Happy Reading!!!
.
.
"JENO PAMIT PERGI DULU!!!"
Dia berteriak sambil berlari keluar rumah. Membuat Doyoung dan Jaehyun yang sedang mengobrol di ruang tamu menggelengkan kepalanya. Anaknya ini selalu keliatan semangat banget kalau mau pergi les.
Biasanya kalau hari Minggu kayak gini, Jeno sengaja bangun siang biar gak harus bantuin Doyoung bersih-bersih rumah.
"Menurut kamu, di tempat les Jeno itu ada apa ya?" Jaehyun bertanya.
"Ada calon menantu kita mungkin."
Jaehyun melongo, "Ha?"
•••^^•••
"Kamu masih jadi tutor pengganti, Njun?" Tanya sang ayah –Yuta– saat mereka sedang sarapan."Masih, Yah. Habis ini juga Renjun mau berangkat ke tempat les," jawabnya, "Emang kenapa, Yah?"
"Gapapa sih, tapi Ayah liat-liat, kayaknya kamu agak sedikit semangat ya setiap mau ngajar."
"Ah, perasaan Ayah doang mungkin. Renjun biasa aja tuh."
"Engga, Njun. Kakak juga ngerasa kayak gitu kok," sahut Kun.
"Tsk, Kakak diem aja deh, gak usah ikut-ikutan. Dan buat Ayah, gak usah sok tahu kayak gitu, Ayah itu 'kan pengusaha bukannya cenayang." Renjun malah menceramahi Ayah dan Kakaknya.
"Renjun udah selesai, pergi dulu, ya." Dia pun berdiri, mengambil tasnya dan pergi dari sana.
"Kita berdua malah diomelin, Yah."
Yuta mengangguk menanggapi anak pertamanya, "Iya. Tapi Ayah seneng akhirnya Renjun udah mulai ceria lagi."
•••^^•••
"Halo, Kak Jungwoo.""Hai, Jen. Hari ini, apa gombalan yang bakal kamu kasih?" Tanya Jungwoo iseng.
Jeno tertawa, "Gak ada, Kak," jawabnya, "Nanti ada yang marah," lanjutnya lagi.
Jungwoo menaikkan sebelah alisnya, "Hm? Siapa? Renjun?"
"Bukan, tapi tukang pel disebelah sana." Jeno menunjuk seseorang yang berada di area lorong dan Jungwoo melihat siapa yang ditunjuk oleh Jeno.
"BWAHAHAHAHAHA!" Dia malah ngakak sambil memegangi perutnya. Pacarnya disangka tukang pel sama anak muda di depannya ini.
"Lah, Kak? Kenapa ketawa?"
Jungwoo masih memegangi perutnya dan menetralkan napasnya, "Gapapa, cuma lucu aja karena kamu ngira dia tukang pel. Muka dia emang mendukung jadi office boy, sih."
"Loh? Jadi dia bukan tukang pel?"
CTAK!
Dahi Jeno disentil.
"Ngadi-ngadi ya lu, bocah! Seenaknya aja bilang gue tukang pel. Muka handsome gini emangnya cocok jadi tukang pel?!" Omelnya.
Jeno mengusap tengkuknya, "Sorry, Bang. Gue 'kan anak baru disini, jadi gue masih belum hapal orang-orangnya." Dia beralasan.
Pria tinggi itu menganggukkan kepalanya, "Ya ya ya, gue juga tahu kok. Oh iya, kenalin nama gue Lucas Satya Ganendra. Pacarnya Jungwoo yang suka lu gombalin itu," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Jeno buru-buru menjabat tangan Lucas, "Nama gue, Jeno Putra Pranaja. Terserah Bang Lucas mau manggil gue apaan, tapi jangan panggil gue bocah lagi, ya. Tengsin lah kalau nanti didenger sama uke-uke canci."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Disegnàre || NoRen
Подростковая литератураJeno diberi waktu tiga bulan untuk bisa jago menggambar oleh Bundanya. Jika dalam waktu tiga bulan dia tidak bisa menunjukkan progres yang pesat, maka fasilitasnya akan dicabut semua. Jeno meminta solusi dari teman-temannya dan mereka menyarankan Je...