Al & El - Chapter 30

1.1K 76 2
                                    

Holla, udah part 30 aja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holla, udah part 30 aja ya. Nggak kerasa tau kalau Al & El udah sejauh ini. Hehehehe

Happy Reading🕊


Tepat saat Alva selesai menceritakan semuanya. Orang tua Ellin beserta sahabat nya datang, kecuali Revan. Ellin tidak akan memberi tahu pria itu sampai Revan berhasil mengejar cita-cita nya.

"Kamu udah baikan, sayang? " Tanya Ellen tampak khawatir dengan keadaan putri satu-satunya. Ellin tersenyum menanggapi nya. Allen berdiri di samping Ellen. Tampak khawatir juga.

"Ayah, Bunda El baik-baik aja kok" Ucap Ellin meyakinkan mereka. Namun setiap orang tua tau, anaknya tengah berbohong.

"Udah makan kan? " Tanya Ellen.
"Udah kok, minum obat juga tadi" Jawab nya.

"Kalian kapan sampai? Agatha nggak kasih tau sama Ellin tuh" Ujarnya, lalu melirik Agatha yang hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Udah dari tadi, kita berdua mampir kerumah dulu sebentar sama Agatha dan Azka" Jelas Ellin.

Allen dan Ellen setelah mendengar kabar putri dirawat, tanpa memperdulikan pekerjaan nya Allen langsung memesan tiket pesawat yang akan berangkat ke Jakarta hari itu juga. Tanpa mengemaskan barang-barang nya, dan hanya membawa barang yang mereka perlukan.

"Kalian berdua lelah ya?, maafin Ellin selalu repotin kalian" Lirih Ellin sambil menunduk. Ellen memeluk putrinya, mengelus kepala Ellin dengan sayang dan memberi kecupan pada pucuk kepalanya.

"Ellin itu selalu jadi putri kecil nya Bunda, Ellin nggak pernah ngerepotin Bunda sama Ayah. Seharusnya Ayah sama Bunda berterima kasih sama kamu, karena sudah hadir sebagai pelengkap diantara Ayah dan Bunda. Kamu mau minta apapun bakal Bunda kasih sayang, mau ke Korea, bahkan keliling dunia Ayah sama Bunda bakal kabulin asal Ellin sembuh" Tampa disadari air mata Ellen jatuh, ia takut kehilangan putrinya. Ia akan melakukan apapun demi kesembuhan Ellin.

Ellin mengeratkan pelukan nya, menumpahkan semua rasa sakitnya. Semua yang berada disana turut sedih, apalagi Agatha yang sudah menangis dipelukan Azka, begitu juga dengan Raya.

Melihat itu, hati Alva sakit. Ia benar-benar pria brengsek yang sudah menyakiti Ellin. Alva keluar dari ruangan Ellin menuju kantin rumah sakit.

Ellin melepaskan pelukan nya "Maafin Ellin ya Bunda" Ucapnya disela isakan yang belum reda. Ellen menggelengkan kepalanya, mengusap wajah Ellin dengan lembut.

"No, don't say sorry. Ellin mau ke Korea kan? El juga mau ketemu sama oppa-oppa ganteng nya kan? Makanya cepat sembuh ya. Kalau Ellin udah sembuh kita langsung ke Korea, Bunda sama Ayah janji" Ujar Ellen.

Ellin terkekeh, lucu rasanya disaat seperti ini masih sempat-sempat nya Ellen ingin membawanya ke korea.

"Ada yang lucu? " Tanya Ellen yang mulai berhenti menangis. Ellin menggeleng pelan, lagi dan lagi ia hanya bisa memeluk tubuh Bunda nya.

Ellin tidak mau ada air mata lagi, ia ingin semuanya bahagia. Jika orang tua nya dan para sahabat nya bahagia, setidaknya ia bisa pergi dengan tenang.

Disini Alva sekarang, sedang duduk termenung memikirkan Ellin. Ia tidak pernah bisa makan dengan tenang jika Ellin terus berkata dia baik-baik saja.

Ponsel Alva berdering, itu membuat nya sedikit teralihkan pikiran nya. Ia menatap layar ponsel itu tertera nama abang nya disana.

Ia segera mengangkatnya. Terdengar helaan nafas panjang dari sebrang sana.

"Ada apa sih? " Tanya Alva yang mulai jengah. Sudah satu menit Dimas hanya menghela nafas saja sedari tadi.
"Lo masih disana? " Tanya Dimas.
"Iya, kenapa? Lo perlu apa?"
"Pulang bawain, martabak keju spesial ya sama bakso"

"Lo harus ganti ya duit gua"
"Elah perhitungan banget lo jadi adek"

"Dih nggak pernah ngaca ya? Situ juga perhitungan, perkara mie ayam aja lo ampe block WA gua. Cih kekanakan" Semprot Alva yang sudah merasa kesal dengan abang nya ini.

"Halah, iya gua ganti. Udah tutup gih" Belum sempat Alva menjawab nya, sambungan telepon terputus. Alva mengusap dada agar dirinya tetap sabar menghadapi makhluk sialan yang berwujud menjadi abang nya.

Setelah membayar teh yang ia pesan tadi, Alva kembali kekamar Ellin untuk ijin pulang, karena sudah malam.





















Gadis malang yang rapuh ini, apa masih bisa bertahan sampai ia mendapat kembali cinta dari seorang Alva?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis malang yang rapuh ini, apa masih bisa bertahan sampai ia mendapat kembali cinta dari seorang Alva?. Setelah gadis ini mendapatkan nya, percayalah gadis ini akan pergi dengan tenang. Senyuman manis nya akan selalu merekat pada bibir mungil indahnya sampai ia menuju tempat peristirahatan terakhir.













Sumpah ya aku tu heran, lama up tapi partnya pendek. Hehehe mon maap nih ye para readers😅

Mana puitis banget lagi aduhh dahlah aku bingung yang penting up kan hehehe. Kan bakal direvisi juga

Aku juga bingung, soalnya tugas sekolah makin hari makin banyak.

Pokoknya tetep lopyu lah😘

Al & El  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang