(1/2) How Can I Say That I am Scared?

3.8K 475 18
                                    

.


2 bulan setelahnya.

RENJUN menggeliat dan mengerjapkan matanya perlahan, cahaya matahari pagi langsung menyambutnya serta tubuh telanjangnya.

Matanya langsung terbelalak ketika merasakan lengan yang sedang melingkar dipinggangnya, "Haechan ...." Lirihnya pelan.

Sudah berapa kali mereka melakukan hal ini selama dua bulan terakhir? Hubungan Haechan dan Renjun semakin dekat, lebih dekat dari sebelumnya, bahkan mereka sudah menghabiskan waktu bersama-sama lebih sering dibandingkan Renjun dengan Mark.

Pertengkaran terakhir membuat keduanya semakin dekat.

Haechan bergumam tepat dibelakang telinganya, "sudah bangun?" tanyanya dengan lembut, "kau sudah bangun sedari tadi?" kini Renjun yang bertanya.

Sementara lelaki yang sedang memeluknya itu mengangguk, "bangunlah ... diluar sudah ramai, semua orang mencarimu,"

"Tapi tidak berani ke kamarku karena itu adalah hal yang tidak mungkin." Lanjutnya sembari tertawa.

Renjun dengan sigap langsung mendudukan tubuhnya kemudian dia meringis karena melupakan kegiatan panas mereka tadi malam.

Lubangnya terasa sakit dan perutnya sedikit keram karena gerakannya yang secara tiba-tiba, "slowly, Renjun ...."

"I will ...." Lirih Renjun pelan sembari tersenyum.

Setelah bangkit dari kasur milik Haechan, pemuda itu berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang sudah tersedia di dalam kamarnya, berniat untuk membersihkan diri.

Sementara Haechan menatap punggung polos itu dengan senyuman, ia sungguh menyukai pemandangan seperti ini di pagi hari dan berharap akan terus mempunyai kesempatan yang sama di setiap waktunya.

Haechan bangun dari tempat tidurnya dan meraih pakaian yang baru dari lemari kemudian dipakainya baju serta celana juga dalaman. Dia berjalan keluar kamar untuk melihat keluar ruangan dan menemukan keluarganya tengah berdiri juga Jaemin dan Jeno.

Pemuda itu meringis saat menemukan ayahnya menatap matanya dengan tajam, sementara dirinya kembali berjalan mendekat untuk ikut ke dalam percakapan yang sudah dimulai sebelum dirinya datang.

"Dimana, Renjun?" tanya Johnny dengan suara yang tegas.

"Di kamarku, Ayah," jawab Haechan seadanya.

"Sejak kapan?"

"Uh, tadi malam?"

"Pantas saja kami telat makan malam. Lagi." Sindir Mark dengan dengusan yang terdengar menyebalkan ditelinga Haechan.

"Apa maksudmu?" kini Haechan yang bertanya dengan geraman yang tertahan kesal.

"Santai saja, brother." Ujar Mark sembari tertawa, sementara Haechan memutarkan bola matanya malas.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?"

"Tentang Renjun dan anaknya yang kini sudah beranjak bulan ketujuh."

Itu suara Jaemin.

Suara Jaemin membuat Haechan menoleh, ia merasa tertarik dengan sesuatu yang sedang mereka bahas, namun tiba-tiba seringaiannya melebar, Haechan menyeringai menatap Jaemin.



...



"Sudah mandi?"

Renjun tersentak kaget saat melihat Jeno yang sedang duduk santai di pinggir kasur Haechan. Sementara yang ditanya berjalan maju perlahan ke arahnya dengan pakaian yang tergolong agak basah karena dia memakai pakaian sebelumnya tanpa mengeringkan tubuh terlebih dahulu.

☑️ whicked. - hyuckren, dongrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang