Mentari sudah mulai menyembunyikan sinarnya. Gua mendesah pelan ketika melihat kondisi rumah tua yang berada tepat didepan kami. Terlebih letaknya berada ditengah hutan yang menurut gua sendiri ini sangat cukup seram. Okay, pada intinya ini memang benar-benar seram. Annette terus mengikuti gua sejak kami baru sampai disini, kami berdua memang tidak ada nyali untuk berada disini.
Richard mengajukan dirinya untuk masuk kedalam rumah tua yang sudah sangat tidak layak huni itu. Dinding-dinding nya dikelilingi oleh tanaman rambat dan lumut. Demi tuhan, gua tidak akan pernah mau kesini lagi. Kai menepuk pundak gua dan gua menoleh, "Lu dibelakang gua sama Louis, Annette dan Irene ikut sama Edward dan Sehun. Jackson akan ikut dengan Richard setelah si brengsek itu masuk kedalam. "
Tangan gua sudah ditarik untuk mengikuti langkah Kai, tapi gua menahannya. "Gak bisa, kenapa Jackson? Kenapa gak lu, Edward atau Sehun? Jackson masih SMP!. "
Edward terlihat menghela nafas, dia menggenggam tangan kanan gua; meyakinkan. "Langit, percaya sama gua.. Cover dia adalah anak SMP tapi isinya adalah gangster. " Sontak dahi gua berkerut.
Jackson menendang badan Edward. "Sembarangan. " Lalu dia melihat kearah gua. "Mbak tuh yang ter-the best deh, cuma mbak La yang selalu khawatir sama njack. Yang lain mah kek anjing semua mbak, apalagi cowok amerika itu. " Jackson menunjuk Louis dengan dagunya setelah itu dia tersenyum lebar meski Louis sudah menatapnya dengan sengit, siap untuk menghabisi Jackson sekarang juga. Tapi kondisi sedang tidak tepat.
"Ikutin apa mau mereka. Gua yakin lu udah gak betah disini. " Dan gua menyutujui omongan Irene dengan mengangguk.
Kami sudah hampir memencar namun sepertinya kami sudah ketangkap basah oleh orang lain. Sebab sebuah panah melesat tepat disamping kaki Annette yang ngebikin cewek itu histeris seketika. "Gua mau pulang bangsat. Gak mau disini. " Irene disamping nya masih berusaha menenangkan.
Jackson langsung berlari kedalam rumah itu, didampingi oleh Sehun. Kai mendesis, "Sial, tau gini harusnya kita bawa anak-anak yang lainnya tadi. "
"Gak bisa bang, malahan dengan anggota yang bertambah banyak. Prediksi untuk ketangkap basah menjadi lebih besar." Louis menjawab namun atensi nya tetap pada ponsel genggam nya.
"Kita gak bisa disini terus. Gua sama Edward bakal bawa Annette dan kalian berdua jaga Sky. "
"Louis, hubungi Mark apakah dia bisa datang ke lokasi dengan Yuta dalam waktu kurang dari dua puluh menit. "
Gua mengernyit atas penuturan Edward, "Mustahil. Kita kesini membutuhkan waktu sekitar empat puluh enam menit dengan kecepatan 90 km/jam. Kurang dari dua puluh menit sama dengan menambah kecepatan diatas 120 km/jam. Itu melanggar aturan hukum. "
"Tadi juga macet, Ward. Mereka gak akan bisa mengemudi dengan kecepatan segitu. " Annette menambahkan, kali ini gua seratus persen setuju dengan Annette.
Tapi emang dasar nya bandel, gak bisa diomongin. Louis malah berkata; "Gua bakal menghubungi mereka. "
"JANGAN GILA?!. " Gua menatap gak percaya kearah Louis. Mereka sebenarnya siapa? Oke, gua mulai menyesal karena pernah tidak percaya dengan omongan Edward. Mereka emang segila itu.
Annette melerai, "Disini kita memang tidak diperbolehkan gila atau sebagai gantinya mungkin kita mati. "
Kai berdecak, dia menepuk pundak Annette. "Sayang-nya Kai makin pinter deh. "
"Lah, gua kan emang pinter, lu nya aja yang terlalu bodoh. "
Kai menghela nafas pendek. "Jaga diri baik-baik ya. Pulang nanti kita jadian. " Lalu perdebatan itu harus usai ketika Kai langsung menarik gua bersama Louis menuju sisi samping kanan rumah itu, sedangkan Annette, Irene dan Edward berada disisi kiri. Gua masih gak bisa mikir jernih setelah semuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/235147060-288-k151592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLANE [PCY]
Fiksi RemajaScbeesky X Daxzhh **Hal bodoh adalah dimana gua masih mikirin lu. Sementara lu sendiri sibuk main sama perempuan lain** ㅡSky Claude Fischerㅡ **Gue udah tulis nama lo dilangit, tapi awan menghapusnya. Gue juga udah tulis nama lo di pantai, tapi omba...