Chapter 22

66 26 5
                                    

Farrel-pun akhirnya paham, dan langsung turun dan memakaikan jaketnya untuk menutupi kaki ku saat naik motor.

"Nah udah, ayok cepetan naik, biar gue bantu sini" lalu membantuku untuk naik ke motornya.

"Udah hehe"

"Dasar cewek pendek!" katanya pelan.

"Biarin!!"

"Iyain aja lah"

Farrel-pun langsung tancap gas, dan kami akhirnya pergi ke pusat pembelanjaan.

"Hel!"

"Iya?"

"Pegangan, peluk gue! Udah melem loh ini, nanti masuk angin!"

"Hm" lalu melingkarkan tangan ku, ke pinggang-nya.

"Nah pinter"

"Iyain"

Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya kami-pun sampai di sebuah mall yang cukup besar.

"Turun! Dah sampe nih, sampe kapan mau peluk gue terus?"

"Apa sih, sabar napa!" lalu loncat dari motornya.

"Tinggi amat sih nih motor!" omel Rachel.

"Heh!, cewek-cewek malah suka naik motor kayak gini! Lo nya aja kependekan!" lalu pergi meninggalkan Rachel.

Akupun menyusulnya dengan sumpah serapah dalam hati.

Setelah Farrel mengambil troli untuk membawa barang-barang.

Dan kami-pun mulai mencari barang-barang yang ada di daftar belanjaan.

Farrel mendorong troli dan membaca daftar belanjaan, sedangkan aku bertugas mengambil barang-barang.

"Hel, ambil yang itu!" menunjuk rak atas.

"Nggak nyampe"

"Oh iya, lo kan pendek!" lalu tertawa.

"Lo nyindir gue?!" kesal karena di suruh mengambil deterjen di rak paling atas.

"Lah siapa yang nyindir?"

"Lo tau kan gue pendek! Kenapa nyuruh ngambil barang yang di rak paling atas! Gue tau gue pendek! Gue sadar kok!"

Karena merasa emosi, setiap kali berada di dekatnya pasti akan seperti ini, sebenarnya bukan hanya Farrel saja yang menghina Rachel pendek.

Tapi beberapa temannya juga seperti itu, apalagi para fans Farrel.

Rachel-pun berjalan cepat meninggalkan farrel yang terdiam.

Rachel menuju toko buku untuk menjernihkan pikiranya.

"Ngeselin banget sih!"

"Mentang-mentang tinggi!!"

"Terus banyak yang suka! Ngehina gue mulu!

Sejenak aku terdiam, dan terlintas beberapa hal.

"Hah, salah gue juga kali ya?" setelah memikirkan lagi.

"Gue kan emang pendek, seharusnya nggak usah marah di katain pendek"

"Hm gue harus minta maaf, gue kan emang pendek, ya jadi wajar ajah kalo di bilang pendek"

Oceh Rachel panjang lebar sembari melihat-lihat buku yang tersusun rapi di rak.

"Hum mumpung di sini, beli satu kali ya?" tanya-nya sambil memilih-milih

"Eh kayaknya itu bagus deh, beli itu aja deh"

Rachel ingin meraih buku itu
tapi sayangnya buku itu berada di rak paling atas.

Dan Rachel tak bisa mengambilnya.

"Hah, nggak nyampe"

Menghembuskan nafas dan pasrah.

Saat Rachel pasrah, tiba-tiba dari belakang ada tangan seseorang yang menjulur mengambil buku yang di inginkan Rachel.

-bersambung-

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang