15

915 32 2
                                    


Daren bisa melihat bagaimana wajah pucat karin.  Saat lelaki itu melihat karin yang berdiri di pinggir jalan tentu saja daren langsung menghampirinya.  Namun dia terkejut saat karin malah berteriak sangat kencang. 

"Makasi ya daren" karin tersenyum pada lelaki itu.  Daren menganggukan kepalanya,  namun saat karin hendak masuk ke dalam rumah alangkah terkejutnya ketika dia melihat sebuah box di depan rumahnya. 

"Kenapa rin? " tanya daren
"Box dar,  itu box dari siapa?" daren melihat box tersebut dan mendekatinya.  Karin sudah berdiri di belakang daren takut - takut jika itu adalah bom. 

Saat daren membuka kotak tersebut tidak ada apapun di dalamnya hanya koran dan juga kertas yang sudah tidak berbentuk.  Karin menatao box tersebut siapa lagi orang iseng yang mengerjainya. 

Tidak mungkin bukan jika ini adalah prank untuk di masukan dalam konten youtube.

"Cuman sampah kok kar,  ya udah aku pulang dulu.  " karin melambaikan tangannya ke pada daren.  Saat mobil daren sudah menjauh karin kembali menghembuskan nafas gusar. 

Di angkatnya kotak tersebut untuk di buang ke tempat sampah.  Karena kesal karin meletakan saja kotak tersebut.  Namun karin penasaran dengan apa maksud dan tujuan kotak ini di letakan di depanya. 

Karin membuka satu lipatan mertas yang usang tersebut.  Awalnya dia biasa saja sebelum sebuah tulisan membuat karin terkejut. 

"mati! "

Karin kembali membuka kertas kertas yang lain.  Semuanya sama semua berisi kata mati.  Kini ketalitan karin semakin menjadi dengan cepat dia berjalan menuju rumahnya. 

Skip time

Dianta mengusap wajahnya gusar bagaimana dia bisa lupa untuk mengantar kekasihnya sendiri. 

Flashback on

"Karin kamu tunggu di sini ya aku mau pergi sebentar " karin menganggukan kepalanya.  Dianta langsung saja masuk ke dalam mobil.  Tujuan dianta sekarang adalah menemui adiknya. 

Entah apa yang dia fikirkan padahal jihan sudah di jemput oleh supir keluarganya tapi dianta malah memaksa untuk membawa jihan.

Dalam perjalan jihan terus bertanya kemana dianta akan membawanya.  Namun dianta masih saja diam tak mau menjawab pertanyaan nya.  Merasa di abaikan jihan memilih diam dan menunggu saja kemana kakaknya ini akan membawanya.

Dianta akhirnya menghentikan mobilnya di pinggir jalan dekat danau.  Jihan masih diam dan menunggu apa yang akan kakaknya ini lakukan. 

"Siapa nino? " tanya dianta tiba-tiba
"Kenapa kakak nanyain nino?  Dan dari mana kakak tahu dia? " jihan nampak terkejut

"Gue nanyak dan lo jangan nanyak balik!  Siapa nino? " tanya dianta lagi bahkan terlihat wajah pria itu begitu menakutkan.

"Nino mantan aku" mendengar hal itu dianta memukul stir mobil . Dia benar - benar tidak terima jika jihan memiliki hubungan dengan pria lain. 

Dia berusaha keras melupakan jihan bahkan sapai tidak memiliki hubungan dengan siapapun hanya karena percaya jika jihan pasti masih tetap mencintainya.

Nyatanya jihan memiliki hubungan dengan pria lain. 

"Gua berusaa keras ngelupain lo jihan, gua nutup hati gue buat semua orang.  Berharap pas lo pulang kita punya harapan.  Kenapa- kenapa lo mudah banget bisa berhubungan sama orabg lain!? " jihan sudah tahu jika dianta akan mengatakan hal ini. 

Jihan bingung bagaimana dia harus menasehati dan mengatakan hal ini pada kakaknya ini.  Jihan tahu jika dianta masih mencintainya.  Tapi sayangnya jihan sadar diri jika apa gang dia lakukan dahulu adalah sebuah kesalahan.

"Kak,  kakak udah ada karin sekarang.  Fikirin dia kak,  cinta kita udah masalalu.  Aku berhak punya hubungan pria manapun kaka.  " karin berusaha mengatakan pada dianta

"Tapi gue sayang sama lo jihan! " jihan memejamkan matanga dianta memang sangat keras sangat keras kepala.

"Cukup kak!  Kakak udah ada karin!  Berhenti kakak udah gak cinta sama aku tapi terobsesi kak." jihan keluar dari dalam mobil dan memilih menaiki taxi. 

Dianta mengeram kesal mengusap rambutnya masar dia benar-benar dilema sekarang.  Dia memikirkan perkataan jihan yang mengatakan jima mungkin sekarang dia terobsesi lada jiha.

Dianta meluhat arloji miliknya yang menunjukan pukul 11 malam.  Seketika dia teringat dengan karin.

"Shit karin! " dianta

Flashback off

Dianta menunggu karin di depan kelasnya. Berharap jika gadis itu tidak akan marah padanya.  Dianta melihat ke arah masuk lorong disana karin berjalan dengan andrea dan juga afina.

"Kita duluan ya kar " andrea dan juga afina masuk duluan ke dalam kelas. 

"Karin aku mau ngomong" dianta menatap kekasihnya.

"Ngomong aja dianta " mendengar nada bicara karin audah membuat dianta merasa sangat bersalah.

"Aku minta maaf soal kemarin, maaf aku lupa anter kamu pulang.  Aku ada urusan mendadak sampai lupa jemput kamu lagi " karin tersenyum kecil. 

Sebenarnya dia enggan memaafkan dianta pasalnya karin sudah terlanjur menunggu.  Jika tidak ada daren,  karin tidak akan tau dengan siapa dia pulang. 

"Ya gak papa kamu sibuk jadi aku maklumin, lagian aku pulang sama daren kok kemarin.  Untung ada dia kalau gak mungkin aku jalan kaki" karin langsung masuk meninggalkan dianta yang masih berdiri di depan kelas karin.

Dianta mengepalkan tangannya saat mendengar jika karin pulang dengan daren . Namun dia tahu ini salahnya jika saja dia tidak memilih berbicara dengan jihan mungkin saja karin akan pulang dengannya.

Saat jam istirahat, karin duduk dengan teman - temannya begitu juga dengan jihan yang datang bersama daren.  Dianta melihat jihan datang dengan daren menatap datar pria itu.  Semua itu tidak luput dari perhatian karin.

Karin menatap dianta seperti ingin menghajar daren.  Sebenarnya karin bingung hubungan saudara macam apa yang jihan dan dianta lakukan.

"Karin lo jadi ikut lomba debat? " tanya aldi

"Mau nya al tapi aku sibuk " karin menjawab dengan nada lesu

"Eh dianta,  gue mau ngadai meet sama temen smp kita lo mau ikut gak? " zion sengaja bertanya agar dianta tidak fokus dengan jihan. 

" nggak gua sibuk " dianta
"Tumben amat sibuk, biasa juga lu rebahan tiap pulang " dana menambahi perkataan dianta

"Gue bilang sibuk ya sibuk! " semua yang ada di meja terkejut begitu juga karin.  Tumben sekali dianta marah hanya karena dana mengatakan hal itu.

Saat asik makan tak sengaja seorang siswi menumpahkan kuah bakso pada tangan jihan.  Hal itu membuat semuanya terkejut.  Karin dengan cepat meminta es batu dan mengompres tangan jihan.

Namun dia terkejut saat dianta mengambil alih.  Bahkan terlihat jika dianta sangat khawatir pada jihan. Melihat hal itu karin menundukan kepalanya.

"Aku ke toilet dulu ya " semua menatap karin namun tatapan berbeda di tunjukan dana dan zion.

' lu goblok dianta, goblok banget ' batin dana/zion.






Tbc

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang