26

605 25 8
                                    



Karin duduk termenung di dalam kelas setelah kepergian dianta.  Dia khawatir kemana dianta pergi.  Jika karin keluar sekolah atau membolos itu  hanya akan membuat masalah saja. 

"Mikirin dianta? " tanya afina yabg datang bersama andrea dan juga aldi.  Mereka tahu masalah ayah dianta yang terlibat affair dengan seorang wanita.

"Lo gak perlu khawatir rin,  pasti dianta butuh waktu nenangin diri aja " aldi berusaha menghibur karin, meski gadis itu masih tetap saja terlihat murung. 

Guru datang mereka akhirnya bubar memilih menuju bangku masing - masing. 







Dianta mengamuk di kantor ayahnya, setelah foto itu keluar jihan yang menyusul dianta menuju kantor ayahnya.  Disana bahkan sang ibu intan juga ada di sana.  Intan terus saja menangis , jihan berusaha menenangkan ibunya itu. 

Danu sudah nyaris tidak sadarlan diri karena pukulan sang ayah.  Bulan hanya danu, dianta menatap datar keluar pintu.  Tujuannya sekarang hanyalah mencari wanita yang dianta tahu. 

Semua pegawai was - was melihat anak dari sang CEO mereka menatap datar.  Wajah dianta mengeras saat melihat wanita dengan pakaian kurang bahan.  Senyum sinis dianta keluarkan dengan langkah santai dianta berjalan sambil melonggarkan dasinya. 

"Haii " sapa dianta membuat wanita itu terkejut namun dengan segera menetralkan ekspreai wajahnya. 

"Anak pak danu " manis wanita itu sambil menatap dianta membuat lelaki itu muak setengah mati.  Dianta berusaha keras agar tidak meninju rahang wanita di depannya. 

"Anda lumayan sexy, pantes aja si tua bangka itu tergoda " smirk dianta membuat wanita itu menatap dianta datar. 

"Apa mau mu? " wanita itu bertanya
"Di bayar berapa per malam? " wanita itu mulai keholangan ke sabaran.  Beberapa pegawai yang melihat mereka menjadi tertarik.  Bahkan beberala orang mulai berbisik mengenai wanita itu. 

"Kamu jangan asal nicara anak kecil! " bentak wanita itu

"Anak kecil..  Tante eh gak nadia nama  anda nadia..  Hahaha..  Di bayar berapa kuat gak di ranjang?  Mau muasin saya gak? " kata penuh ejekan dianta keluarkan pada nadia.  Membuat wanita itu geram setengah mati. 

"Kamu!  Anak tidak sopan dan tidak berpendidikan.  Bicaralah yang sopan pada orang tua! " nadia marah malah membuat dianta senang. 

"Lagian tante saya di ajarin soan santun kok,  dan lagi satu saya yang tante sebut anak kecil,  bisa buat anak kecil lo tan hati - hati " bisik dianta di akhir kalimat lalu meninggalkan nadia yang memerah karena merasa di rendahkan. 



"Argh!!!!  Anak sialan! " maki nadia,  semua pegawai menatap penuh jijik ada nadia.  Selama image nadia aangat baik tapi tidak di sangka dia benar - benar buruk. 


"Awas aja saya bakal balas kamu dianta! " nadia mengeram lalu pergi meninggalkan kerumunan orang yang bergosip tentangnya. 





Skip time



Karin pov

Aku masih berusaha menghubungi dianta namun lelaki itu tidak menjawab sama sekali.  Entah kemana dia pergi sampai tidak ada kabar.  Bahkan jihan mengatakan jika dianta entah kemana. 

Aku tengah berada di sebuah kursi di bawah pohon besar.  Ku pandangi segala arah berharap jika dianta muncul tiba - tiba.  Namun rasanya itu tidak mungkin terjadi.  Tidak mungkin dianta pergi begitu saja. 

"Karin! "

"Jenni " gadia itu jenni sudah lama aku tidak melihatnya.  Sepertinya dia sibuk karena sudah menkadi model selarang. 

"Sini duduk " panggil ku saat gadis itu datang ke arah ku. 

"Gimana soal peneror lo? " tanya jenni padaku. 
"Masih sama orang itu masih suka nerror entah apa motif nya " balas ku.

"Rin gue curiga peneror itu ada di antara lo,  gue curiga sama salah satu temen lo " aku mengerutkan dahiku kenapa jenni bisa mengatakan itu.  Tidak mungkin jika salah satu temanku tega melakukan itu padaku.




Karin end


Karin berjalan pulang setelah berbincang dengan jenni.  Karin masih tidak percaya jika peneror  adalah salah satu dari sahabatnya.  Karin melewati sebuah tempat ngopi awalnya biasa saja namun tatapan karin menajam saat melihat sosok lelaki.

Dianta

Pria itu tengah berpelukan dengan seorang gadis.  Seketika saja karin meneteslan air mata.  Gadis itu bukan jihan tapi entah siapa.  Karin mengambil ponselnya mengetik sebeuah pesan. 

Karin
Lagi dimana?

Dianta
Di tempat ngopi

Karin
Sama siapa?  Aku boleh kesana?

Dianta
Gak usah aku sama anak - anak
Kamu istirahat aja


Karin tertawa lirih dianta membohonginya dan itu sangat menyakitkan bagi karin.  Dengan wajah penuh kekecewaan karin pergi dari tempat itu.  Membawa semua rasa kecewa yang dia miliki. 

Entah apa alasan dianta berbohong karin pun tidak tahu.  Yang jelas dianta sudah kembali mengecewakannya.  Dan jika terus begini karin mungkin akan menyerah apda pria itu. 






Dianta menatap wanita di depannya dia tidak tahu kenapa bisa memeluk gadis di depanya.  Bahkan dianta berbohong pada karin. 

"Udahlah mening lo pulang kasian nyokap lo kalau di tinggal sama jihan aja " kata gadis itu sambil mengelus tangan dianta.

"Lo bener makasi ya,  kalau gitu gue balik duluan " gadis itu tersenyum melambaikan tangan pada dianta yang masuk ke dalam mobil.  Selepas kepergian dianta gadis itu tersenyum licik. 

Misinya sukses membuat dianta mulai tidak perduli dengan karin.  Namun gadis itu tidak tahu jika seseorang menatap tidak percaya ke arahnya.  Dia bahkan tidak percaua bahwa gadis itu berani melakukan itu pada karin. 

"Sialan licik banget tuh cewek! " maki jenni. 








Dianta Pov

Aku tidak tahu mengapa aku bisa bebohong pada karin.  Saat pergi dari kantor papa,  aku memilih pergi ke tempat ngopi.  Hongha bertemu dengan dia. 

Anehnya aku malah menerima pelukan sukarela dari dia.  Sial kenapa aku jadi kacau seperti ini.  Ini bukan gue banget.  Karin gue harus hubungin karin. 

Sudah 30 menit gue coba telpon lirim pesan ke karin tapi gadis itu tidak membalas satupun pesanku.  Sialan agak mungkin kan dia liat aku tadi.  Tapi kayaknya dia di rumah apalagi dia bilang mau nyusul artinya bisa saja dia rumah. 

Tapi moga saja ini gak bakal bawa hal buruk.  Gue cuman harus berfikir positif dan ber harap esok semuanya akan menjadi lebih baik.




Dianta end















Tbc

Waha kangen juga hahahaha..  Jangan lupa vote ok see uuuuu

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang