SEORANG lelaki berjalan menuju sebuah rumah kabin yang cukup besar dan muat untuk banyak orang.
Seluruh matanya yang menghitam membuat para kawanan kelompok werewolf itu mengetahui bahwa orang yang datang adalah seorang vampire.
"Aku kemari hanya ingin menawarkan bantuan," ucapnya dengan suara lantang, sementara kawanan itu sudah siap berjaga untuk melawan si penghisap darah jika dirinya melakukan hal diluar yang diinginkan mereka.
"Dimana Wong Yukhei?" kini ia bertanya, matanya bergerak mencari Lucas yang tidak ada didalam pandangannya.
Tangannya terlipat diatas dada, matanya kembali ke awal seperti manusia, sklera itu kembali memutih dan pandangannya lebih damai dari pada sebelumnya.
"Aku disini,"
Lucas berdiri tepat dihadapannya sembari sedikit mengangkat dagunya, "siapa kau?" matanya menyipit menatap vampir didepannya itu.
"Aku Xiaojun,"
Xiaojun, nama si penghisap darah itu menyeringai pada Lucas. "Aku kemari ingin berdamai dan berbicara denganmu, kawan lama." Lelaki itu memberi penekanan diakhir.
Sementara Lucas menatap Xiaojun dengan penuh curiga, namun setelah itu ia menyuruh para anggota kawanannya menjauh untuk membiarkan dirinya dan Xiaojun berdua saja.
Lucas menyuruh Xiaojun masuk ke dalam dan duduk di kursi yang ada di ruang tamu serta keluarga kabinnya diiringi Lucas yang juga duduk berhadapan dengannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Xiaojun tertawa, "kau tidak mengingatku? Teman kecil?"
Lucas mengernyit bingung, otaknya memproses mencoba mengingat semua masa kecilnya yang mulai terlupakan seiring pertumbuhannya.
Sementara Xiaojun menghela napas, "aku ... teman masa kecilmu yang tidak berubah," ujarnya dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Dejun ge?"
Senyuman Xiaojun merekah menghiasi wajahnya saat Lucas menyebutkan nama kecilnya. "Kau mengingatku?"
"Jika kau benar Dejun ge, maka aku akan mengingatmu—"
Xiaojun memotong ucapan Lucas, "tidak perlu menggunakan Gege, umur kita sekarang sama, aku merasa aneh," ucapnya sembari membuka kancing kerah kemejanya lalu melonggarkannya, "bisa dengan Xiaojun saja?" tanyanya.
Lucas masih menatap mata Xiaojun, mencari celah kebohongan namun yang ia tidak dapat menemukan apa-apa.
"Kau masih tidak percaya, ya?"
"Baiklah, bagaimana cara membuktikannya?" tanya Xiaojun lagi.
"Luka yang aku punya saat aku bermain denganmu semasa kecil." Ucapan Lucas membuat Xiaojun kembali menatapnya, "pertanyaan yang bagus ...."
