Bagian 5 - Mutualisme

591 149 12
                                    

Sejak tahu bahwa Sean berteman dengam Vanka, Jonathan jadi lebih getol main ke apartemennya. Sering kali cowok itu membawakan makanan yang enak-enak sebagai sogokan walau sejauh ini tidak pernah mempan dan ujung-ujungnya malah Rayhan yang menghabiskan, tapi Jonathan tidak patah semangat.

Hari ini pun ketika Sean pulang kuliah, Jonathan sudah ada di apartemennya. Sedang main game bersama Rayhan. Cowok itu menyapa Sean riang, tapi Sean memilih mengabaikannya dan langsung masuk ke dalam kamar.

“Temen lo dingin banget anjir,” keluh Jonathan pada Rayhan yang malah tertawa.

Beberapa menit kemudian Sean keluar dari kamarnya untuk mengambil segelas air. Jonathan tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja, dengan pede ia lantas berteriak, “Sean, lo hari ini ketemu Aka nggak?”

Sean mendengus. Lama-lama ia bisa stres digentayangi Jonathan terus. “Han, lo sebenernya lagi pdkt sama Karin apa Jonathan sih? kok nempel mulu kalian.”

“Karin lah anjir yakali gue sama Jonathan. Gini-gini gue masih waras, nggak doyan yang berbatang!”

Sean hampir saja menyemburkan air dalam mulutnya begitu mendengar jawaban Rayhan. Padahal tadi ia hanya bercanda dengan pesan tersirat bahwa Rayhan jangan sering-sering membawa Jonathan kesini.

“Jangan cemburu Sean, gue mending sama lo daripada kunyuk satu ini!” Jonathan malah ikut menyahuti. Ternyata mereka berdua sama tidak warasnya. Pantas saja Vanka tidak mau menemuinya.

“Btw Sean, lo beneran nggak mau bantuin si Jo? kasian banget nih anak orang.”

Sean kembali dari dapur dengan segelas air di tangannya. Ia menoleh kepada Rayhan dan Jonathan yang menatapnya penuh harap, lalu menggeleng singkat.

“NO!”

“Ya Tuhan jahat amat lo, lumayan tau bantuin orang bisa nambah pahala,” Rayhan mencoba membujuk lagi.

“Pahala gue udah kebanyakan.”

“Ini nih yang namanya anak dakjal, sombong banget!”

“Gue bantuin lo ngerjain tugas-tugas kuliah lo deh, atau neraktir lo makan sebulan atau bantuin kerjaan lo di BEM.” Langkah Sean yang sudah tepat berada di depan pintu kamarnya sontak terhenti. Sepertinya tawaran Jonathan lumayan juga.

“Kalau lo bisa nyari dua sponsor yang mau kerjasama sama acara BEM gue bakal bantuin lo.”

Jonathan seketika berdiri dan mengacungkan jari telunjuknya ke arah Sean. “Beneran loh ya jangan boong!”

“Cowok yang dipegang omongannya,” ucap Sean sebelum masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.

Jonathan tersenyum puas lalu berjongkok dan mengguncangkan bahu Rayhan. “Han lo mesti bantuin gue gak mau tau. Cepet gunain kenalan lo buat nyari sponsor, cari sebanyak-banyaknya!”

Rayhan menganga. “Si anying, tau gini tadi gue gak ikut bujukin.”

“Ayolah kan temen katanya harus saling membantu.”

“Ogah, gue resign jadi temen lo aja.”

“Ayolah Han, entar gue teraktir lo makan deh selama seminggu.”

“Oke deal!”

“Dasar anak setan!”

***

Dua hari setelah Sean mengajukan syarat, Jonathan berhasil menemukan tiga sponsor berkat bantuan sobat karibnya alias Rayhan yang saat itu sudah jadi youtuber terkenal sekaligus pemegang silver play button. Rayhan hanya mengabari beberapa kenalannya yang dulu pernah kerjasama dengannya. Semudah itu dia mencari sponsor padahal Sean dan teman-temannya bolak balik kesana kemari demi mendapat satu sponsor saja susahnya minta ampun. Memang luar biasa sekali menjadi seorang influencer.

Bittersweet [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang