Happy Reading!!!
.
.
"Pagi Kak Jungwoo," sapa Jeno yang baru saja datang.
Jungwoo tersenyum, "Pagi juga, Jeno. Udah sarapan?" Jungwoo berbasa-basi.
"Udah, Kak. Sekalipun belum sarapan, aku pasti bakal langsung kenyang kalau ngeliat senyum manis Kak Jungwoo," ucap Jeno menggoda pria yang lebih tua dua tahun darinya itu.
"Bisa aja kamu. Yaudah sana masuk, kayaknya bentar lagi Kak Kun datang."
"Siap, Kak. Yaudah, aku masuk dulu, ya," ucap Jeno.
Seperginya Jeno dari sana, Jungwoo menggelengkan kepalanya, "Dasar kawula muda, ngalus aja gak pandang umur."
"Kak Jungwoo." Jeno memanggil.
"Loh? Kenapa balik lagi?" Tanya Jungwoo bingung karena Jeno datang kembali ke tempatnya.
Jeno mengusap tengkuknya malu-malu, "Ruangannya yang mana, Kak?"
Jungwoo terkikik geli, "Ayo, Kakak antar. Makanya jangan ngalus mulu yang diduluin."
Jeno hanya nyengir aja dikasih tahu kayak gitu sama Jungwoo.
•••^^•••
"Lama banget~" keluh Jeno sambil menangkupkan wajahnya di atas meja."Maaf saya terlambat," ucap seseorang yang baru saja masuk.
Jeno menegakkan tubuhnya dan melihat bingung anak cowok yang baru masuk itu.
"Loh? Kok kamu masuk kesini juga? Perasaan ini kelas private yang isinya cuma aku doang," kata Jeno bingung.
"Lah? Kata siapa saya jadi murid disini? Saya disini itu buat ngegantiin Kak Kun. Dia gak bisa ngajarin kamu kalau weekend, jadinya saya yang gantiin dia," jawabnya.
"Jadi... kamu yang bakal jadi tutor aku?" Tanya Jeno lagi.
Anak itu mengangguk, "Iya. Kenalin, Renjun Pangestu Argawijaya," ucapnya sambil menyodorkan tangan pada Jeno.
Jeno sempat tertegun tapi dengan cepat dia menjabat uluran tangannya, "Oh iya, Jeno Putra Pranaja. Salam kenal, Ren."
Renjun mengangguk, "Kamu umur berapa?"
"Aku? 17 tahun."
Dia mengangguk-anggukkan kepalanya, "Oh... Kita seumuran ternyata," jawab Renjun.
"Kamu juga 17 tahun?!" Jeno kaget.
Renjun ngangguk, "Iya, kenapa?"
"Kok keliatan lebih muda, sih? Aku kira umur kamu tuh sekitar 15 tahunan."
Renjun tertawa, "Makasih. Kamu bukan orang pertama yang nyangka kayak gitu kok."
Jeno langsung melongo saat mendengar suara tawa Renjun yang sopan banget masuk ke telinganya. Mana manis banget lagi keliatannya. Duh, gak kuat Jeno tuh kalau ketemu sama yang manis-manis gini.
"Jen?" Renjun melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jeno.
"Kenapa?"
"Kamu lagi ngehayal, ya?"
"M-mana ada," elak Jeno yang malu karena ketahuan oleh Renjun.
"Oh, kirain lagi ngehayal," jawab Renjun santai sambil mulai mengeluarkan peralatan menggambar.
"Aku mau liat dulu kemampuan menggambar kamu, ya. Jadi sekarang, kamu coba gambar dulu apa yang kamu bisa di kertas ini," ucap Renjun dan memberikan selembar kertas pada Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Disegnàre || NoRen
Teen FictionJeno diberi waktu tiga bulan untuk bisa jago menggambar oleh Bundanya. Jika dalam waktu tiga bulan dia tidak bisa menunjukkan progres yang pesat, maka fasilitasnya akan dicabut semua. Jeno meminta solusi dari teman-temannya dan mereka menyarankan Je...