22

678 22 1
                                    



Maaf kalau ada typo ya gaesu maklum buat nya ewat HP. Aku sering males bukak laptop heheheheh. Jadinya kadanga fa typo kalau di HP tolong di maklumi.

🙏🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤







Karin keluar dari mobil, hari ini dia di antar ayahnya. Wajah bahagia tidak luput dari karin. Ayahnya datang saat jenni pamit pulang dari rumahnya.

"Mau di jemlut nanti? " tanya sang ayah
"Gak usah pah, aku ada acara sama anak - anak tar " mendengar jawaban putrinya bima ternyum dan membentuk isyarat OK pada sang putri.

Selama berjalan di koridor sekolah karin melihat kesekeliling. Jenni mengatakan jika dia curiga jika penoror adalah seorang siwa di sekolah ini. Awalnya karin sedikit meragukan perkataan jenni.

Namun jika di ingat - ingat, teror yang karin dapat tidak hanya di rumah tapi di sekolahpun dia juga mendapatkan teror tersebut.

Tuk

"Astaga afina! " karin berteriak karena sahabatnya itu memukul kepalanya. Meski tidak keras karin jadi terkejut sendiri.

"Makanya jalan jangan sambil halu" tutu afina

"Eit eit, bawa apa tuh? " afina jadi salah tingkah sendiri. Dia memang belajar memasak baru - bari ini. Tentu saja semua dia lakukan untuk zion. Melihat wajah malu afina, karin menjadi gemas dan mencubit pipi afina.

"Gak usah malu tahu, tapi masakannya gak beracun kan? " afina melotot horor dengan langkah cepat karin berlari membuat afina berteriak sangat kencang. Yang di teriaki hanya tertawa puas sambil lari menuju kelasnya.

Bruk

"Akh! " karin memegang kepalanya yang terbentur. Namun dia melihat ke depan ternyata dia menabrak jihan.

"Astaga kakak gak apa - apa kan? " jihan membantu karin untuk berdiri

"Gak apa - apa kok" karin merapikan penampilannya. Jihan tersenyim melihat karin, dia sangat bersyukur karena dianta telah menemukan wanita yang baik. Dia yakin dianta akan bahagia dengan karin nantinya.

"Kenapa? " karin menatap bingung jihan

"Kak, ayo kita bicara saat jam istirahat nanti. Aku akan menceritakan semua tentangku dan kak dianta " karin ingin menolak tapi dia juga sangat penasaran. Mungkin saja dengan ceritajihan, karin bisa tahu apa perasaan jihan masih sama seperti dulu atau tidak.

"Baik lah, jam istorah di perpus ok " karin melambaikan tangan pada jihan yang juga tersenyum padanya.





Dianta lelaki itu sibuk bermain game dengan zion dan dana. Selama jam masuk pertama ketiganya memilih bolos dan berada di rooftop.

"Ta, lo udah cinta sama karin? " tanya dana

"Gue sedang mencoba dana, lo tahu kan gue gak bisa secepet itu bisa lupa. Apalagi sekarang jihan selalu gue lihat. Mau di rumah mau di sekolah. Lo bisa bayangin sendiri gima susahnya buat gue " dana menghelah nafas. Dia ingin sekali memberi tahu dianta soal teror yang di dapat karin.

"Ehhh lo tahu gak, kemarin si alrik anak sebelah kena teror " kata zion
"Gila berani bener tuh neror si raja lanka " kata dana

"Lo tahu dari mana? " tamya dianta serius. Yang dia tahu alrik adalah seorang pria yang cukup bajingan bahkan lebih bajingan dari dirinya. Dianta kenal alrik karena mereka pernah bertemu di game center saat masih kelas 1 SMA.

"Warung tempat kita nongkrong dulh, si mpok hanum yang gosip. Parahnya alrik sampai masuk rumah sakit kmengirim e tabrak mobil gila gak tuh " zion berbicara dengan semangat.

"Berani juga dia bikin raja lanka sekarat " dianta berujar

"Kalau yang di teror karin sama jihan ke nolongin siapa dianta? " panving dana membuat wajah dianta berubah datar. Entah kenapa sekarang dia jadi benci dengan pilihan seperti ini.

"Kenapa gue cuman nanyak " dana menagap dianta dan zion. Meski dana berharao jika dianta akan menjawab dan memilih karin untuk di selamatkan lebih dulu.

"Berhenti ngasih gue pilihan! Gue gak suka! Keduanya berharga buat gue! ". Sentak dianta lalu berlalu lergi meninggalkan ke dua sahabatnya yang masih menatap kepergian dianta.







At perpus

Jam istirahat sudah terdengar karin menepati ucapannya untuk bertemu dengan jihan. Karin mengirim pesan pada dianta jika dia tidak bisa makan bersama.

Karin melihat kesegala arah dimana di pojok perpus ada jihan yang sudah duduk sambil melambaikan tangan padanya.

"Lama? " tanya karin
"Nggak kok aku juga baru sampai sini " mereka berdua mulai berbicara serius.


"Hah... Aku bener-bener minta maaf kak. Karena aku hubungan kalian jadi sulit. Aku dan kak dianta adalah saudara angkat diamana aku hanya anak angkat keluarga kak dianta. Awalnya semua berjalan baik sampai suatu masa aku dan kak dianta mulai saling menyukai. " jihan menjeda ucapannya sebelum melanjutkan ceritanya.

"Awalnya semuanya baik, kami merahasiakan hubungan kami dan menjalaninya dengan baik baim saja. Di depan prang tua kami terlihat seperti kakak beradik pada umumnya. Namun aku mulai resah saat melihat wajah bahagia ayah dan ibu. Aku mulai merasa jika apa yang aku dan kak dianta lakukan salah. Hari itu juga aku mencari pencerahan dan tidak menghiraukan kak dianta. Saat masuk kelas 1 SMA aku memilih mengakhiri hubungan terlarang itu. Kak dianta ridak terima dan marah padaku. Tapi aku tetap bersikeras bahkan meminta ayah dan ibu menyekolahkanku di thailand. Dan disitulah akhir kisah kami. Aku berusaha melupakan perasaan ku pada kak dianta dan memilih membuka hati dengan pria di sana" jihan menyelesaikan ceritanya.

Karin kini bingung, setelah mendengar cerita jihan. Dia tidak tahu harus menanggapi jihan seperti apa. Dia mulai di lnda lerasaan tidak enak karena mengira jihan akan kembali membuat dianta berpaling darinya.

"Lalu apa dianta masih menyukaimu? " tanya karin hati - hati.

"Aku tidak tahu, tapi yang aku rasakan adalah kak dianta hanya terobsesi dan tidak terima aku mengakhiri hubungan kami. Tidak ada cinta di matanya seperti dulu. Kak, kamu harus lebih sabar menghadapinya apa lagi, kak dianta sedang dalam Masa sulit " karin menganggukan kepalanya dia tersenyum dan memeluk jihan. Sepeprtinya dia akan mulai mencoba menjadikan dianta pria yang hanya mencintainya.








Dianta mendapat sebuah pesan dari anak buahnya. Rahangnya mengeras saat melihat foto diman ayahnya tengah duduk berduaan dengan seorang wanita muda.

"Sial! Tunggu! Tunggu gue buat kalian menyesal hianatin mama! " geram dianta, langsung saja dianta mengirim pesan pada anak buahnya untuk terus mengawasi ayahnya.








Tbc






Gimana nih kabarnya besok oemilu gak sih? Kalian pada ikit pemilu gak nih.

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang