Bagian 4 - Permintaan

617 158 14
                                    

Begitu Sean kembali ke apartemennya, teman-teman Rayhan masih ada di sana. Mereka duduk di ruang tamu dan langsung menoleh serempak begitu mendengar suara pintu terbuka. Mau tidak mau Sean ikut duduk karena sepertinya mereka mengharapkan itu.

“Sean, lo kenal sama Vina?” tanya Rayhan memulai percakapan.

“Dia temen gue di BEM.”

Kemudian hening. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin Sean tanyakan, tapi apa dia berhak? maksudnya Sean tidak begitu dekat dengan Vanka mereka hanya sebatas teman organisasi dan Sean juga baru mengenal Jonathan dari Rayhan karena cowok itu sering main ke sini.

“Gila ternyata dunia bener-bener sempit ya? Kemarin gue tiba-tiba ketemu Karin terus sekarang ternyata lo kenal sama kembarannya temen gue ck rumit rumit.”

“Lo tau Aka tinggal dimana?” Kini Jonathan yang bertanya. Sementara Sean mulai pusing karena sekarang ada tiga nama untuk memanggil Vanka dan Sean harus membiasakan diri agar tidak bingung.

“Ehm ya gitu.”

“Boleh tau dimana?” Sean memandang Jonathan ragu-ragu. Ia sendiri tidak yakin apa ia boleh memberi tahu Jonathan atau tidak karena itu merupakan salah satu hal privacy, tapi di sisi lain Jonathan adalah keluarganya.

“Gue nggak bisa bilang, mending lo langsung tanya aja ke Vanka.” Akhirnya Sean memilih kalimat itu sebagai jawaban.

“Dia nggak akan ngasih tau gue.”

“Kalau Vankanya aja nggak mau ngasih tau, apalagi gue. Nggak enak gue sama dia kalau gue ngasih tau gitu aja tanpa seijin dia.” Jonathan mengembuskan napas kecewa.

“Lo deket sama Aka?”

“Nggak terlalu, dia ke sini cuma mau minjem kamera gue buat matkul fotografi katanya.”

“Aka baik-baik aja?”

“Kelihatannya sih gitu.”

“Gue tau ini nggak ada hubungannya sama lo, tapi Sean gue boleh minta tolong?” Feeling Sean mengatakana kalau ia harus menolaknya, tapi mulutnya malah berkata lain.

“Minta tolong apa?”

“Jagain Vanka, dia lagi ngehindari semua orang rumah termasuk gue dan gue khawatir banget sama dia.”

“Tunggu, kalau urusan kaya gitu kenapa lo nggak minta tolong sama cowoknya Vanka aja?”

Jonathan melotot. “Vanka punya pacar?!”

Sean memandang Jonathan serba salah. Sepertinya dia baru saja membongkar salah satu rahasia Vanka. Sean pikir Jonathan sudah mengetahuinya karena seingat Sean, Vanka tidak pacaran diam-diam.

“Wah gila, lo kalah cuy!” seru Rayhan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi Jonathan mengabaikannya.

“Siapa cowoknya dan kaya apa orangnya?”

“Gue nggak kenal, tapi kalau nggak salah namanya Reno.” Inginnya sih Sean sekalian bilang 'dan orangnya posesif banget' tapi nanti jatohnya malah ghibah. Kan nggak baik, lagipula Sean tidak benar-benar mengenal Reno dia hanya pernah bertemu sekali saja. Sisanya dia hanya tahu dari Salsa.

“Dia anak kampus kita juga?”

“Kayanya.”

“Gue nggak nyangka Aka punya pacar.” Jonathan masih belum bisa mempercayai fakta yang baru saja didengarnya. Sebanyak apa hal tentang Vanka yang Jonathan tidak ketahui?

“Tapi Sean, gue tetep milih minta tolong sama lo. Gue nggak kenal pacarnya Aka dan kalaupun kenal dia pasti lebih milih belain Aka.”

“Kenapa lo bisa ngira gue bakal ada di pihak lo? gue kan temennya Vanka.” Ketiga cowok itu mengerjap tak percaya. Terlebih Jonathan, ia tidak menyangka Sean bisa sesavage ini dan detik berikutnya Rayhan malah terbahak.

Bittersweet [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang