13

384 65 0
                                    

Topeng yang di rajut

•{=======•🥀•=======}•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•{=======•🥀•=======}•

Suara tangisan itu meredam di telinga Jisung. Perlahan matanya terbuka dan hal pertama yang ia lihat kali ini adalah Chenle yang menatapnya khawatir. Mata Jisung bergulir ke sekitar, mereka ada di kamar sekarang dan Jisung berjongkok tepat di depan cermin. Matanya menatap kosong bayangnya di cermin.  Wajahnya basah karena air mata dan  terlihat sangat berantakan.

"Jisung, kau kenapa?" Tanya Chenle sembari mengelus pundak Jisung pelan.

"Tidak, itu belum semua! Itu bukan akhirnya!" Tiba-tiba Jisung berteriak dan langsung berdiri.

"Apa yang kau maksud?" tanya heran Chenle, kakinya mengikuti arah Jisung yang berjalan keluar kamar dengan tergesa.

"Park Do Hyun! Park Do Hyun!" Teriak Jisung di ruang tengah. Para Hyung yang mendengar itu langsung turun, mengecek apa yang terjadi.

"Jisung! Apa yang kau lakukan?!" Bentak Chenle heran.

Jisung meremat baju nya. Ia merasa linglung dengan potongan-potongan puzzle ini. Kepalanya mulai pusing dan berat. Perlahan tubuhnya terduduk di lantai dan samar-samar ia mendengar suara ribut hyungnya, menanyai ada apa dengan Jisung. Dengungan panjang terdengar jelas di kedua telinganya, kali ini tidak ada teriakan dari seseorang yang meminta tolong kepada dokter.
Jisung menutup telinganya, meredam dengungan yang bisa saja menulikan siapapun yang mendengarnya.
"Agh! Tolong..siapapun..ibu.." rintihnya pelan.

Perlahan dengungan itu meredam dan menghilang, menyisakan suara hening di sekitarnya. Merasakan suasana yang berbeda kali ini, Jisung perlahan membuka matanya. Nafasnya memburu dan keringat mengalir dari pelipisnya. Perlahan ia longgarkan tekanan tangannya pada kedua telinga miliknya.

"Jisung.."

Sebias suara itu membekukan gerak Jisung. Manik matanya langsung menatap seseorang yang berdiri tepat di depannya. Ia menatap Jisung dengan dingin, seperti menyiratkan pesan kematian untuknya.
Suasana masih tetap sama di ruang tengah vila, matahari sudah bersembunyi di balik sisi bumi dan digantikan dengan bulan. Rasa dingin dan mencekam memenuhi ruangan dengan cahaya temaram itu, menambah kesan mengerikan. Bedanya, hanya ada Jisung, Chenle dan anak itu--Park Do Hyun di sana.

Mata Jisung bergulir menatap anak kecil itu. Ia berjalan mendekati Chenle dan berdiri tepat di sampingnya.
"Mau menyerah?" Tanya nya.

Jisung tidak menjawab, masih mengkonekkan otaknya pada situasi sekarang.

Perlahan Chenle mendekat kepada Jisung, lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan Jisung yang teduduk di lantai. Mata obsidian mereka bertemu, saling menyampaikan rasa yang berbeda kepada masing-masing insan. Perlahan Chenle mencondongkan kepalanya menuju telinga Jisung dan ia berbisik lirih.

Necklace/Park jisung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang