Happy Reading!!!
.
.
"Cieee cieee yang sekelompok sama si tampan Pranaja~" goda Haechan pada sahabat mungilnya itu. Tidak lupa ia juga mencolek-colek dagu Renjun dan membuat si empunya naik pitam.
"Tsk, terus kenapa kalau gue sekelompok sama dia, hah?!"
Haechan mengendikkan bahunya, "Gapapa, sih. Gue cuma pengen ngejekin lu doang, gak ada maksud apa-apa."
Renjun menoyor kepalanya, "Gak jelas, lu! Udah ah, gue mau ke perpus aja."
"Mau ngapain, Njun?"
"Tidur."
•••^^•••
"Jen, lu udah ngerjain tugas Biologi belum?" Seungmin menghampirinya.Jeno yang sedang bermain game pun berhenti sebentar dan melihat Seungmin bingung, "Huh? Emangnya ada?"
"Makanya gue nanya juga berarti ada."
"Tugas apaan?"
"Bikin laporan penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan. Lu udah belum?"
"Belum lah. Ini aja baru inget karena lu nanya sama gue. Makasih ya, gue mau ke perpus dulu nyari referensi."
"Kalau udah selesai gue mau liat, Jen!"
"SIAP!" Jawab Jeno dari luar kelas.
•••^^•••
"Duh gue gak bisa tidur, jaketnya ketinggalan di kelas," keluh Renjun sambil menelungkupkan wajahnya."Belajar ajalah gue buat ulangan sejarah internasional lusa," gumamnya dan mulai menyusuri rak-rak berisi buku sejarah.
"Anjir! Kok bukunya disimpen di tempat yang tinggi sih, sialan?!" Makinya.
Dia melihat sekeliling dan mendapati tangga yang biasa dipakai oleh pustakawan disana. Dengan cepat, dia sudah berhasil mendapat buku itu walaupun masih sedikit jinjit.
Tapi yang dia gak tahu itu bahwa tangga yang digunakan ternyata rusak. Ada beberapa sekrupnya yang hilang, jadi tidak bisa menahan beban terlalu berat. Biarpun tubuh Renjun termasuk kecil, tetep aja gak bisa.
"Lah lah gue bakal jatoh nih kayaknya," gumamnya panik. Karena terburu-buru ingin turun, dia malah kepeleset.
HAP!
BRUK!
"Awww..." Ringis Renjun sambil mengusap bokongnya dan menatap sebal orang di depannya.
"Kamu kenapa gak nangkap aku, sih?!"
"Loh? Emangnya kamu mau buku ini kena jidat kamu?" Jawab Jeno sambil menggoyang-goyangkan buku tebal di tangannya.
"Ishh... Jeno ngeselin!"
Iya, jadi orang itu Jeno. Dia yang kebetulan lewat di rak buku-buku sejarah gak sengaja liat Renjun yang mau jatuh. Tadinya sih dia emang berniat nangkap pemuda manis itu, tapi waktu diliat lagi ternyata ada buku tebal yang ikut jatuh juga.
Daripada jidat Renjun jadi sasaran, mendingan dia tangkap buku itu aja 'kan dibanding si manis Argawijaya.
"Lagian kamu ini gimana, sih? Udah tahu disitu ada kertas peringatan kalau tangganya rusak, masih aja kamu pake," ucap Jeno sedikit mengomelinya.
Renjun melihat kertas yang ditunjuk Jeno. Lah iya?! Kok ada kertas itu?! Kenapa tadi dia gak liat?!
"Berisik, ah. Bawel banget," jawab Renjun dan langsung merebut bukunya dari tangan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Disegnàre || NoRen
Teen FictionJeno diberi waktu tiga bulan untuk bisa jago menggambar oleh Bundanya. Jika dalam waktu tiga bulan dia tidak bisa menunjukkan progres yang pesat, maka fasilitasnya akan dicabut semua. Jeno meminta solusi dari teman-temannya dan mereka menyarankan Je...