.HAECHAN termenung menatap lelaki yang tengah terduduk diam di pinggir kasurnya, sementara Mark sudah mulai berjalan maju ke arahnya secara perlahan.
Semua terasa hening, seakan waktu ikut berhenti untuk menyaksikan apa yang dilihat Haechan sekarang.
Rasa sakit tergantikan oleh rasa kerinduan yang kini kembali naik ke atas dadanya.
Haechan masih diam di tempatnya, mencoba menyakinkan dirinya tentang apa yang sedang dia lihat sekarang. Ia tidak ingin salah untuk kali ini.
Ia harus memastikan bahwa lelaki di depannya kini adalah benar seorang Huang Renjun.
Lelaki yang menjadi fokusnya beberapa bulan terakhir.
Lelaki yang berani membuatnya kembali jatuh cinta.
Lelaki yang membuatnya merasakan euforia baru.
Lelaki yang menyakinkan akan jati dirinya.
Huang Renjun.
"Haechan ...."
Suara itu,
suara yang ia rindukan.
" ... "
"Haechan,"
Mark menyadarkan Haechan dari lamunannya. Seketika ia langsung berjalan mendekat kakaknya itu dan berdiri tepat di hadapan lelaki yang sedang ia amati.
"Lee Haechan ...."
Suara lembutnya membuat Haechan terlena, ia langsung bersimpuh di hadapannya dengan kepala menengadah ke atas menatap lelaki yang sangat amat ia rindukan.
"Renjun,"
" ... "
"Kau Renjun?"
Renjun mengangguk pelan namun tatapan yang sedang ia tujukan pada Haechan cukup menyakinkan sang alpha tersebut.
Tangan Renjun terulur ke depan wajah Haechan, diusapnya kedua pipi yang mulai tirus dengan rasa sayang.
"Kurus ... kenapa?" tanya Renjun setengah berbisik.
"Memikirkanmu." Celetuk Mark yang kini berdeham setelahnya, rasa sakit disekujur tubuhnya mendadak berkurang setelah mendapatkan Renjun terbangun di kasurnya tadi.
Renjun menoleh ke arah Mark, "Mark hyung ... juga, kenapa? Apa yang terjadi?"
Haechan menoleh ke arah Mark dan langsung memberi kode agar kakaknya itu keluar dari kamar, Mark yang mengerti langsung pergi dan berjalan keluar dan kini menyisakan Renjun dan Haechan berdua.
Haechan kembali menatap Renjun dengan tatapan yang begitu menyakitkan bagi dirinya. Renjun mengerti tentang apa yang Haechan rasakan beberapa saat terakhir.
Renjun begitu khawatir melihat Haechan yang hanya terdiam sembari mengusap-usapkan tangannya secara perlahan dan lembut. Dia bisa merasakannya.
"Haechan ...."
"Hey ...."
"Aku pikir aku akan kehilangan dirimu."
Kalimat yang dilontarkan Haechan kepada Renjun membuat dirinya tersentak kecil karena langsung mengingat ucapan Doyoung pada mereka dulu tentang ingatan yang mungkin akan menjadi akhir bagi mereka.
Renjun langsung menepis pikirannya, dia tidak ingin lagi memikirkan hal itu dan dengan cepat ia memeluk Haechan erat.
Haechan yang dibuat terkejut juga langsung membalas pelukan Renjun padanya. Tangannya mengusap lembut punggung kecil dalam rengkuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ whicked. - hyuckren, dongren
FanfictionHaechan dan Renjun, yang dipertemukan oleh takdir menyesakkan. (AU!OMEGAVERSE) (MPREG) (WITCHES) (VAMPIRE)