[CHAP 8]

14 7 0
                                    


-
-
-
-
-
-

(Skylane)



"Mah, dasi punya Stella dimana? "

Dari arah tangga, Stella berlari kearah meja makan. Pagi ini gua emang nyempetin buat sarapan dirumah sebab Richard bilang dia bakal jemput gua agak telat. Mamah juga sudah menghadang gua ketika gua hendak membuka pintu utama jadi mau gak mau gua harus kembali masuk dan sarapan bersama.

Stella duduk dihadapan gua ketika mamah bilang akan mencari dasi miliknya. Ia mulai mengambil sarapannya, senyum nya mengembang ketika satu suapan memenuhi mulutnya.

Gua kembali fokus dengan sarapan gua tanpa perduli lagi dengan Stella. Sesekali melirik ponsel, berharap Richard menghubungi gua dan bilang kalau dia ada didepan rumah gua.

"Yaa... Mbak, masakan mamah emang selalu enak seperti biasanya. "

Gua menatap Stella, anak itu terlihat sangat lebih ceria. "Saya lupa kapan terakhir kali saya memakan masakan mamah. "

Alis Stella berkerut, sendoknya ia letakkan diatas piring. "Mbak keterlaluan banget, 3 tahun lalu mamah selalu masakin sarapan setiap hari. Kami sarapan bersama, kenapa mbak bilang gitu? "

"Mamah memang masak setiap hari, tapi saya gak pernah makan masakan dia. Lupa ya, kalau yang selalu makan bersama itu hanya kamu, mamah dan papah. Saya tidak bergabung disana. Meskipun saya ada dirumah, tapi apa kalian memanggil saya untuk makan bersama? Wah.... Seingat saya... Tidak pernah. "

Dari arah tangga, mamah berdehem cukup keras. Cukup membuat gua dan Stella berhenti berdebat. Baru beberapa sekon mamah menduduki kursinya, gua harus segera pamit karena Richard baru saja mengirim pesan bahwa dia sudah berada di depan rumah.

Richard menyambut gua dengan senyuman sebelum menyuruh gua untuk segera menaiki ninja miliknya.

*******




"Sorry, tapi gue gak dapet informasi apapun dari Sehun. Vampire brengsek itu aishhh.... Udah lah, gue pusing anjing."

Se-serius itu kah? Sampai-sampai gua sama sekali gak boleh tahu hal ini?

Annette menenggelamkan mukanya diantara kedua lengan yang ia lipat. Bersamaan dengan gua yang menyenderkan badan di punggung kursi, Kai datang dengan langkah santai namun cukup mengundang atensi anak kelas.

"Net, kencan sama gue yok!"

Siulan dari anak-anak kelas lumayan memekakkan telinga gua. Raut wajah Annette juga jadi lebih gak bersahabat banget.

"Kesurupan apaan lo tapir?! Ngajak gue kencan karna taruhan? "

Kai menarik kursi di meja sebelah, ia mulai duduk dan menggenggam tangan milik Annette.

"Ya ampun, Net. Udahan lah musuhannya. Dendam apa sih lo sama gue? "

"Kai... Sayang... Kalo mau kencan sama gue, Lo harus terjun dari atas Burj Khalifah dulu. Santai aja nanti gue yang bayarin tiket ke Dubainya. "

"Pengen banget lo ngeliat gue mati. " Kai membuat raut muka memelas nya. Gua mengernyit dahi, gak percaya Kai bisa berekspresi kek gitu. "Tapi gak papa. Asal lo ikut gue ke Surga. Kita bikin keluarga kecil disana. "

"Ibadah gak pernah. Mimpinya masuk Surga. "

"Jangan ganggu Annette, Sialan!. " Sehun, cowok itu baru saja masuk kelas dan langsung nge geplak tangan Kai yang dipakai buat menggenggam tangan annette tadi. Kai sempet meringis kemudian natap Sehun sengit. "Rayu cewek lain, jangan Annette. "

SKYLANE [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang