12. Perihal Jae

340 49 0
                                    

Mataku yang menatapmu, bibirku yang tersenyum saat melihat dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku yang menatapmu, bibirku yang tersenyum saat melihat dirimu.











Kalea melepas sabuk pengaman, memegang handle pintu mobil untuk segera keluar tapi Jae menahan. Wajah Jae mendekat membuat Kalea memundurkan wajah, menahan nafas. Helaan nafas Jae menyapu wajah Kalea, jangan salahkan Kalea jika hari ini jantungnya bekerja keras, salahkan Jaeenan yang tiba-tiba bergerak tanpa aba-aba membuat Kalea terlonjak.

Jae merapihkan masker kemudian menutup kepala Kalea dengan tudung hoodie, "Biar lo aman."

Wajah Jae menjauh, Kalea menghela nafas panjang dengan wajah memanas. Masih sama, Jae dengan segala gerakan tiba-tiba.



Mereka sudah berada di dalam gedung perusahaan, menaiki lift kemudian keluar di lantai lima, "Kal, maaf ya harus mampir sebentar."

"Gapapa kok."

Menelusuri lorong perusahaan membuat Kalea tenganga kagum. Mulai dari interior serba putih sampai besarnya ruangan sungguh kali pertama bagi Kalea melihat.

"Kalea ya?"

Kalea mengernyit ketika seorang wanita berambut panjang dengan poni tipis, mata bulat, pipi yang menggemaskan, serta beberapa tatto menghampiri.

"Iya, saya Kalea."

Wanita itu mengulurkan tangan dengan melempar senyum, "Hai, gue Jihan managernya Jae."

Bibir Kalea terbuka tanpa sadar, mengangguk, "Makasih banyak buat—"

"It's okay! Akhirnya gue ketemu sama lo secara langsung. Pantes aja Jae galau banget pas putus, ternyata lo gemes banget," kata Jihan melirik Jae.

Jae yang di lirik mengalihkan pandangan, memegang kedua bahu Kalea dari belakang mengajak untuk masuk ke ruangan.

"Ayo masuk," ajak Jae.

Ruangan yang cukup besar berisi berbagai instrumen menyambut mata Kalea, lagi-lagi membuat Kalea tidak berkedip. Mulai dari drum, bass, gitar, keyboard ada di sana. Beberapa foto album Jae pun terpanjang.

Jae mendudukan Kalea di salah satu sofa, "Lo tunggu sini dulu ya sama Jihan, gue harus ke lantai atas. Ji, awas lo apa-apain," kata Jae sebelum berlalu.

"Tenang aja cewek lo aman."

Kalea masih melihat sekitar, mengamati setiap sudut ruangan.

"Thanks ya Kal."

Kalea menoleh heran, "Kayaknya saya melakukan kesalahan deh tapi kenapa lo— maksudnya kenapa kamu bilang makasih?"

Jihan terkekeh, "Santai juga gapapa kok, senyaman lo."

Kalea mengangguk dengan senyum tipis sebagai jawaban. Sebelumnya Kalea tidak tau apapun tentang Jihan, membuat Kalea benar-benar tidak tau harus memulai percakapan dari mana dan tentang apa.

[1] For Us - DAY6 Jae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang