Before Elicit Debacle

6.4K 669 9
                                    

Flashback
1115 AD
Dasawarsa ke-2
Abad ke-12
Masa Dinasti Goryeo
Ibukota Gaegyeong

.

SESEORANG dengan pakaian gwanbok berjalan menjauhi sebuah hutan ditengah malam. Langkahnya tertatih akibat terjatuh karena tersangkut sebuah ranting kecil saat berlari menjauhi sesuatu yang dia takutkan.

Kakinya terus melangkah dengan cepat, mencoba berlari namun apa daya, dia terus meringis saat menapakkan kakinya satu persatu setelah tersangkut. Darah mengucur perlahan dari kakinya yang terluka.

Pandangannya panik melihat kanan dan kiri sesaat merasakan sekelebat angin serta bayangan melintasinya dengan sangat cepat. Dia sendiri bahkan tidak yakin kalau itu makhluk halus atau hewan buas yang berada di tengah hutan.

Seketika dia merasa menyesal karena harus kabur dari kerajaan yang di mana adalah tempatnya mengabdi selama beberapa tahun, hanya karena keegoisan yang sudah mendarah daging didalam dirinya selama setahun terakhir, disaat ingin keluar dari tempat tersebut agar mendapatkan hak yang lebih besar dibandingkan di tempat awalnya.

Raut wajahnya berubah saat mengingat bahwa dia sudah melewati tempat yang di lalui hingga beberapa kali bahkan puluhan. Napasnya semakin berat, dia panik. Dirinya yakin kalau dia sudah berlari sejauh mungkin, namun saat menyadarinya, dia akan kembali ke tempat asalnya, setelah menemukan sesuatu yang menjadikan alasannya untuk kembali ke kerajaan.

Kepalanya menoleh kebelakang dengan takut, dia semakin terkejut karena mendapati seseorang lainnya sedang melakukan peregangan setelah tidur menggunakan pakaian jeogori, chima lengkap dengan baji yang padahal sebelumnya dia lihat hanyalah peti dengan orang mati di dalamnya.

Orang itu tersenyum padanya, "oh ... are you lost?" tersenyum sangat manis hingga membuat sang pegawai kerajaan itu sedikit luluh dan merasa aneh.

"Jeno ... ada seseorang yang tersesat!" teriak orang itu. Sementara Jeno langsung mendekatinya dengan cepat hingga tidak disadari oleh pegawai tersebut.

Jeno dengan mata yang merah serta taring yang tajam menyembul keluar ditambah garis hitam juga merah dibawah matanya, berjalan ke arah si pegawai yang kembali ketakutan.

"Don't be scared, Honey."

Orang itu mengeluarkan satu-satu kakinya dari dalam peti, "Renjun, jelaskan padanya." Ujar Jeno dengan nada yang tidak sabaran.

Renjun berdehem setelah berhasil keluar dari dalam peti, ia kembali tersenyum. "Begini, Pak Tua. Pertama-tama, selamat datang di dalam dunia ilusi,"

"Aku berhutang pada Jeno dengan janjinya atas kebangkitanku yang pertama karena ia sudah menemaniku selama seratus lima puluh tahun yang cukup membosankan saat di dalam peti," si Pak Tua atau pegawai kerajaan itu tampak mengerutkan kening lalu menahan napasnya.

Jeno menjilat bibir bawahnya setelah melirik darah yang terus keluar dari kaki Pak Tua itu, "Renjun-ah, dia tidak akan mengerti, Cintaku ...." Jeno mendecak malas.

Sementara Renjun merengut, "kau terkadang ada benarnya juga ... baiklah, begini, intinya setahun terakhir aku ada dipikiran dalam tidurmu. Aku yang membuatmu berlari ke dalam hutan ini."

Si Pak Tua kembali terkejut, "ba—bagaimana bisa?! Sementara kau saja baru kembali hidup!" dia terbata, sementara Renjun tertawa.

"Kau sedang meremehkanku, huh? Tentu saja bisa," Renjun merentangkan tangannya sembari menghirup udara malam yang membuat tenggorokannya dingin. "Perkenalkan, aku keturunan terakhir dari Huang."

☑️ whicked. - hyuckren, dongrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang