3

4.5K 105 2
                                    





Hari telah berganti Karin masuk sekolah seperti biasa dia tengah berjalan dengan meminum susu pisang favorite nya. Karin sedikit mengernyitkan dahinya saat melihat banyak siswa berkumpul di lapangan . karin yang penasaran ikut berjalan ke sana melihat apa yang tengah terjadi pagi ini.

" misi misi " Karin melihat kea rah depan dimana di tengah lapangan sedang ada pertandingan basket antara 6 orang. Karin masih serius mengamati hingga tatapannya tertuju pada pria dengan kaos hitam dan rambut basahnya akibat keringat.

Suara riuh teriakan siswa perempuan yang melihat dianta mencetak point membuat Karin jadi pusing sendiri. Merasa tak kuat dengan teriakan dan desakan para kerumunan gadis itu memilih untuk pergi saja.

" hai adik manis " aldi yang datang mencolek dagu Karin

" apa sih aldi di kira karina jablay pengkolan apa ' karina kesal lalu dengan cepat aldi merangkul sahabatnya itu. Karin tidak pernah merasa risih dengan apa yang aldi lakukan baginya itu biasa saja karena sudah terlalu lama bersahabat dengan aldi.

" tumben barengan " afina menuju kea rah meja Karin

" ketemu di lorong " jawab Karin

Bel berbunyi saat nya jam pelajaran di mulai . Karin mengikuti dengan

serius begitu juga yang lain. Semua terlihat serius namun tidak untuk afina gadis itu sibuk melakukan foto selfi. Aldi yang sudah kea lam mimpi padahal masih pagi. Di pojok belakang ada yang sibuk main game. Bukankah ini pemandangan biasa di sekolah.

Jam istirahat di mulai karena ada rapat maka kelas akan free hingga jam pulang. Karin tengah makan dengan lahap bersama afina dan aldi. Mereka merasa kenyang melihat Karin yang makan seperti seorang yang di Sandra dan tidak pernah di beri makan.

" buset kar lu gak makan dari kemarin ?' Tanya aldi

" iya gila mual gue litany " afina yang meneguk jus jambu miliknya

" makan kok tapi Karin kan laper makanya makan banyak deh" mendengar jawaban Karin membuat ke dua sahabatnya menggeleng karena gadis itu.

3 sekawan yaitu dianta,dana dan zion memasuki kantin dengan wajah tampan mereka. Dengan santainya dianta berjalan mendekat kea rah Karin yang makan dengan lahap membuat senyum di wajah dianta. Beda dengan zion dia sudah ngapel duduk di sebelah kekasihnya.

" lahap banget " sebuah suara yang Karin dengar dengan mulut yang masih mengunyah bakso Karin menatap kea rah pria yang ada di sampingnya. Seketika Karin tersedak karena terkejut melihat dianta dengan wajah yang begitu dekat dengannya.

" minum " dianta menyodorkan air putih ke pada Karin . mereka yang ada di meja hanya memperhatikan prilaku dianta yang sepertinya sedang kesemsem dengan ke polosan se orang Karin.

" ihh dianta jangan muncul gitu dong kan Karin jadi kaget " kata gadis itu yang malah membuat sei isi kantin melongo. Dianta mencoba menahan senyum yang sebenarnya ingin dia keluarkan tapi karena image dia harus menahannya.

" senyum aja kali gak usah di tahan tar lu kentut bisa pingsan satu kantin keracunan " dan berucap dengan santai yang malah mengundang gelak tawa dari banyak orang. Dianta sudah menatap sahabatnya itu dengan tatapan tajam ingin sekali menenggelamkannya di palung mariana.

Dianta duduk di depan Karin memperhatikan gadis itu yang melanjutkan acara makan . Karin sepertinya tidak peduli dengan dianta membuatlelaki itu mendengus kesal. Apa dia sudah hilang ketampanan sampai gadis di hadapannya ini tidak terpesona sama seklai dengannya ?

" ekehm ... tar jatuh cinta lo " kata aldi pada dianta dengan menatap kea rah lain

" bener banget , tapi sorry ya di lo tu gak cocok buat Karin, lo cocok nya sama jenni si anak jablay bin alay se jagat sekolah " terkutuk mulut afina yang terlalu menyebalkan batin dianta.

Karin hanya menjadi pendengar yang baik saja dia tidak peduli apa yang di katakana oleh ke dua sahabatnya . baginya makan adalah prioritas, dia tak perduli bahkan jika ke dua sahabatnya adu jotos di kantinpun dia akan tetap melanjutkan makannya.

" kok lo diem terus sih ?' Tanya zion pada Karin

" Karin kan lagi makan zion " jelas Karin

" astaga makan bisa di lanjutin nanti kali .. gak takut gendut ?' Tanya dana

" selama Karin makan enak dan tidak kekurangan, Karin gak papa kok dana " mereka tidak lagi bertanya susah memang kalau bicara dengan gadis yang tidak terlalu memikirkan banyak hal seperti Karin. Mungkin saja gadis ini tidak tahu bagaimana kerasnya dunia orang dewasa saat dia lulus nantinya.



Waktu berjalan dengan cepat seluruh siswa pulang dengan menerobos hujan. Karin memilih untuk menunggu di lobi seperti biasanya lagi – lagi menunggu. Karin menatap ke atas di mana hujan turun dengan lebatnya Karin yang lupa membawa sandal agar sepatunya tidak basah hanya mendengus kesal.

" Karin gak pulang " itu adalah suara daren si anak club renang

" belum daren , Karin lagi nunggu jemputan " jelas Karin

" gue temenin ya " Karin yang di Tanya hanya mengangguk dan member tempat duduk pada daren. Mereka adalah temn saat mos dulu meski akhirnya beda jurusan daren yang anak bahasa dan dia anak mipa.

Mereka menunggu bersama sambil sesekali terlihat tertawa bersama , daren memang anak yang menyenangkan dan Karin receh . jadi mereka cukup nyambung jika bertemu. Daren sebenarnya menyimpan perasaan lebih pada Karin sejak mos dulu selain karena sikap dan sifat Karin, daren juga menyukai senyum dan kepolosan gadis itu.

Sayangnya Karin bukan tipe gadis yang akan peka ketika di cintai dan di sukai oleh seseorang. Dia lebih suka membahagiakan dirinya dengan sendiri dengan hal – hal random yang mungkin bagi orang seperti daren adalah hal yang sedikit abusrt.



" lo cuman milik gua rin "





Tbc 

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang