"Gue balikan sama Kalea."
"HAH?"
"SUMPAH???"
"LAH?"
"Kapan Jae?"
Jae menatap satu persatu raut wajah teman-temannya yang tampak sangat terkejut membuat Jae jadi salah tingkah sendiri.
"Awas jatuh cinta lo semua sama gue."
"Anjing."
"Briantara mulutnya!" seru Shaka.
"Ya maap, lagian ngeselin tuh si tua."
"Mulut lo haram banget Bri," balas Jae.
"Jae lanjut," suruh Shaka.
Jae menyenderkan tubuh di sofa, tampak mengingat kejadian beberapa hari lalu, "Gatau sih di bilang balikan apa enggak."
"Maksud lo?" tanya Wildan.
"Gue bilang ke Kalea jangan tinggalin gue buat kedua kali dan Kalea jawab ngangguk sambil senyum."
Jika di jabarkan bagaimana saat Jae meminta Kalea untuk tetap tinggal bersama dan jangan meninggalkan untuk kedua kalinya, jawaban Kalea adalah sebuah anggukan dan senyuman. Jae memang secara tidak resmi mengajak untuk kembali memulai hubungan seperti pacaran, Jae hanya ingin Kalea untuk tetap tinggal bersamanya.
"Balikan itu mah."
"Tapi gue nggak ajak dia buat pacaran lagi, Bri."
"Masa gitu aja lo nggak paham sih?" geram Brian.
"Ternyata pilihan gue buat unstan Jaeenan makin yakin, dia bodoh ternyata," balas Doddy.
"Bisa nih."
Doddy melirik Jae, "Bisa unstan lo?"
"Bisa gue timpuk kepala lo."
"Panteslah Mbak Kalea baru mau sama lo sekarang, lo galak sih."
"Galakan dia tau, Dot," kata Jae dengan raut wajah sedih.
"Pantes sih."
Jae menoleh pada Wildan, "Apaan?"
"Lo emang pantes di galakin."
"Kenapa pada galak-galak sih sama gue," gumam Jae.
Berbagai celotehan berlanjut, suara tawa menghiasi ruang TV kamar apartemen Jae sampai tengah malam. Berbagai bungkus cemilan dan minuman botolan menjadi saksi atas percakapan dari penting sampai tidak. Wildan yang mulai menguap membuat Shaka melirik jam dinding.
"Jae, gue nginep."
Kalau Shaka sudah bilang begitu biasanya pukul sudah lebih dari jam sebelas malam.
Brian ikut melihat jam, "Gue juga."
"Mas Bri nginep gue, mager naik juga."
Mata Wildan melebar, "Anjir lupa hubungin Nana, bentar ya," kata Wildan berdiri mengambil ponsel di atas meja.
Suara kaget Wildan membuat yang lain menoleh, sudah di pastikan layar ponsel Wildan penuh dengan missed call dan chat dari Milena.
"Milena marah?" tanya Shaka.
"Enggak."
"Tumben?"
"Katanya dia udah tau gue nginep, ada yang bilang ke Nana?"
"Gue," jawab Jae.
"Eh iya?"
"Lo kan suka lupa kabarin bini kalo udah di sini," balas Jae.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] For Us - DAY6 Jae ✔️
Fanfiction"Apa kabar?" Pertanyaan klasik tapi mampu membuat saya tidak berkutik setelah menjabat tangannya. Tangan hangatnya menggenggam tangan saya sembari memberikan senyuman. ✨ Kisah dari dunia "Time of Our Life" ✨ Before you read this story, please make s...