Jaehyun's..
.
.Pencarian pembeli heroin belum membuahkan hasil. Untungnya, pada hari-hari awal Jeno disekap dan diberi heroin, hanya ada 2 pembeli saja yang membeli narkoba jenis heroin.
Karena sudah dipersempit kemungkinan pembelinya, seharusnya tidak susah.
"Untuk pembeli pertama adalah Tuan Hiro,"ucap sekretarisku.
"Kamu dapat informasi tentang penggunaan heroin itu?"tanyaku.
"Ya. Beberapa temannya bilang kalau pada malam itu Tuan Hiro menggelar pesta kecil-kecilan bersama teman dekatnya. Ia memakai heroin itu di sana,"angguknya.
"Untuk pembeli kedua...masih belum diketahui,"lanjutnya.
"Jadi kamu nggak nemu identitas asli pembeli? Bagaimana bisa?"tanyaku sambil melepaskan kacamataku.
Sekretarisku yang bernama Ten itu hanya menggeleng, "ia menyuruh perantara untuk membeli heroinnya."
"Bagaimana dengan rekening?"
"Sudah ditutup. Saya yakin kalau rekening itu juga memakai nama palsu, tidaklah mengarah langsung padanya,"jawab Ten.
Aku mengangguk-angguk saat mencerna informasi itu. Berarti saat ini masih belum ada petunjuk siapa yang membeli heroin?
"Kamu cari tahu siapa perantara itu, secepatnya-,"belum selesai aku berucap, Ten sudah memotong.
"Saya sudah menerima rekaman CCTV yang ada di stasiun saat itu,"ucap Ten.
Aku meliriknya, "bagus. Mainkan videonya sekarang."
Kegiatan gelapku selalu dilakukan di tempat publik. Pembeli membayar, dan kurirku akan meninggalkan benda tersebut di sudut-sudut tempat publik yang tidak menarik perhatian.
Terkadang jika benda tersebut sangatlah berharga dan ilegal, aku akan langsung meminta video CCTV pada hari itu diedit sedemikian rupa sehingga tidak mengancam identitasku.
Ten mengambil laptopnya, kemudian memposisikan laptop itu di depanku. Ia menekan tombol spacebar untuk memutar video CCTV itu.
Kamera CCTV menunjukkan ramainya stasiun pada hari itu. Kualitasnya jelek, dan cukup buram.
"Di sini kurir kita meninggalkan paketnya,"sahut Ten.
Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan baju kasual membawa sebuah tas kecil yang kemudian ia taruh di lantai. Ia mengeluarkan sesuatu, lalu terlihat sedang menelpon seseorang.
Melihat dari gerak-geriknya, ia berpura-pura panik dan berlari pergi. Meninggalkan tas kecil itu di sana dengan sengaja.
"Sekitar 5 menit setelahnya ada orang yang datang untuk mengambil tas itu,"sahut Ten.
Ia memajukan video itu kurang lebih 4 menit setengah.
"Itu dia,"gumam Ten sambil menunjuk seorang laki-laki.
Benar saja, laki-laki itu mengambil tas kecil tersebut tanpa mengecek dua kali.
Aku mengangguk setelah melihat video itu. "Mundurkan videonya, lalu pause di momen wajahnya menghadap ke kamera."
Ten bergumam "iya", lalu melaksanakannya. Ia mendapatkan momen di mana wajah laki-laki itu menghadap ke kamera.
"Perbesar,"gumamku.
Walaupun kualitas rekaman tersebut sangatlah jelek, tapi masih bisa dilihat wajah laki-laki itu. Tapi hanya setengah, karena tertutup topi.
"Ini gak berhasil kalau kita yang ngecek,"komentarku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manuver. [Nomin]
Teen Fiction"gue gak sebaik yang lo kira, Jen." "yang penting itu lo, bukan kondisi lo." "lo yang sayang sama gue, dan ngehianati gue." └─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───┘ +Berisi keseruan anak geng Manuver dan semua masalah anak SMA mereka. 4/5/20. Mengandung ko...