Happy Reading!!!
.
.
"Widihhh!!! Ceria amat, Bos. Ada apa gerangan?" Tanya Hyunjin saat melihat Jeno datang dengan senyum lima jarinya.
"Gue kemaren baru ketemu malaikat dalam wujud seorang Renjun Pangestu Argawijaya."
Bomin mengerutkan keningnya, "Hah? Kok bawa-bawa Renjun, sih?"
"Loh emangnya lu gak tahu? Tempat les gambar yang disaranin Hyunjin 'kan punya kakeknya Renjun."
Bomin menggelengkan kepalanya, "Bukan itu, cuma kenapa lu bisa ketemu sama Renjun disana?"
"Lah, dia 'kan tutor gue. Wajar dong kalau gue ketemu sama dia?"
"HAH?! RENJUN YANG JADI TUTOR LU?!" Sekarang malah Eric yang heboh.
Jeno mengangguk bangga, "Iya. Beruntung banget 'kan gue? Mana gue ngambilnya kelas privat lagi, jadi cuma kita berdua doang di kelas itu. Quality time banget lah pokoknya. Iri 'kan lu semua~"
"Hih... Buat apa juga gue iri sama lu. Gue bahkan bisa lakuin lebih dari itu," sahut Baejin.
"Ha? Gimana maksudnya?"
"Yaa... Gue bisa ngelakuin lebih dari itu, cium dan peluk misalnya?"
"HEH! SEMBARANGAN AJA LU KALAU NGOMONG! GUE GAK NGIZININ LU PELUK SAMA CIUM RENJUN!"
Baejin menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa? Lu siapanya Renjun?"
Jeno gelagapan ditanyai seperti itu oleh Baejin, "Y-ya... Sekarang emang bukan siapa-siapanya sih, t-tapi nanti gue yakin kalau Renjun itu calon pelengkap hidup gue! Emangnya lu siapanya Renjun sampai berani bilang kayak gitu?!"
"Gue? Gue sepupunya."
Mata kecil Jeno terbelalak, "SEPUPU?! KOK LU GAK PERNAH BILANG, SIH?!"
"Buat apa? Gak penting banget gue ngasih tahu itu ke lu."
Jeno berdecak sebal, "Tsk, tapi 'kan—"
"PAK TAEIL UDAH ON THE WAY GAIS!!!"
Ucapan Jeno terpotong oleh teriakan Han. Akhirnya kawanan lelaki kurbel yang tadi lagi selonjoran di lantai pun mau tidak mau berdiri dan balik ke bangku masing-masing.
Tidak lama, Pak Taeil masuk kelas sambil menebar senyum dan membuat siapa pun yang melihatnya akan merasa tenang.
"Selamat pagi semua. Semoga sehat selalu, ya. Pagi ini bapak akan memberikan sebuah pengumuman penting."
"Apa tuh, Pak? Jangan bilang mau ngundang kita ke acara nikahan Bapak, ya?" Celetuk Eric dari bangkunya.
Pak Taeil hanya tersenyum maklum mendengar celetukan muridnya itu, "Bukan, Nak Eric. Bapak disini hanya ingin mengumumkan bahwa kalian akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di luar sekolah, khususnya untuk mata pelajaran seni."
Sorak sorai pun seketika terdengar. Mereka semua sangat antusias jika ada kegiatan di luar sekolah seperti ini.
"Berapa hari, Pak?" Salah satu murid bertanya.
"Hanya sehari doang, Siyeon. Tidak sampai berhari-hari."
"Yah... Gak asik banget," sahut Hyunjin kecewa. Padahal 'kan kalau ada acara nginep-nginep dia bisa sekalian modus.
"Tujuannya kemana aja, Pak?"
"Masih di sekitar Bandung kok. Rencananya sih ke Museum Barli, NuArt Sculpture Park dan Selasar Sunaryo Art Space."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Disegnàre || NoRen
Teen FictionJeno diberi waktu tiga bulan untuk bisa jago menggambar oleh Bundanya. Jika dalam waktu tiga bulan dia tidak bisa menunjukkan progres yang pesat, maka fasilitasnya akan dicabut semua. Jeno meminta solusi dari teman-temannya dan mereka menyarankan Je...