gak tahu," ucap Sanha sambil melempar kerupuknya.
"Ya gue emang gak tahu yang lu pada maksud itu siapa!" Jawab Jeno kesal lalu membalas Sanha dengan melempar potongan timun.
"Lu sekarang lagi deketin Renjun?" Tanya Bomin sabar.
"Ooo~ maunya sih gitu. Tapi Renjunnya keliatan gak suka sama gue," jawab Jeno, "Lagian kita juga baru ketemu kemaren, mungkin dia masih canggung aja liat manusia tampan kayak gue ini."
"Kepedean!" Cibir Baejin, "Ya jelas lah Renjun gak suka sama lu, orang dia– hmmpphh!"
Mulut Baejin langsung dibekap oleh Eric.
"Dia kenapa?" Tanya Jeno menatap Baejin.
"Dia orangnya emang gitu, Jen. Tsundere lah istilahnya, jadi ya maklum aja kalau doi agak-agak cuek. Iya 'kan, Bae?" Tanya Eric pada Baejin.
Kaki Baejin juga diinjak oleh Eric dan pinggangnya juga sedikit dicubit supaya mau mengiyakan ucapannya.
Baejin melotot pada Eric sebelum menjawab, "Iya, bener kata Eric," jawabnya malas lalu mendengus.
Tanpa menaruh rasa curiga, Jeno mengangguk-anggukkan kepalanya, "Hmmm... Pantesan."
"Mendingan mundur aja lah, Jen. Lu gak suka ngejar orang, 'kan? Mending cari yang lain aja, yang udah suka sama lu duluan," ucap Hyunjin berusaha mempengaruhi Jeno.
"Apa?! Mundur?! Gak bisa! Gue gak akan mundur kalau buat ngejar cintanya Renjun. Gak. Akan. Pernah." Jawab Jeno penuh dengan penekanan.
Sahabat-sahabatnya itu pun serentak menghembuskan napasnya kasar. Jeno kenapa batu banget sih kalau dikasih tahu.
"Serah lu aja dah. Tapi jangan nyesel, ya," sahut Sanha.
Jeno tertawa, "Ahahaha buat apa juga gue nyesel? Yang ada gue tuh bersyukur banget karena akhirnya ketemu sama tipe idaman gue. Meskipun harus agak ekstra ngedeketinnya, tapi gak masalah. Gue bisa anggap ini sebagai tantangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Disegnàre || NoRen
Teen FictionJeno diberi waktu tiga bulan untuk bisa jago menggambar oleh Bundanya. Jika dalam waktu tiga bulan dia tidak bisa menunjukkan progres yang pesat, maka fasilitasnya akan dicabut semua. Jeno meminta solusi dari teman-temannya dan mereka menyarankan Je...