Bagian 12 - A Storm Is Brewing

492 138 19
                                    

"Anjir demi apa Jo? jadi lo ngambil jurusan hukum biar Vina bisa kuliah di jurusan yang dia mau?" kaget Rayhan begitu selesai mendengar cerita Jonathan.

"Makanya dulu gue heran banget perasaan lo pengen masuk kedokteran hewan kok tiba-tiba masuk hukum, gue kira lo mendadak dapet pencerahan buat ngikutin jejak bokap lo." Jonathan hanya tersenyum miris. Apanya hang dapat pencerahan? sejak awal dia sama sekali tidak tertarik.

"Fix ini si Vina harus tau, lo udah bela-belain masuk hukum tapi dia malah musuhin lo?" Rayhan berdecak sambil menggelengkan kepalanya. "Gak ada ahlak banget."

"Vanka kan gak tau kalau si Jo ngelakuin itu demi dia, tapi gue setuju sih lo emang harus ngomong sama Vanka. Cuma harus nunggu waktu yang pas, kalau nggak ya entar kalian malah berantem lagi."

"Lo bener-bener udah ngerelain cita-cita lo Jo?" tanya Rayhan tiba-tiba, tapi Jonathan hanya diam memilih tidak memberi jawaban. Jonathan benci pertanyaan itu karena bisa menggoyahkan tekadnya.

"Udah lah Jo lo mending berhenti kuliah aja terus ngulang tahun depan ngambil jurusan yang lo mau, daripada nanti lo tertekan terus stres sendiri, mumpung masih semester dua."

"RAYHAN!" Sean melotot mendengar ucapan Rayhan yang kelewat enteng itu.

"Apa?"

"Lo gak bisa nyuruh orang berhenti kuliah gitu aja."

"Kenapa? gue ngomong kaya gitu demi si Jo juga. Lagian si Vina aja udah egois tetep ngambil jurusan yang dia mau," kata Rayhan sebagai orang yang pernah mengalami hal serupa. Dulu ia dipaksa masuk kedinasan oleh orang tuanya. Berbagai konflik sudah ia lewati hingga ia bisa menjadi dirinya yang sekarang. Memutuskan untuk tidak kuliah dan memilih menjadi youtuber.

Rayhan tahu bagaimana rasanya disuruh melakukan hal yang tidak ia sukai dan ia tidak mau Jonathan mengalami hal yang sama. Jonathan adalah salah satu teman yang berharga baginya. Disaat orang lain mencaci pilihannya, Jonathan malah mensupportnya dan sekarang Rayhan ingin melakukan hal yang sama untuk Jonathan.

"Vanka bukannya egois, dia cuma mertahanin impiannya."

"Kok lo belain dia sih?" protes Rayhan.

"Udalah Jo mending sekarang lo ngomong sama Vina terus lo berhenti kuliah hukum dah. Entar gue bantu nyariin kerjaan kalau nyokap bokap lo ngamuk."

"Han, jangan samain si Jo kaya lo. Lo mah enak bisa berhenti kapan aja jadi youtuber kalau lo bosen, tapi kuliah kan gak gitu. Kuliah bukan tempat buat main-main." Kedua mata Rayhan memicing tak suka. Tampaknya ia tersinggung dengan ucapan Sean barusan dan Sean tidak menyadari hal itu.

"Maksud lo selama ini gue cuma main-main?" Sean mengangkat kedua bahunya tak acuh.

"Ternyata lo sama aja ya kaya orang lain." Rayhan menutup percakapan sore itu dengan raut wajah kesal lalu membanting pintu kamarnya begitu saja.

Sean mengabaikannya.

"Nanti gue nyoba ngomong sama Vanka, abis itu lo jelasin sendiri ke dia. Soal yang Rayhan bilang tadi jangan terlalu dipikirin, orang tua lo udah ngeluarin banyak duit buat biayain kuliah lo." Bagi Sean yang kaum-kaum pengabdi orang tua tentu tidak akan setuju dengan ide gila Rayhan.

"Thanks Sean." Jonathan mengulas senyum tipis.

***

Sean merasakan kepalanya berdenyut setelah mendengar cerita Jonathan tentang permasalahannya dengan Vanka. Sean sudah terlanjur terseret, jadi mana bisa ia pura-pura tidak tahu, yang ada mungkin ke depannya ia akan sedikit ikut campur.

"Kok baru dateng sekarang?" tanya Wira sambil meletakan kotak makan berukuran sedang ke atas meja. Isinya ayam kecap buatan ibu yang sengaja dititipkan untuk Sean karena putra bungsunya itu tidak bisa ikut pulang bersama Wira lantaran masih ada jadwal kuliah.

Bittersweet [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang