Bonchap(!!)

343 39 0
                                    


Sendiri

.
.

Dingin yang menyeruak karena sehabis hujan masuk begitu cepat ketika Renjun membuka jendela kamarnya. Ia menatap gelap malam--tidak ada bintang, tidak ada bulan. Lalu-lalang yang tak terlalu ramai di bawah, menggambarkan bahwa pukul sebelas malam ini orang-orang sudah menggulung diri di dalam rumah. Enggan beraktifitas lagi di luar.

Renjun menghela nafas gusar, lalu ia berucap. "Kemana Jaemin dan Jeno? Kenapa belum pulang. "

Tuk, ceklek!

Renjun diam sesaat, saat menangkap suara yang tak asing dari luar kamarnya.
"Apa mereka sudah pulang?"
Bergegas renjun berjalan keluar kamar nya. Memeriksa apa mereka berdua--Jaemin dan Jeno, yang masuk ke dalam Dorm.

"Ya! Kalian dari mana saja-!"

Renjun tercekat menatap pintu utama Dorm mereka.

Tidak ada satu pun orang di sana selain dia. Lalu mata Renjun bergulir menatap rak sepatu. Tak ada perubahan. "M-mereka belum pulang ya..? Mungkin aku salah dengar." Gumamnya gugup.

"Atau mungkin mereka sudah di dalam kamar?"

Kaki jenjangnya melangkah kembali ke ruangan lainnya--kamar Jeno, yang tepat di samping ruang TV.

Ceklek..

"J-jeno..?" Renjun mengintip dari balik pintu kamar Jeno yang terbuka.

Kosong.

Tidak ada tanda-tanda Jeno di sana, maupun Jaemin.
Tak berhenti di situ, masih ada satu member yang harus di periksa.
"Jaemin."

Renjun mempercepat langkahnya untuk ke kamar Jaemin yang berada di seberang dapur. Lalu langkah renjun terhenti tepat di ambang pintu dapur.

Pintu kamar Jaemin terbuka.

"Jaemin, kau sudah pulang?"

Jujur saja, Renjun sedikit takut dengan keadaan nya sekarang. Suasana hening di dorm nya benar-benar membuat jantung Renjun memompa cukup brutal.

Perlahan renjun membuka lebar-lebar pintu kamar Jaemin.
"J-jaemin, kau di sana?"

Tak ada sautan dari dalam.

Yang renjun kembali dapatkan ialah ruangan yang kosong, tak berpenghuni. Tak ada tanda kedua manusia itu di sana.

Kringg kring!!

"AAaaaa!!"

Dalam beberapa detik jantung renjun hampir mau mencelos ke bawah. Suara deringan jam beker di meja Jaemin yang tiba-tiba membuat renjun berteriak Kaget.
"Sialan." Ucapnya sambil memegangi dadanya yang nyeri.

Kakinya berjalan mendekati meja, untuk memadamkan jam beker itu.

Kringg kri--

Renjun menghela nafas berat. Lalu matanya bergulir di sekitar meja belajar(?)--Entahlah, cukup banyak buku yang bertumpuk di meja ini.

"Aku tidak tau Jaemin suka membaca." Ucapnya lagi. Matanya melihat buku-buku yang tersusun cukup rapi secara seksama.

"Eh, Pengabdian untuk sebuah nyawa?"Renjun diam sesaat.
"Buku apa ini?"
Tangannya mengambil buku itu, mengeluarkannya dari baris buku-buku lainnya.

Remaja itu menatap Cover buku yang terlihat sedikit kuno.
"Bukan kah ini yang ada di film-film horor?" Tanya renjun kepada diri sendiri.

Ceklek! "Kami pulang!"

"Ah, itu mereka!"

Renjun menaruh kembali buku yang beberapa saat ia amati itu ke tempatnya yang awal, lalu berlari keluar kamar Jaemin sambil tersenyum senang.

.
.
.

End of bonchap.

Necklace/Park jisung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang