9

1.9K 48 2
                                    




Dianta menahan nafasnya saat melihat adegan di kanti tadi, niatnya adalah menemui Karin di kelas tapi semu penghuni kelas mengatakan jika Karin sudah kekantin. Dengan segera dianta masuk ke kantin sambil tertawa cengengesan. Namun dia harus menahan api cemburu saat melihat Karin tengah duduk tertawa dengan pria yang sangat dianta kenal.

Dengan perasaan kesal dianta berjalan kea rah kantin dengan tangan terkepal. Beberapa siswa melihat hal itu mmemiliki firasat buruk terhadap dianta. Apalagi Karin tidak peka sama sekali dengan ke hadiran sang kekasih.

Brak!

" makan " dianta duduk dengan tatapan datar. Karin yang sedang lesu mendadak jadi kaget dan tegang melihat dianta . memang dasarnya Karin bukanlah gadis yang peka dia malah tersenyum kea rah dianta. Beda dengan pria itu yang malah terlihat sangat marah.

Daren yang menyadari situasi yang terjadi , langsung bangkit dari duduknya dan pamit pada Karin dengan beralasan ada tugas osis. Karin melambaikan tangan pada daren lalu kembali beralih pada kekasihnya.

Namun seketika raut wajah dianta membuat Karin jadi gugup. Karin berusaha setenang mungkin , bisa – bisa dia maki habis – habisan oleh dianta jika dia bersuara.

" kenapa sama dia ?" Tanya dianta

" daren ? kebetulan aja kok, Karin duduk sendiri terus dia dating " jelas Karin berusaha jujur agar dianta menghilangkan tatapan datarnya.

" lo bisa hubungin gue kan " mendengar hal itu Karin hanya diam dan meremat jarinya. Dia tak pernah ada di situasi seperti ini rasanya baru pertama kali merasakan ketegangan seperti ini. Bahkan banyak orang menatapnya sekarang.

" maaf dianta, Karin janji hubungin dianta kalau mau makan " suara helahan nafas terdengar dari mulut dianta. Karin masih terlihat menunduk dia mulai tak berani dengan dianta.

" llain kali hubungin gue " dianta menatap ibu kantin yang membawa nampan berisi makanan untuknya. Mereka makan dengan Karin yang terlihat sangat pelan – pelan memasukan makanan ke dalam mulutnya. Dianta yang fokus makan tidak melihat Karin yang menahan nyeri pada sudut bibirnya

" kenapa gak makan ? gak enak ?" dianta bertanya , belum Karin menjawab mata dianta membulat melihat sudut bibir Karin yang agak bengkak dan masih terlihat baru. Luka itu seperti baru dia dapatkan.

" kenapa dengan bibir mu ?' Karin semakin gelagapan , dia bingung harus mengatakan apa pada dianta. Apalagi dianta bertanya tidak pakai hati . langsung gas tanpa di rem membuat Karin jadi takut sendiri.

" itu anu ,, em nu dianta . Karin harus kekelas dulu ada tugas belum selesai " tanpa menunggu omelan dianta. Karin sudah lebih dulu lari ke kelasnya membuat dianta menatap curiga kekasih barunya itu.



Karin pov

Sejak tadi aku gak tenang banget , dianta pasti curiga. Aku cuman takut kalau dianta tahu aku di pukul jenni bisa – bisa jenni di pukul balik sama dianta kan kasihan. Aku tadi berangkat bareng dianta terus aku pulangnya bingung sama siapa . kalau naik taxi lupa bawa uang lebih. Numpang sama aldi dia udah pulang duluan sama temennya .

Aduh aku jadi bingung gimana kalau tiba-tiba dianta dating kesini. Aku bahkan matiin HP biar dia gak nelpon biar gak ada telpon juga. Apa aku harus jalan kaki aja kali ya mana tahu ada cowok ganteng lewat nawarin tumpangan.

Kalau iya kan aku bisa gak ketemu dianta dulu . ok aku putuskan untuk pulang aja jalan kaki juga gak papa dari pada harus nunggu ke ajaiban dan mendapat petaka lebih baik aku pulang.

Karin end




Dianta mengacak rambutnya kasar, dia berusaha menghubungi Karin tapi gadis itu malah mematikan telponnya. Dengan segera dianta menuju kea rah parkiran mobil berharap jika Karin ada di sana.

Hanya butuh waktu 2 menit dianta sampai di parkiran, tempat itu terlihat sepi tanpa ada penghuni. Opsi ke dua dianta adalah pasti Karin sudah pulang, kalau sampai pikiran liar dianta mengatakan jika Karin pulang dengan daren . detik itu juga dianta bakal buat perhitungan dengan daren.

Saat keluar dari gerbang sekolah dianta malah menatap kea rah samping dimana daren dengan motornya sedang berboncengan dengan temannya. Lalu jika Karin tidak pergi dengan daren dengan siapa kekasihnya pulang. sepanjang jalan dianta melihat kea rah samping berharap Karin ada di sana.

Dan benar saja dugaan dianta, di depan sana Karin kekasihnya tengah berjalan kaki sambil menggunakan tas nya untuk melindungi diri dari sinar matahari. Dengan cepat dianta melajukan mobilnya agar bisa mengejar Karin.

" Karin " gadis itu terkejut saat melihat dianta

" eh dianta kenapa belum pulang ?' Tanya Karin

" gue nyariin lo kenapa lo gak nunggu gue hah?' tangan Karin di tarik oleh dianta dan mendorong gadis itu dengan pelan agar masuk ke dalam mobil.

" gak usah di jelasin nanti aja " sepertinya dianta tahu jika Karin akan mengatakan dan menjelaskan semua hal yang terjadi hari ini. Tapi dianta tidak ingin mendengarnya dia hanya akan mengantar arin dan membawa gadis itu pulang ke rumahnya.

Tiba di rumah Karin , dianta mengantar masuk gadis itu kerumahnya. Sepertinya rumah Karin sedang tidak ada orang.

" dianta kalau mau minum ambil sendiri dulu ya , Karin mau ganti baju " pria itu mengangguk tanda mengeri. Dianta menyusuri setiap ruangan sambil melihat foto – foto yang terpajang di dalam ruangan tersebut.,

" maaf lama " ucap Karin turun dengan kaos kebesaran serta traning . dianta duduk di runag tamu sambil menunggu Karin datang . gadis itu duduk di sebelah dianta sambil makan pancake yang ada di atas piring. Tidak ada obrolan sama sekali antara dianta dan juga Karin.

" jadi ? bibir kamu kenapa ?' Tanya dianta

" k eke .. kea nu dianta .. itu lo emmm... gak sengaja ke pukul sama .. anu sama... HP iya hp tadi karin main hp sambil tiduran di lantai terus jatoh deh " Karin kembali melanjutkan makannya agar dianta tidak curiga padanya.

" cobak sini " Karin menatap kea rah dianta , hingga Karin menyadari jika dianta menatapnya dan seseklai mengusap lembut bibirnya.

" gue obtain " dianta











Tbc 



 jangan lupa buat vote and comment yo gaesu 

Janji Dianta (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang