ˢᵉᵐᵇⁱˡᵃⁿ, ʰᵒᵖᵉˡᵉˢˢ ᵖᵗ.2

128 19 3
                                    


Author's Pov.

.
.
.

Tap tap tap, jari Renjun yang mengetuk meja itu menciptakan suara yang annoying. Dia terlihat begitu gelisah.

Lia yang duduk di seberangnya kemudian menatapnya intens. "Njun, lo kenapa dah?"

"Lihat jamnya,"balas Renjun. Ia kemudian menoleh ke arah Lia, "Jeno nggak pernah hampir telat kayak gini kan?"

"Emm..bener juga sih,"angguk Lia.

"Tapi si anak baru itu juga belom dateng?"lanjutnya.

"Oh? Jaemin....bener juga dia belom dateng,"gumam Renjun.

Bel sekolah akhirnya berbunyi. Namun, dari koridor kelas terdengar suara orang berlari. Renjun menoleh ke arah pintu dengan penuh harap kalau itu Jeno, tapi ternyata bukan.

Jaemin tiba, sepersekian detik ia bersandar pada pintu kelas karena capek berlari.

"Cepat masuk,"ucap guru yang berada di belakang Jaemin.

"Oh iya pak..hehe,"balas Jaemin, masih terengah-engah.

Jaemin kemudian berjalan ke dalam kelas, dan duduk di tempatnya. Penampilan Jaemin suram, mata pandanya terlihat jelas, rambutnya acak-acakan, dan bajunya kusut.

"Lo udah kayak pengemis aja?"sahut Renjun sambil melirik sekilas ke belakang, ke arah Jaemin.

"Gue bangun kesiangan,"cengir Jaemin lebar.

Renjun kemudian kembali menatap ke depan. Dia tidak berniat memiliki percakapan yang panjang dengan Jaemin.

"Jeno izin selama 5 hari kedepan...ada yang tahu dia ada acara keluarga apa?"sahut pak Heechul.

"Acara keluarga?"ulang Renjun.

"Iya, dia menghubungi sekolah untuk izin tadi pagi,"angguk pak Heechul.

Aneh, dia bahkan nggak bales pesan gue, Renjun berpikir keras.

"Loh Njun, Jeno izin?"tanya Jaemin dari belakang.

Renjun kemudian menoleh ke belakang, "bukannya lo harusnya lebih tahu? Soalnya lo kan biasanya ngelintah sama dia."

"Kasar Njun,"balas Jaemin singkat.

Renjun mendengus, "gue juga ga tau, dia ga bilang ke gue." Setelah berucap begitu, Renjun kemudian kembali menghadap ke depan.

Jaemin mengamati Renjun dalam diam. Lo gak bakalan tau apa yang sebenernya terjadi sama si Jeno. Jaemin kemudian bersandar di kursi dan mulai tidur.

.

Flashback.
.

Sebuah mobil berhenti di depan sebuah rumah kosong yang cukup besar. Pintu mobil terbuka, dan seorang laki-laki turun.

Hyungseok berdiri di depan pintu rumah kosong itu dengan tangan tersilang di dada. "Ternyata lo yang dikirim ke sini."

"Iya. Keparat juga si Jiho nyuruh gue dateng ke tempat beginian di tengah malem,"balas si laki-laki yang baru saja sampai itu.

"Di mana dia?"lanjut laki-laki itu.

"Tunggu, gue masih inget lo nendang gue pas di minimarket,"ujar Hyungseok. "Padahal gue minta tolong ke lo."

Laki-laki tersebut kemudian berjalan mendekat ke arah Hyungseok, sampai mereka benar-benar berhadapan dengan jarak yang sangat minim.

Tangan laki-laki itu mengetuk-ngetuk kepala Hyungseok dengan sengak, "lo punya otak nggak?"

Manuver. [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang