38

751 21 4
                                    










semuanya berteriak saat nadia mendorong karin namun sebuah pisau melayan hingga tali itu terpotong nadia jatuh dari ketinggian ke bawah beruntung  bima dengan sigap menangkap mski dia harus menahan rasa sakit . nadia menatap ke arah lain , lalu berlari andrea tak bisa kabur karena jenni menendang gadis itu hingga terjungkal kebelakang . dana dan jenni mengikat tangan andrea . sedangkan dianta mengejar nadia. 

 nadia berlari keluar , dohwan dan dianta terus berusaha mengejar , sialnya lari nadia cukup kuat . hingga hal yang tak terduga terjadi sebuah truk melintas di hadapan nadia dan menyapu wanita itu hingga terpental begitu jauh. dianta menutup matanya begitu juga dohwan  yang memejamkan matanya terlalu syok dan juga takut. pertama bagi mereka melihat hal seperti ini. 

" bagaimana ini ?" tanya dianta 

" kita harus menunggu polisi datang , bagaimana pun ini murni tabrak lari bukan kesalahan kita " dianta menganggukan kepalanya, dohwan mendapat pesan jika bima ayah karin sudah pergi lebih dulu ke rumah sakit.  dianta dan dohwan masih menunggu polisi untuk mengotopsi jenazah nadia nantinya. 








at hospital 

bima memeluk istrinya yang menangis histeris, bahkan afina dan aldi tidak menyangka jika andrea yang merekaanggap nbaik malah melakukan tindakan buruk pada karin. hanya karena dendam gadis itu tega menyakiti karin. jenni datang dengan dana sambil membawa beberapa cemilan di tangannya. mereka ber 4 duduk hingga dianta dan zion datang . 

afina memeluk zion yang datang dengan dianta, mereka malah sekarang fokus ke dianta yang begitu terlihat lesu. mereka tahu jika dianta pasti sangat khawatir dengan karin , dianta menundukan kepalanya mengusap wajahnya dengan kasar dia bingung .  selain itu dianta juga belum tahu ke adaan rumahs ejak tadi 

" kak " dianta melihat ke arah kanan dimana jihan datang dengan daren , dianta memeluk adiknya itu bertanya ada apa sampai jihan berlarian ksini. 

" mama , dia masuk rumah sakit " perkataan jihan membuat dianta terkejut , langsung saja dianta berlari meminta jihan mengantarnya ke kamar rawat ibunya. di sana di depan UGD  ayahnya danu duduk dengan wajah begitu kalut . tanpa banyak bicara dianta menarik kerah baju ayahnya melayangkan pukulan tanpa henti. semua perawat syok berteriak histeris melihat dianta yang memukul membabi buta. 

" ta sadar woee bokap lo nih " dianta masih berusaha memukul  beruntung dana dan zion ikut melerai . 

" mau apa ? puas buat mama kayak gini puas . anda mulai sekarang tidak usah temui mama lagi . pergi dari hadapan mama , kalau perlu cerain mama " perkataan dianta membuat jantung danu berdetak begitu cepat , hal ini tidak akan pernah terjadi dalam kamus danu . dia sangat mencintai intan. 

danu berlutut di kaki sang putra memohon agar putranya tidak mengatakan kalimat itu, bagi danu , intan adalah segalanya. dia menyadari jika dirinya sangat bersalah tapi dia tak sanggup jika harus melepas intan . mereka sudah bersumpah di depan tuhan dan hal itu tidak akan mereka ingkari . 

dianta menghempas tangan daren lalu berlalu pergi begitu saja meninggalkan semua orang yang ada di sana. perasaan dianta begitu kacau , ibunya yang masuk rumah sakit dan ke adaan karin yang masih belum ada kabar . dianta memijat kepalanya yang terasa sangat sakit . dianta tak tahu harus melakukan apa , dia begitu  stres dan tertekan . 


" minum " dohwan memberikans ekaleng minuman pada dianta, lelaki itu melihat bagaimana dan apa yang terjadi tadi. dohwan cukup terkejut melihat dianta menghajar ayahnya tanpa ampun. tapi dohwan memahami hal itu , wajar jika dianta marah tidak ada serang anak yang tega melihat ibu nya di perlakukan begitu buruk seperti itu. 

" karin baik - baik aja , cuman ada retak di beberapa tulang nya tapi dokter bilang dia akan baik - baik saja " dohwan mengatakn itu membuat dianta mengangguk dia masih terlalu  kalut . hingga tidak bisa berfikir terlalu jernih , masalh datang terlalu beruntun padanya hingga membuatnya ketakutan dan juga sakit. 

" lo mening urus ibu lo dulu , karin bakal aman tenang aja , selesain baik - baik jangan ngambil keputusan seperti itu , lo gak tahu apa yang ibu lo mau , bisa saja ibu lo bakal ngasih kesempatan buat ayah lo kan " mendengar perkatan dohwan dianta di buat dilema , dia juga memikirkan hal itu melihat bagaimana ayahnya berulut di deannya hanya meminta agar tidak berpisah dengan ibunya membuat hati dianta terasa sakit. 

" gue bakal cobak " lirih dianta 

" lo butuh waktu sendiri , tapi jangan sampai lo larut dalam masalah ini " dohwan menepuk bahu dianta meninggalkan lelaki itu sendiri untuk menenang kan fikirannya . bagaimana pun dianta masih muda dan belum bisa melakukan hal dewasa berfikir secara rasional , remaja dia hanya masih anak remaja yang emosinya masih meluap - luap. 

 dianta pov 

 aku lihat ke arah ruangan dimana ibu sudah di pindahkan , ayah terus saja menggenggam tangan ibu dengan erat . jika melihat hal ini bagaimana aku bisa tega membuat ibu menjauh dari ayah.  tapi apa yang ayah lakukan membuat ku terluka , ibu sampai seperti ini pun pasti karena tidak terima dengan apa yang ayah lakukan padanya. 

secara tiba - tiba air mata jatuh dari mataku , terlalu sakit dan menyesakan 2 hal buruk menimpa sekaligus. karin yang  terluka dan ibu yang tersakiti. keduanya adalah orang yang berharga dalam hidupku mereka orang yang membuat hidupku menjadi lebih baik. Kini keduanya berada di rumah sakit yang smaa dan sama - sama terluka. 

apa yang bisa membuat hal ini terlihat tidak buruk , aku hanya bisa terdiam menunggu agar semuanya baik - baik saja . menunggu takdir akan membuatku menjadi lebih baik di masa depan. menunggu keputusan tuhan mengenai jalan hidupku . 

 dianta end 










 tbc 


 mendekati akhir cerita 

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang