This is not end🍀🥀🍀🥀
Seperti empat helai daun semanggi
Apakah keberuntungan berpihak kepada ku?
Atau sebaliknya?
Happy reading
.
.Bulan yang ditutupi oleh awan membuat bumi semakin gelap, hawa dingin menyeruak membuat tubuh menggigil.
HAH!
Jisung membelalakkan matanya. Jantunnya bedebar dengan tidak karuan, ia mengangkat tubuhnya untuk duduk lalu mengatur nafasnya yang menderu. Keringat mengalir dari pelipisnya.
Manik mata sendunya melihat ke arah jam dinding, waktu mengarah pukul 11:42.Masih dini hari untuk terjaga, ia memutar kepalanya ke arah kiri mencari seseorang yang menjadi teman sekamarnya. Tetapi hanya ranjang kosong yang ia dapati.
"Kemana Chenle, apa ia belum tidur?"
Jisung beranjak dari tempat tidurnya, lalu membuka kenop pintu kamarnya. Yang ia dapati hanya ruang tengah dan dapur yang gelap dan kosong."Chenle!" panggilnya pelan.
Tak ada sautan, ia kembali menutup pintu kamarnya lalu menekan saklar lampu ruang tengah.Namun sayang lampu itu tidak hidup, ia mencoba lagi tetap tidak hidup.
"A-apa? apa ada masalah dengan lampunnya?"Lalu terdengar alunan lagu dari arah atas, dari lantai dua.
"Siapa yang menghidupkan musik tengah malam begini?" Katanya heranJisung mengambil langkah ke arah tangga untuk naik ke lantai atas.
Tanganya yang basah karena keringat meraba pegangan tangga.
Ia memijak anak tangga dengan perlahan takut terjatuh karena gelap.
"Hyung!" panggilnya.
"Kalian belum tidur?!"
Tannya nya di pertengahan tangga, baru ia ingin kembali melangkah. Dari arah atas seorang anak kecil berlari menuruni tangga, menyenggol lengan jisung sekilas lalu berbelok ke arah dapur."Apa, siapa itu?!" tanya Jisung panik, ia menyipitkan matanya untuk lebih jelas melihat objek yang menyenggolnya karena gelap.
Matanya lalu menangkap lengannya yang terkena cairan berwarna merah, dengan perlahan Jisung mengangkat nya ke arah Indra penciumannya.
Mengendusnya sekilas lalu dengan reflek menjauhkannya secara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Necklace/Park jisung✔️
FanfictionNecklace/kalung Nct- Kehidupan bisa saja berubah dalam satu kedipan mata. Setiap hembusan nafas yang semakin memburu bisa saja berhenti untuk selamanya. Dan, setiap senyuman yang di lihat oleh mata bisa saja bukan hanya senyuman bahagia belaka. Ter...