Jeno's.
.
.
."Wah gila ya, ternyata dia masukin alamat lo..,"sahut Jaemin yang duduk di sebelahku.
Kami kembali duduk di halte, menunggu bis datang.
"Hati-hati dia Burhan,"lanjut Jaemin.
"Gue lebih takut lo Burhannya,"balasku cepat.
"Idih mana ada,"cengir Jaemin sambil melirik ke arahku.
"Sumpah deh hidup lo kayaknya nggak ada santuynya sama sekali,"komentar Jaemin.
Aku hanya mendengus sambil menatapnya remeh. "apalagi lo sekarang muncul di hidup gua."
"Lah kok gue yang disalahin,"ucap Jaemin sok melas, walaupun cengiran masih bertahan di wajahnya.
"Pulang sana lo sat. Bosen gua liat muka lo."
"Nanti lo kangen gue gimana?"tanya Jaemin.
Aku menjauh darinya, "Tuh kan, lo yang nyeremin!"
"Udahlah gue mau pulang,"lanjutku, sambil bangkit berdiri karena melihat ada bis yang mendekat.
Jaemin juga ikut berdiri di sebelahku, yang tentu saja langsung kuhujam tatapan tajam. "Jarak 2 meter."
"Apa?"sahut Jaemin.
Aku mendorongnya menjauh dariku. "Lo berdiri 2 meter dari gua."
"Yaelah abang, udah kayak cewe pms aja sok gitu,"komentar Jaemin.
Tapi aku serius. Kami duduk berseberangan, untungnya.
.. :)
.
.
.Hari ini bikin capek. Ternyata ada banyak hal yang selama ini tidak kuketahui, ingin rasanya aku melepaskan semua kepenatan ini.
Tapi saat aku memandang rumahku, aku hanya mendengus pelan. Rumahku saja bukanlah tempat di mana aku bisa bersantai.
Aku merogoh kunci rumah di saku celanaku, lalu menancapkan kunci itu lalu memutarnya 90 derajat. Aku meraih kenop pintu dan membuka pintu itu.
Tampaklah rumah dengan keadaan gelap dengan sedikit cahaya yang masuk karena tertutup gorden. Aku melangkah masuk, lalu menutup pintu dan menguncinya kembali, lalu membuka gorden-gorden yang masih tertutup.
"Laki-laki tua itu sama sekali gak pulang,"gumamku, sambil berjalan ke dapur untuk minum.
Aku melirik ke arah foto kecil yang tergantung di ruang keluarga, saat aku berjalan melewati ruangan itu.
Prak! Suara dari figura pecah itu terdengar nyaring, saat aku membanting foto itu ke lantai.
"Buat apa ada foto keluarga kalo keluarganya aja nggak ada,"geramku, sambil menendang jauh foto itu.
"Hahhh.." aku menghela nafas, lalu melanjutkan jalanku ke dapur.
Suara kran mengalir memenuhi ruangan besar yang hampa, memberikan kesan menggema. Setelah menaruh gelas di atas meja, aku kemudian membuka kulkas untuk mengecek isinya. Yup, seperti yang kutebak, tidak ada apapun di sana.
Uangku juga mulai menipis, berhubung aku selalu beli makanan dengan uang yang kupunya. Ada baiknya laki-laki tua itu nggak pulang, aku hanya perlu membuat makanan untuk 1 orang. Aku tahu aku pathetic. Perutku lapar, tapi aku memilih kembali ke ruang tamu.
Aku tiduran di sofa, berhubung tidak ada yang bisa kulakukan. Sampai akhirnya kesadaranku mulai memudar.
..

KAMU SEDANG MEMBACA
Manuver. [Nomin]
Teen Fiction"gue gak sebaik yang lo kira, Jen." "yang penting itu lo, bukan kondisi lo." "lo yang sayang sama gue, dan ngehianati gue." └─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───┘ +Berisi keseruan anak geng Manuver dan semua masalah anak SMA mereka. 4/5/20. Mengandung ko...