Diciannove

2.9K 450 116
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Hueeeee~ Aku gak mau~" rengek Renjun sambil mencengkram pinggiran kasurnya kuat-kuat.

Kakinya sedari tadi terus ditarik oleh seseorang yang sengaja menjemputnya untuk lari pagi bersama di Car Free Day.

"Ayo olahraga, Ren. Biar badan kamu sehat," ucap orang itu pantang menyerah dan masih setia menarik-narik kedua kaki si mungil.

"Gak mau Jeno~ Gak mau~" tolaknya sembari menggelengkan kepalanya.

"Ayo dong, pacar. Masa gak mau sih badannya sehat?"

"Gak! Aku gak mau! Tanpa olahraga juga aku bisa tetep sehat! Kalau tahu gini, aku nolak aja jadi pacar kamu!"

Greb!

Jeno yang tadinya hanya berdiri dan menarik kaki Renjun, sekarang malah ikut tiduran dan memeluk tubuh mungil tersebut.

"Kamu kok ngomongnya gitu, sih? Jahat banget," dumel Jeno sambil ndusel-ndusel di lengan Renjun layaknya seekor anak anjing.

Renjun mendorong-dorong kepala Jeno menjauh, "Ih, sana! Jangan deket-deket!"

"Gak mau~ Aku mau peluk kamu aja~"

Ada yang ketinggalan berita? Iya, jadi Jeno dan Renjun sekarang udah resmi pacaran!

Ingat tentang janji Renjun kala itu? Yang bilang jika Jeno mendapat juara pertama di lomba menggambar yang diadakan sekolahnya, maka mereka akan berpacaran.

Tapi sebenarnya, Jeno tidak berhasil meraih juara pertama :(

Pemuda tampan itu berada di peringkat dua. Siapa juara pertamanya? Ya, Renjun sendiri.

Kok bisa pacaran? Kan hasilnya gak sesuai?

Ya gimana lagi yeorobun, mereka 'kan dua-duanya udah saling bucin, masa gak jadi pacaran hanya karena Jeno gak menang?

Lagian perjanjian Renjun waktu itu cuma bercanda doang.

Renjun juga gak mau ngelepas Jeno hanya karena perjanjian konyol kayak gitu. Dia gak sanggup kalau semisal ngeliat Jeno jadian sama orang lain atau ngeliat Jeno mesra-mesraan sama orang lain. Hihh, Renjun jadi bergidik ngeri sendiri.

"Ren, ayo lari, ih! Masa mau tiduran disini terus?"

Renjun menoleh, "Emang kenapa? Aku malessss banget, Jeno. Hari Minggu itu harusnya diisi dengan rebahan sepuasnya."

"Salah, gak kayak gitu. Malahan hari Minggu itu harusnya semangat, karena besoknya udah hari Senin."

"Aku jadi makin males, Jeno~ Udahlah, aku mau bobo lagi," ucap Renjun sambil menyembunyikan wajahnya di antara bantal-bantal.

Jeno menoel telinga Renjun, "Masa tidur lagi sih, sayang? Akunya dianggurin."

"Ya, gapapa. Kan gaada yang nyuruh kamu kesini juga," jawabnya.

"Ren, ayo kita suit. Kalau aku menang, kamu harus ikut lari tapi kalau aku kalah, aku bakal pulang dan ngebiarin kamu rebahan. Gimana?"

Renjun yang mendengar penawaran menarik itu segera mendongakkan kepalanya dan duduk.

"Ayo! Kenapa gak dari tadi sih nawarinnya?!"

"Baru kepikiran. Emangnya kamu yakin bakal menang?" Tanya Jeno usil.

"Yakin! Aku yakin banget kalau masalah suit! Ayo mulai!"

"Satu kali aja ya, Ren."

"Iya-iya, berisik, ah."

[✓] Disegnàre || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang