chapter 29.

50 18 4
                                    

“Lagi apa lo?” tanya Rachel.

“Lagi ngerjain tugas gue”

“Noh, buat lo!” Rachel melempar sebuah kotak hp kepada Farrel.

“Apa nih?”

“Panci pink!”

“Hahaha... lucu lo?” tertawa malas.

“Udah tau hp, masih nanya lagi!”

“Ngeselin lo ya?!” Farrel mencubit pipi Rachel.

“S-sakit oy!”

Saat sedang berkelahi, kak viona masuk dan menggeleng maklum melihat kami berkelahi.

“Heh, bentar dulu berkelahinya”

“Eh kak viona”

“Ada apa kak?” tanya Farrel

“Nih, sarapan dulu ya. Bi santi lagi pergi, gue mau keluar bentar. Kalian jaga rumah sampe Bi Santi pulang!” memberi nasi bungkus lalu pergi meninggalkan kami.

“Mau jalan sama pacarnya tuh!” Farrel menebak.

“Sok tau lo!”

“Kalo bener? Lo suapin gue ya?”

“A-apa sih! Lah siapa tau, kakak lo mau ke toko!”

Farrel menarik tanganku keluar kamar.

Kami menuju teras rumah dan terlihatlah.

Kak viona sedang bersiap-siap naik motor bersama laki-laki.

“Ok. Gue menang! Suapin gue!” Farrel memeluk Rachel dari belakang.

“Katanya suapin. Kok malah peluk sih. Sana-sana!” ucap Rachel lalu mencitak kepalanya.

“Lo mah, sadis!”

“Bodo!”

Pada akhirnya akupun harus menyuapinya dan ia hanya kegirangan.

“Eh kenapa lo?” tanya Farrel saat melihat Rachel murung.

“Nggak kok”

“Yang bener?”

“Iya”

“Lo nih ya, kita udah bareng-bareng dari kecil, masih mau bohong?”

“Hah, s-sebenernya gue mau tanya” pasrah Rachel.

“Apa?”

“Lo ada hubungan sama Chelsea ya?” tanya Rachel.

“Hah k-hata swiapa?” ucap Farrel dengan mulut penuh makanan.

“Telen dulu!”

“Hah, kata siapa? Halu lo ye?”

“Kemarin gue liat lo pelukan sama dia di mall.”

“Oh itu, nyesek banget kan?” ucap Farrel.

“Maksud lo?”

“Iya, jadi gini. Kemarin dia ngomong suka sama gue, terus...”

"Terus?” tanya Rachel penasaran.

“Bentar mau ambil minum, keselek gue!”

“Oy! Lagi kayak gini sempet-sempetnya lo ya!”

“Hahaha, bentar!”

Setelah minum dia mengambil nafas panjang dan bercerita lagi.

“Terus gue tolak”

“Tolak? Beneran?”

“Iyalah, gue udah ada cewek yang gue sayang”

“Siapa?”

“Pokoknya dia baek dah, lucu, imut!”

“Terserah deh. lah terus kenapa kayak orang pacaran lo?”

“Kemarin gue sama dia temenan, eh gue kalah tantangan sama dia. Hukumannya gue jadi babu sehari!”

“Hahahaha” seketika Rachel tertawa lepas.

“Dasar lo asem!, malah ngetawain!”

“Hahaha jadi babu!”

“Dasar nih anak!”

Farrel tiba-tiba memelukku dari belakang dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.

“Sakit oy! Lepasin!!”

“Bodo! Diem lo!”

“Dih, apa sih! Lepasin ih!” Rachel berusaha melepaskan tangan yang melingkar di pinggangnya.

“Hehe gemes gue sama lo!” Farrel akhirnya melepaskan pelukanya.

“JIJIK OY!” teriak Rachel.

“Nggak usah tereak!”

“Lagian sih lo ngeselin!”

“Eh iya Hel”

“Apa?”

“Kalo misalnya, gue pergi lo ntar gimana?”

“Maksudnya?”

“Maksud gue, lo sedih nggak?”

“Nggak” ucap Rachel singkat

“Oh” ucap Farrel

“Lah ngapain sedih? Lo pergi palingan Cuma sebentar, paling jauh ninggalin gue di parkiran” sambung Rachel.

“Ya kan itu gara-gara kalo nggak ada gue , nanti lo celaka!”

“Hmm Rel”

“Apa?” Farrel menoleh ke arah Rachel.

“Kalo udah tau gitu, makanya jangan ninggalin gue Rel” ucap Rachel lalu memeluk Farrel.

“Tapi...”

“Lo pergi nggak apa-apa kok. Gue yakin nanti lo akan kembali lagi”

“Tunggu gue ya Hel, jaga hati lo buat gue!”

“Lagian gue juga sayangnya sama lo!” ucap Rachel pelan.

“Hah? Apa hel?” tanya farrel, karena tak terlalu mendengar ucapan Rachel.

“Nggak kok hehe”

“Aneh lo!”

“Eh Rel” Rachel melepas pelukannya.

“Apaan?”

“Gue bosen! jalan-jalan yuk”

“Yaelah, di sini aja. Gue belom mandi, males cuy”

“Belom mandi??!”

“Iyap!” ucap Farrel dengan yakin.

“Belom mandi tapi peluk-peluk!!” omel Rachel.

“Wangi tau beb!"

“Mandi sana!” suruh Rachel.

“Males banget”

“Ya udah gue jalan-jalan sama Arga aja”

“Siapa Arga?”

“Temen gue. Dia baik, nggak kayak lo malesan!”

“Cowok?”

“Iyalah masa iya Arga cewek!”

“Ganteng?”

“Oh banget dong! Manis tau dia!!”

Muka Farrel berubah menjadi acuh.

“Ya udah sana!”

“L-loh? Rel?”

“Udah sana! Lo kan udah ada pengganti gue, sana!”

“Tapi Rel...”

“Jangan ganggu gue! Gue mau tidur!” tegas Farrel

Dan langsung berbaring di kasurnya dan menutupi badanya dengan selimut.

“Iya maaf” ucap Rachel lalu berjalan keluar kamar.

-bersambung-

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang