Chapter 25.

55 24 1
                                    

“Iya Ayah kamu baru pulang, kamu mandi sana, terus kita makan sama-sama”

“Iya Bunda” lalu bergegas ke kamar nya.

Di kamar...

Aku merebahkan diriku ke kasur yang empuk, berfikir tentang masalah di kolam renang.

“Hah, gue harus bilang sama Ayah buat beliin hp Farrel!”

“Tabungan gue kayak-nya juga udah lebih dari cukup”

“Ya udahlah, mandi dulu” lalu Rachel pun pergi mandi.

Setelah beberapa menit aku langsung bergegas turun ke bawah.

“Bunda, aku bantu apa?” sambil memperhatikan Bunda yang sibuk menyiapkan makanan.

“Nggak usah kamu duduk aja sana"

“Oh, ya udah deh Bun” Rachel pun menurut dan mengambil tempat duduk di samping Ayah.

“Hel, kamu sama Farrel baik-baik aja kan?” tanya Ayah.

“Iya yah, baik-baik aja kok”

“Dulu, Bunda dan Ayah-mu adalah sahabat orang tua Farrel loh”

“Wah beneran?” kata Rachel tak percaya.

"Iya, dan kamu tau? Nama mu dan nama Farrel adalah nama dari Bunda-mu dan Mama-nya Farrel saat masih mengandung loh!” kata ayah dengan semangat menceritakan masalalu mereka.

“Aku baru tau”

“Hehe, Bunda-mu padahal masih mengandung udah sampai mikirin, nanti kamu nikah loh” lanjut-nya.

“Eh, sudah-sudah makan dulu!” ucap Bunda menyudahi cerita ayah.

“Ayah, kapan-kapan cerita lagi ya!?” bisik-Rachel  ke Ayah.

“Sip!” lalu mulai menyendok nasi ke piring.

Dan kamipun makan dengan kehangatan yang sangat ku rindukan.

Karena sudah beberapa hari ini kami tak berkumpul utuh seperti ini.

Setelah makan malam, Bunda memberekan piring kotor dan aku membatunya, sedangkan Ayah duduk bersantai di ruang keluarga.

“Sini Bun, biar Rachel aja!” mengambil piring-piring yang kotor.

“Sudah-sudah, kamu tuh nggak usah bantuin!, kan baru pulang dari berenang, pasti capek lah!”

“Nggak kok Bun”

“Udah sana-sana, temenin Ayah kamu aja!”

“Iya deh Bun, kalo ada apa-apa bilang ya!?”

“Iya, udah sana”

Dan akupun menghampiri ayahku yang sedang asik membaca koran, aku duduk di sampingnya dengan kepala menunduk.

“Kenapa hm?” tanya Ayah saat melihat-ku seperti itu.

“I-itu yah, tadi waktu di kolam renang, Rachel di dorong sama temen Rachel, terus ujungnya, hp Farrel mati” ucap Rachel lirih

“Kamu nggak apa-apa kan?!!” cemas.

“Nggak papa kok yah, tapi Rachel boleh nggak minta tolong beliin Farrel hp baru? Pake uang Rachel kok!” lalu memohon kepada Ayahnya.

“Rachel hp-nya juga mati?”

“I-iya”

“Ya sudah, besok Ayah belikan, tabungan-mu simpan saja”

“B-beneran Yah??”

“Iya Rachel”

“Wahh makasih Yah!!” lalu memeluk Ayahnya dengan kencang.

“A-aduh anak Ayah terlalu semangat, uhuk-uhuk” terbatuk karena Rachel memeluk-nya sangat kuat.

“Hehe maaf Yah”

Malam ini ku habiskan dengan membahas berbagai hal dari masa-masa kecil ku bersama Farrel.

“Udah jam segini, kamu tidur sana Hel!”

“Iya Bun, eh iya besok Rachel mau temenin Arga Bun, dia temen Rachel!”

“Siapa itu nak?” tanya Ayah.

Mengalihkan pandangan dari tv.

“Temen sekelas yah, minta di temenin beli kado buat adik-nya”

“Oh ya sudah, Ayah izinkan”

“Sudah sana pergi tidur, dah malam loh, besok telat lagi”  Bunda.

“Iya Bunn, selamat malam Bunda , Ayahh”

“Selamat malam” jawab Ayah dan Bunda berbarengan.

Pagi hari tiba, cahaya mentari-pun menyilaukan mata.

Terdengar suara bunda memanggilku dari arah luar.

“Hel!” panggil Bunda

Dengan keadaan masih berantakan, aku keluar kamar dan menuju arah bunda dari arah ruang tamu.

“Kenapa Bun?, Rachel masih ngantuk” sambil mengusap mata.

“Heh, tuh di tunggu Arga daritadi!”

Seketika aku menyadari kehadiran arga, yang sedang duduk manis di sofa sambil melihatku yang berantakan ini.

Deg!!!

-bersambung-

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang