20

842 24 8
                                    

Karin menangis melihat diama sebuah kotak berisi fotonya dan dianta di sobek dengan bangkai kucing di dalam nya.  Setelah mendapat pesan tadi karin pulang ke rumah karena hari sudah malam. 

Dia fikir pesan itu bohongan,  tapi sekarang dia malah melihat fotonya dan dianta di sobek dan berlumuran darah.  Afina dan andrea membuka kamar karin saat gadia itu mengirim pesan. 

"Tentang kar udah aku singkirin " kata andrea yang melihat afina memeluk gadis itu.  Afina kesal dan marah siapa yang tega melakukan hal ini kepada sahabatnya.

"Tapi apa motif pelaku teror? " andrea bertanya  sambil menatap afina dan karin.  Mereka berdua juga bingung apa motif pelaku melakukan hal ini. 

"Apa dia ngelakuin ini karena dianta?  Maksdunya peneror itu suka dianta? " tanya afina

"Terus kalau seperti itu siapa yang ngelakuin? " tanya karin
"Siapa gang benci sama kamu kalau deket sama dianta? " tanya andrea

"Dulu jenni tapi baru tadi aku ketemu sama jenni jadi gak mungkin dia yang ngelakuin " karin berujar jujur. 

"Li yakin bukan jenni,  bisa aja kan dia pura - pura baik terus diam - diam nyuruh orang buat neror lo kar " karin menatap afina,  dia tidak memikirkan hal itu,  tapi dia juga yakin kalau bukan jenni pelakunya. 

Hingga malam itu karin tidur di kamarnya dengan andrea dan juga afina yang menemani gadis itu.  Orang tua karin tengah melakukan lerjalanan bisnis dan karin enggan memberi tahu masalah ini.  Dia tidak ingin orang tuanya resah dan gelisah hingga membuat fikiran mereka kacau. 

Dianta pov

Pagi ini aku bertekat untuk meminta maaf pada karin.  Sepertinya apa yang dikatakan jihan benar aku harus bisa paham dan mengerti.  Jihan sudah menjadi adikku tapi karin adalah masadepannku.

Dengan semangat aku berjalan menuju kelasnya.  Tapi sepertinya karin belum datang sama sekali.  Aku masih setia menunggunya dengan coklat dan bhnga di tanganku. 

Sial sebenarnya aku sangat malu di lihat seperti ini.  Tapi demi karin akh tidak masalah.  Lebih baik malu daripada karin marah untum jangka waktu yang lama.

"Karin " aku menghentikan langkahnya saat dia akan masuk ke dalam kelas.  Aku tersenyum padanya berharap dia akan membalas senyumku. 

"Ada apa? " sial kenapa dia maaih datar saja.  Jika begini kami harus bicara serius.  Dengan cepat aku menarik karin membawa gadis itu ketempat yang sepi.

Dianta end

Karin menatap diant yang menyerahkan bunga dan coklat untuknya.  Tapi bukan itu yang karin mau dia hanya ingin dianta menjelaskan apa hubungannya dengan jihan.  Karin ingin tahu apa kah yang di katakan jenni benar atau hanya sekedar bualan belaka.

"Karin,  aku tau kamu gak bakal ngomong meski aku udah minta maaf tapi,  please aku bener - bener minta maaf.  Aku gak maksud nyembunyiin masalalu aku sama jihan cuman aku butuh waktu buat ngungkapin semuanya.  " karin masih betah dalam posisi diam.

"Dianta " panggil karin

"Kenapa? " dianta tersenyum pada karin

"Mau jujur gak?  " mendengar itu dianta mengerjapkan matanya namun dia menganggukan kepalanya.  Dia lebih baik jujur dan menjawab ssmua peetanyaan karin daripada dia kembali bertengkar dengan karin.

"Kamu pernah menjalin hubungan sama jihan" wajah dianta menegang ini adalah pertanyaan yang menakutakan untuknya.  Dia tak ingin ada yang tahu hal ini tapi kenapa karin malah menanyakan hal ini. 

"Iya jihan adik angkat aku,  kami pernah berpacaran dulu.  Jika kami bilang itu salah nyatanya tidak salah karena kami tidak sedarah.  Tapi kami  juga salah karena aku dan jihan sudah bersaudara " dianta menjeda kalimatnya lalu melanjutkannya lagi.

"Hingga hari itu tiba jihan memilih melanjutkan sekolah ke thiland.  Itu membuatku marah dan kecewa.  Aku fikir hanya aku yang tulus berjuang untuk cinta kami ternyata tidak. Jihan memiliki hubungn dengan pria lain di thailand.  Sementara aku berjuang melupakannya disini.  " dianta berujar lirih

Karin masih terus menyimak semua yang akan di katakan oleh dianta.  Meski ada rasa sakit di hatinya mendengar betapa besarnya cinta dianta pada jihan.

"Aku tahu kamu marah,  aku tahu kamu kecewa.  Tapi bagaimana jihan cinta pertamaku rin, kamu tahu cinta lertama itu susah buat di lupain " dianta berujar lirih.  Sekarang semua ada pada karin.

Gadis itu bisa memahami perasaan dianta sekarang.  Dia juga akan merasakan hal yang sama jika bertemu dengan cinta pertama yang masih di harapakan. 

"Sekarang semua keputusan di kamu,  aku gak bakal makasa kamu lagi rin.  Aku tahu aku salah dan aku serahin semua ke kamu " dianta berucap

"Sejujurnya aku kecwa dianta,  kamu nutupin ini semua dari aku.  Tapi aku juga sadar gak bisa selalu nyalahin kamu.  Aku ngasih kamu kesempatan dianta. Kita mulai semuanya,  kita perbaikin semuanya " dianta tersenyum  memeluk karin dengan erat. 

Karin tersenyum memabalas pelukan kekasihnya.  Dianta tertawa mencium gemas pipi karin.  Sontak saja membuat karin malu. 

"Jangan cium sembarang dianta! " marah karin
"Kalau gak sembarangan gimana mau cium? " goda dianta

"Tapi nanti ada yang lihat " kesal karin
"Ohh kalau gak ada yang lihat,  boleh lebih dong " merasa malu di goda kekasihnya karin berlalu pergi meninggalkan dianta yang tertawa gemas melihat tingkah kekasihnya.








Jihan sudah kembali bersekolah dia sedang sibuk membersihkan loker miliknya yang terdapat beberapa sampah akibat dia lupa membuang. 

Saat membuang sampah jihan menggeram kesal karena kepalanya terkena botol minuman. 

"Lo bisa gak sih gak buat masalah " jihan mengeram menujuk pria yang melempar botol.

"Sorry gue gak liat " daren lria itu yang melempar botol.  Sebenarnya dia sengaja agar bisa melihat jihan.  Semenjak kepindahan jihan,  daren menjadi penasaran dengan gadis itu.

"Gue segede ini!  Dan lo gak liat...  Buta! " jihan berjalan pergi meninggalkan daren yang melotot tak percaya.

"Lucu juga,  deketin gak ya " daren



Tbc

Hellooo mood baik jadi up lagi.

  Menurut kalian dianta bakal beneran berubah gak ya?  Atau dia bakal goyah lagi karena jihan masih ada di sisinya? 

Maklum dianta kan suka janji  😏

Jangan lupa vote and comment







Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang