ᵀⁱᵍᵃ ᵇᵉˡᵃˢ🎀

149 31 5
                                    


Author's pov.

.
.
.

Grekk..

Suara pintu yang digeser memecah keheningan yang semula melingkupi ruang inap tersebut.

Seorang laki-laki duduk di sebelah kasur pasien, awalnya membaca buku langsung menoleh karena suara tersebut.

"Lo udah di sini Njun,"sapa Jaehyun yang kemudian masuk dan menutup pintunya lagi.

"Iya hyung, tadi pulang langsung ke sini,"balas Renjun yang masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Yang lain ke sini juga?"

"Tadi sih ke sini, terus pada pulang. Kecuali ada satu orang yang katanya pengen nunggu Jeno juga,"jawab Renjun.

Jaehyun melepas jasnya, memamerkan kemeja putih dengan dua kancing atasnya yang sengaja tidak dikancingkan.

Ia melirik Renjun sejenak lalu menyahut, "biar gue tebak. Pasti si Jaemin ya?"

Renjun hanya mengangguk, sedangkan jawaban jelasnya sudah diberikan saat pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Jaemin yang berjalan keluar.

"Oh? Hai hyung,"sapa Jaemin saat melihat Jaehyun yang duduk di sofa.

"Hai,"balas Jaehyun.

"Hyung kalau pake baju kayak gini sama sekali ga kelihatan kayak anak SMA sumpah,"komentar Jaemin.

"Ya kan? Makanya gue ga perlu lihat ada orang yang ngerendahin gue cuma karena gue SMA,"balas Jaehyun.

"Gimana kasusnya?"sahut Renjun.

Jaehyun menoleh ke arah Renjun sambil menggeleng, "seseorang menghapus jejaknya."

Kini Jaemin yang menunjukkan raut wajah penasaran miliknya, "maksudnya?"

Jaehyun berganti menoleh ke arah sebelahnya, ke Jaemin yang duduk di sebelahnya persis.

"Jadi kasusnya cuma direkap menjadi preman-preman yang pesta heroin,"jawab Jaehyun.

"Jejak Jeno disekap di sana nggak ada, dan sama sekali ga bisa ditemukan,"lanjut Jaehyun.

"Jangan-jangan orang itu yang hapus jejaknya ya..,"gumam Jaemin pelan.

Ia berusaha terlihat meyakinkan, dengan menunjukkan raut wajah yang begitu penasaran dan prihatin.

"Siapa?"tanya Jaehyun cepat.

"Orang yang ngasih gue Narcan. Saat Jeno sekarat, obat itu satu-satunya yang mungkin bikin Jeno bertahan hidup sampe sekarang,"jawab Jaemin.

"Tapi katanya nafas Jeno sempet berhenti?"sahut Renjun.

"Pasti lo..,"lanjutnya sambil menyipitkan matanya dan menunjuk ke arah Jaemin.

"Ehem..ya gue ngelakuin tindakan CPR dong. Wajar kan? Menolong orang yang sekarat,"balas Jaemin cepat.

Renjun hanya mengangguk-angguk pelan sambil mendengus.

"Orang ini penampilannya gimana?"potong Jaehyun.

"Dia pake baju serba putih, identitasnya sama sekali gabisa gue ketahui,"jawab Jaemin.

"Dilihat dari gerak-geriknya, dia pasti udah tahu kalau Jeno bakal sekarat. Dia juga bilang kalau Jeno punya utang budi ke dia karena hal ini,"lanjut Jaemin.

"Hmm...jadi dia yang sebenernya ngamatin di belakang layar? Apa itu Jiho?"tanya Jaehyun.

Jaemin terdiam sejenak, namun menggeleng, "kalau dari suaranya bukan Jiho, badannya juga lebih atletis dan tinggi."

Manuver. [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang