. Author's .
.
"Lempar sini bolanya!"seru Jeno sambil menatap Soobin dengan serius.
Mereka sedang bermain basket. Pelajaran olahraga adalah pelajaran kesukaan anak IPS 4 yang bobrok. Para cowok main sampai mau mati, sedangkan yang cewek gosip sampai pelajaran selesai.
Sudah beberapa hari berlalu, keadaan Jeno sudah membaik. Dia sudah kembali seperti biasa, luka tangannya juga sudah pulih walaupun masih meninggalkan bekas mengerikan.
Ia sudah mulai kembali bekerja di minimarket untuk membiayai kehidupannya sendiri. Jaemin yang mengajarinya sudah tidak perlu datang setiap hari ke rumah Jeno, karena Jeno sekarang sudah bisa berfikir.
"Kalian berdua ngapain deh kok gak ikut main?"sahut Lia saat melihat dua orang yang duduk di sebelah kumpulan cewe rumpi.
"Kalau gue kan emang biasanya ga ikut,"balas Renjun pongah.
"Iya kalau lo mah gue juga tahu Njun, mager kan,"angguk Lia.
"Kalau makhluk di sebelah gue, gue gatau ya,"lanjut Renjun.
"Gue -,"baru saja orang yang duduk di sebelah Renjun berbicara, sudah dipotong oleh bapak olahraga.
"Na Jaemin, ngapain kamu juga duduk sama Renjun!?"seru Yoongi keras.
Yoongi berjalan ke tepi lapangan, mendatangi Jaemin dan Renjun. "Mau malas-malasan ya kamu?"tanyanya saat sampai di depan mereka.
Kegiatan di tempat itu tiba-tiba terhenti. Anak-anak yang berada di lapangan berhenti dan menatap kericuhan yang dibuat oleh Yoongi, beberapa dari mereka memanfaatkannya untuk minum dan pamer abs.
"Lah, nggak pak. Ini, um... kenapa si Renjun juga nggak diteriakin?"tanya Jaemin terbata.
"Renjun kan memang punya kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang melelahkan,"jawab Yoongi cepat.
"Kalau kamu apa? Jangan bilang kayak anak cewek kalau kamu nyeri haids ya!"
Mendengar ucapan Yoongi, anak-anak di tempat itu tertawa keras. Jaemin yang menahan malu hanya tersenyum kecil sambil menatap ke bawah. Ia sama sekali malas untuk mendebat karena merasakan perutnya yang benar-benar sedang sakit.
Kalau memang dia berkata kalau perutnya sedang sakit, apa anak-anak yang lainnya malah mengejek dia lebih lagi?
Ia kemudian melirik ke lapangan dengan sekilas, menangkap Jeno yang sedang menatapnya tanpa ekspresi di antara teman-teman lain yang tertawa lebar.
Jeno hanya mengangguk pelan, sambil mengelap keringat di pelipisnya dengan ujung bajunya. Pamer bos, bikin jantung Jaemin berdegup kencang beberapa saat.
Jaemin kemudian menghela nafas, "oke pak saya ikut main."
Itu keputusan terburuk yang Jaemin ambil di hari itu. Terik matahari dan nafasnya yang mulai terengah-engah membuat perutnya semakin sakit.
"Oi, lo pucet banget,"ucap Jeno sambil berlari di sebelah Jaemin yang sedang mendribble bola.
Jaemin melirik Jeno, bingung. Mereka dari tim yang berbeda, dan harusnya Jeno merebut bola itu darinya.
"Maen yang..bener dong,"balas Jaemin pada Jeno sambil tersenyum kecil.
"Woy rebut bolanya Jeno sialann!"seru Soobin sambil berlari cepat dari belakang.
Soobin merebut bola tersebut dari Jaemin dengan mudah, bahkan membuat Jaemin hilang keseimbangan ke arah Jeno.
"Nih tangkep bolanya!"seru Soobin yang tiba-tiba berbalik lalu melempar bola ke Jeno.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manuver. [Nomin]
Teen Fiction"gue gak sebaik yang lo kira, Jen." "yang penting itu lo, bukan kondisi lo." "lo yang sayang sama gue, dan ngehianati gue." └─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───┘ +Berisi keseruan anak geng Manuver dan semua masalah anak SMA mereka. 4/5/20. Mengandung ko...