Sedici

2.7K 464 50
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"BWAHAHAHAHAHA!" Eric tertawa lepas, "Jadi lu bisa pacaran sama Renjun kalau menang juara satu?!"

Jeno mengangguk lemah, "Sedih banget gak, sih? Padahal tinggal sedikit lagi cita-cita gue tercapai."

"Yaudah sih santai. Kan lu udah jago," sahut Hyunjin.

"Masalahnya, Renjun juga bakal ikutan, Bro! Lu tahu 'kan, dia pernah mengharumkan nama sekolah di tingkat nasional?! Ikut lomba apa?! Lomba gambar!" Jawab Jeno.

"Demi Renjun, kerja keras dikitlah, Jen. Ini masih mending 'kan dibanding lu harus saingan sama cowok lain?" Celetuk Sanha.

"Iya, sih..." Ucap Jeno menyetujui ucapan Sanha, "Okay! Gue bakal semangat demi bisa pacaran sama Renjun!"

Jeno menggebrak meja lalu mengepalkan tangannya dengan sorot mata yang terlihat berapi-api untuk memperjuangkan cintanya.
•••^^•••
Tak terasa, hari ini sudah hari Minggu lagi. Pertemuan kedelapan les menggambar Jeno akan segera dimulai. Namun, ada yang berbeda kali ini.

Karena, pemuda manis itu sudah dua hari tidak bisa hadir. Jadi Renjun digantikan oleh sang kakak untuk mengajar Jeno.

"Renjun kenapa sih, Kak?"

"Dia sakit, Jen."

"Sakit?! Sakit apa?!" Tanya Jeno panik.

Kun tertawa, "Kamu lihat sendiri aja nanti. Setelah beres les, mau mampir ke rumah buat jenguk Renjun?"

Tanpa berpikir dua kali, Jeno pun mengiyakan ajakan Kun.
•••^^•••
"Kakak pulang," ucap Kun saat dia sampai rumah.

"Adek ada dikamar, Yah?" Tanyanya pada Yuta yang sedang sibuk bermain ponsel.

Yuta mengangguk tanpa melihat si sulung, "Iya, dia 'kan gak bisa kemana-mana."

"Oh yaudah, aku nyamperin dia dulu, ya. Ini ada temennya yang mau jenguk."

"Siapa? Haechan atau Jaemin?" Tanya Yuta lagi tapi tetap tidak mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Dia lagi sibuk balesin chat WA bapak-bapak komplek lainnya.

"Bukan mereka. Jeno yang mau jenguk dia."

Yuta berhenti bermain ponsel lalu mendongakkan kepalanya, "Jeno?! Jadi kamu yang namanya Jeno?!"

Jeno yang sedang berdiri di belakang Kun terlonjak kaget. Kenapa Ayahnya Renjun tiba-tiba ngegas? Gue ada salah apa?!

Yuta berdiri lalu berjalan menghampiri pemuda di belakang anak sulungnya, "Kamu bener Jeno yang itu?"

Jeno mengusap tengkuknya canggung, "Yang itu gimana ya maksud, Om?"

Yuta mendorong pelan bahu kanan Jeno pelan, "Ah, masa kamu gak ngerti, sih. Kamu itu Jeno yang bentar lagi jadi pacar Renjun, 'kan?"

Mata sipit pemuda kelahiran april ini berkedip-kedip. Ini Ayahnya Renjun gak salah ngomong?!

Yuta melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jeno, "Halo? Jadi bener, ya?"

Sang pemuda pemilik eyes smile tertawa canggung, "Gimana ya, Om? Doain ajalah dulu, semoga bener kejadian, hehe."

Kun yang melihat jika Jeno merasa canggung dengan Ayahnya pun langsung memotong pembicaraan unfaedah tersebut.

"Ayah, aku bawa Jeno ketemu Renjun dulu, ya. Dia gak bisa lama-lama disini soalnya."

"Oh yaudah bawa aja sana."

[✓] Disegnàre || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang