So, what next?🍂🍂
Happy reading~
.
.Sekarang Jisung menyusuri jalan setapak yang mengarahkan mereka ke desa terdekat. Para Hyung asyik mengobrol dan memotret sana sini. Berbeda dengannya sekarang yang sibuk bergelut dengan fikiran sendiri. Berdebat beberapa hal seperti-
"Bagai mana jika ia tidak bisa membebaskan kesialan ini?"
Atau-
"Apa aku harus bertaruh nyawa demi ini?"Dan masih banyak lagi fikiran negatif dan segala kemungkinan yang berputar di otaknya.
"Hey Jisung, kenapa diam saja?" Tanya Mark menyunggingkan senyumnya.
"Ah Hyung, tidak apa. Aku hanya tidak sabar untuk segera sampai.." alasannya masuk akal.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan di sana?" Mark bertanya penasaran.
"Makan eskrim?" Satu alis terangkat.
"Hanya itu?" tanya Mark, kecewa dengan jawaban Jisung.
"Eung, pergi ke toko antik?"
Jawabnya lagi."Wah! Hyung tidak tahu kalau kau suka hal-hal yang antik?" pekiknya tertahan. Ini adalah fakta baru dari adik bungsu mereka.
"Haha, hyung baru tahu? kau Hyung ku bukan?" Tanya Jisung dengan pandangan mengejek.
"Jangan begitu Jisung-ah, kau membuatku merasa bersalah.." jawab Mark sambil terkekeh.
Jisung hanya membalas dengan tersenyum simpul. Bingung untuk berkata apa lagi.
.
.Kini mereka sudah di kedai eskrim yang sebelumnya pernah di kunjungi Jisung dan teman-temannya.
Mereka duduk di depan kedai sambil bersantai menyantap beberapa eskrim, setelah lelah kesana kemari mengelilingi desa ini. Begitu pula Jisung yang sibuk dengan eskrim coklat nya. Dia sampai lupa tujuan utamanya di sana."Ah ya! Toko antik." Sadar dengan tujuan sebenarnya dia mengikuti para Hyung ini.
"Ah Hyung, Jisung mau pergi ke toko antik di seberang. Boleh kan?" Izinya kepada Taeyong.
Taeyong menatap toko antik di seberang mereka sekilas, lalu kembali menatap manik gelap Jisung.
"Boleh, jangan lama ya." izinya.Tanpa banyak basa-basi, ia mengambil langkah untuk berjalan menyeberang. Tanpa melihat kanan kiri, ia berjalan cepat menyusuri jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Necklace/Park jisung✔️
FanfictionNecklace/kalung Nct- Kehidupan bisa saja berubah dalam satu kedipan mata. Setiap hembusan nafas yang semakin memburu bisa saja berhenti untuk selamanya. Dan, setiap senyuman yang di lihat oleh mata bisa saja bukan hanya senyuman bahagia belaka. Ter...