5

3.3K 82 0
                                    





Lapangan pagi ini di penuhi dengan siswa yang mengenakan pakaian olahraga . kelas olahraga akan di laksanakan oleh kelas MIPA dan juga Bahasa . itu artinya kelas Karin dn juga dianta akan bertemu , Karin cuek saja sambil menikmati makanan di lapangan melihat para siswa yang silih berganti memasukan bola ke dalam ring basket.

Saat guru olagraga meniup peluit semua siswa berkumpul di area lapangan. Guru meberi arahan akan di adakannya pertandingan antar kelas terutama anak bahasa dan mipa. Tentu saja kedua kubu akan saling bersaing. Dianta maju bersama dana dan zion . begitu juga aldi yang maju bersama kelas lain memilih pemain terbaik.

Saat bertanding mata dianta menangkap Karin yang memegang susu pisang sambil member semangat kepada aldi. Dengan wajah kesal dianta menatap aldi, tentu saja aldi yang di tatap menelan ludahnya kasar.

" rin lo semangatin dianta aja ya, gue gak mau mati muda " kata aldi menemui Karin

" kok gitu ? kita kan lawan mereka aldi masak Karin semangatin kelas lain aneh deh sana masuk sana " aldi sudah menatap gugup kea rah dianta yang seperti hendak menjadikannya sosis bakar .

" woles kali dia sama Karin kan udah temenan dari orok nah lu , baru masuk kayak daki aja gak usah sok memiliki .. ayok main " dana emang bermulut lemes dan nusuk . kalau bukan temen ingin sekali dianta menjadikannya keset sepatu biar tau rasa. Sayangnya mereka udah bareng dari SD .

Pertandingan di mulai dengan penuhsemangat sorakan masing – masing jurusan membuat suasana lapangan begitu rmaia. Kelas bahasa mencetak lebih banyak skor dari pada anak MIPA . Karin member tahu afina jika dia akan ke kantin sebentar . dianta melihat kea rah penonton dimana Karin pergi langsung mengoper bola yang dia bawa.

Pertandingan akhirnya berakhir dengan skor anak bahasa 50 dan anak mipa 38. Kekalah yang cukup telak bukan aldi menghampiri afina yang duduk dengan memberikan handuk kecil kea rah aldi. Dari jauh Karin berjalan dengan sebotol minuman di tangannya.

" stop " Karin menghentikan langkahnya saat sebuah tangan menghadangnya. Karin menatap dianta yang menghadannya lalu menatap dirinya. Ada raut wajah bingung dari wajah cantik Karin .

" minumannya buat gue " Karin melebarkan mulutnya berusaha merebut lagi namun dianta malah mengangkatnya semakin tinggi membuat Karin susah untuk mengambilnya.

" kenapa ini buat aldi ? so sekarang ini buat gue gak usah protes ok " dengan se enak jidat dianta membuka tutup botol minuman tersebut dan meneguknya di depan Karin lalu berlalu pergi begitu sja.

" minumannya kan belum bayar " Karin mendengus kesal dia harus ngutang dengan ibu kantin karena ibu kantin tidak punya kembalian. Dengan langkah kesal Karin berjalan menuju lapangan dimana afina dan aldi duduk sambil mengobrol.



Saat akan duduk badan Karin di dorong dari belakang hingga Karin terjerembab ke depan . melihat hal itu seluruh penghuni lapangan menatap Karin yang terjatuh. Afina yang menatap Karin lalu beralih kea rah belakang dimana di sana ada jenni yang suidah berdiri dengan wajah angkuh. Bagimana anak IPS bisa ada di lapangan.

" eh tante jablay ngapain lo disini ? gak punya otak lo " kata afina

" ups gue kan mau ke toilet terus liat ada kuman ya gua dorong " kata jenni

" what kuman ! lo gak yang bakteri aktif penyerang radang usus " aldi berteriak tak kalah cemprengnya dengan afina. Merekapun menjadi bahan tontonan. Karin yang melihat temannya bertengkar segera berdiri dan menengahi temannya itu.

" udah deh fin aku gak papa kok aldi juga Karin gak apa apa kok " mendengar itu malah semakin membuat jenni ungin menghantam kepala Karin dengan sepatu mahal miliknya.

" denger ya anak tolol , lo gak usah sok kecantikan deketin yayang dianta gue. Lo gak sebanding dengan dia . lo cocoknya sama aruf yang anak culun kelas ips " mendengar itu Karin hanya menatap jenni wajahnya berubah datar.

Sisi lain seorang Karin adalah tak terima jika dirinya di rendahkan apalgi jika dia tak memiliki salah dengan orang bersangkutan. Jenni sepertinya belum pernah melihat seorang gadis seperti Karin menghajarnya hingga berubah menjadi ranting kayu yang tidak berbentuk.

" ngapain lo tante pengkolan " dana datang dengan dianta dan zion

" dianta " panggil jenni dengan penuh kecentilan membuat dana dan aldi mau muntah melihat tingkah gadis itu.

" minggir " dianta mendorong jenni dan memilih menghampiri Karin yang sepertinya terdapat luka kecil di punggung tangan gadis tersebut. dengancepat dianta menarik Karin dan membawa gadis itu menuju UKS. Jenni yang melihat halt u hatinya menjadi panas.

Dia sudah bersusah payah mendekati dianta sejak masuk sekolah disini namun sialnya lelaki itu tidak pernah melihat ke arahnya. Bahkan meski dianta suka bermain perempuan jenni tak pernah menjadi pilihannya.



At UKS

Karin sedikit meringis saat dianta mengobati lukanya , karinsedikit meremas bantal dengan tangan kanannya menaan perih karena luka di tangan kirinya. Dianta meniup punggung tangan Karin mencoba membuat Karin tidak kesakitan karena alcohol.

' lain kali lo tonjok aja mukaknya gak usah di diemin " kata dianta membuat Karin tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

" udah kan ?" Tanya Karin

Dianta berdiri dan menatap Karin yang terduduk di ranjang uks , wajah mereka begitu dekat Karin hanya menatap dianta. Keduanya saling pandang entah kapan dianta hanya menatap bibir Karin , bibir yang lembab dan begitu alami berwarna pink.

Karin hendak memalingkan wajahnya namun dengan cepat dianta menahannya dan mendekatkan wajhnya kea rah Karin. Keduanya saling pandang sebelum Karin akhirnya menutup matanya. Melihat hal itu dianta tersenyum kecil lalu mengecup hidung Karin membuat gadis itu membuka matanya.

" dianta.... " perkataan Karin terpotong saat dianta melumat bibirnya dengan reflex Karin mengalungkan tangannya ke leher dianta mencoba menerima ciuman dianta dan mengikuti permainan lelaki itu. dianta semakin berani dengan mengangkat Karin mendudukan karindi pangkuannya . keduanya berciuman dengan lembut menikmati perasaan masing – masing lewat ciuman.

" jadi milik gua Karin " dianta






Tbc 




gimana - gimana ? jangan lupa vote ya guys buat bikin semangat bikin ceritanya 

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang