Pintu lift terbuka, Jae bergeser ketika seorang wanita yang sepertinya lebih tua dari Jae masuk. Jae melihat kartu akses di tangan wanita itu kemudian memberi salam dan senyum pada sesama penghuni.
"Lantai berapa?" tanya Jae berniat untuk menekan tombol karena kebetulan Jae berada di ujung kanan lift.
"Lobby Mas."
"Baik."
Jae baru saja dari mini market membeli beberapa minuman botol dan makanan instant untuk Enam Kawan yang berada di dalam kamar apartemennya.
Pintu lift kembali terbuka di lantai 15, Jae menoleh memberi senyum pada wanita tersebut sebelum keluar karena tadi hanya ada mereka berdua.
Dering ponsel membuat langkah Jae terhenti, menampilkan nama Brian di sana.
"Kenapa?"
"Tolong sekalian beli sabun, habis."
"Bri, gue udah di atas."
"Turun lagi Mas, sekalian olahraga hehehe makasih ya."
Sambungan terputus sebelum Jae menjawab. Jae memperat hoodie hitam di tubuh, mengutuk Brian yang menyuruhnya kembali ke mini market untuk membeli sabun mandi. Bibirnya terus mengoceh tapi tetap berbalik menuju lift untuk turun ke bawah.
Bel mini market berbunyi dengan terbukanya pintu. Jae menelusuri rak bagian sabun kemudian berpindah ke rak sebelah membeli beberapa cemilan sesuai pesanan Brian. Antrian membayar tidak terlalu ramai membuat Jae bernapas lega, setidaknya Jae tidak harus berlama-lama di dalam."Cewek kayak gitu pasti manfaatin temen lama buat cari keuntungan apalagi di berita katanya dia sama Jae dekatkan."
Suara perempuan. Merasa namanya di sebut Jae melirik dari balik tudung hoodie, merapatkan masker agar tidak satu orangpun menyadari keberadaannya. Jae memutar bola mata, sudah paham apa maksud pembicaraan. Jae mengulum bibir sebisa mungkin menahan emosi, padahal mulutnya sudah gatal ingin bereaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] For Us - DAY6 Jae ✔️
Fanfiction"Apa kabar?" Pertanyaan klasik tapi mampu membuat saya tidak berkutik setelah menjabat tangannya. Tangan hangatnya menggenggam tangan saya sembari memberikan senyuman. ✨ Kisah dari dunia "Time of Our Life" ✨ Before you read this story, please make s...