chapter 10.

121 60 18
                                    

Aku mengagetkan Leona dari belakang.

“Baaaaa!!!”

“Hm?”

“Loh kok nggak kaget?”

“Humm, emang nggak tuh, darimana lo?, bawa apa tuh?” menunjuk tempat bekal yang kosong

“Bekel kosong” jawab Rachel.

“Ohh, ke kelas yuk bentar lagi jam terakhir” menggandeng tangan Rachel.

“Yuks lah”

Jam pelajaran terakhir telah usai...

Apa yang di idam-idamkan semua murid pun terjadi

yaitu saat Bel jam pulang berbunyi nyaring....

“anak-anak, pelajaran olahraga sampai sini ya, besok jumat bapak akan adakan ulangan tes berenang!, persiapkan fisik kalian ya!” ucap Pak Arma sembari berjalan keluar.

“Hah, berenang...” ucap Leona pasrah.

“Haduh, gue Cuma bisa gaya batu tenggelem lagi, kacau nih!” kata Bagas nampak cemas.

“Hmm” kataku lemas.

“Hah, gue nggak bisa berenang ih!” kata Rachel emosi.

“Ayo kita pulang!, capek otak gue gara-gara prank Pak Budi tadi!” kata Bagas.

“Halah emang lo mikir tadi, waktu jawab soal-nya?” kata Rachel sambil memasukan buku.

“Ya, mikir lah!” Bagas balas Rachel dengan senyum bangga.

“Heh?, kesambet apa lo?” sambil  tertawa.

“Ya maksud-nya, mikir cara ngasal tapi bisa dapet nilai bagus!” kata Bagas nyengir aja.

“Terserahlah, yang waras ngalah Len” kata ku menepuk bahu Leona.

“Hooh Hel” kata Leona.

"Lah kenapa Lo?" Bertanya pada Leona

"Nggak papa hehe" lalu menunduk

"Hum besok lu tau kok Hel..." Kata Bagas lalu mengedipkan mata ke Leona

"Hu'um" kata Leona lalu menunduk malu

"Ada apa di antara mereka?" Batin ku

Kami keluar kelas bersama, sembari bercanda dan tertawa.

Sehingga membuat Seseorang yang fokus pada hp-nya pun menoleh kepada ku.

Sontak ekspresiku menjadi datar, Leona melihat ku heran.

“Hel, yuk pulang, di tungguin daritadi juga yeuh” kata Farrel, lalu memasukan hp-nya ke kantong celana.

“Hm” jawab Rachel singkat.

“Heh, kenapa?, di kelas ada masalah kah lo?” kata-nya bertanya.

“Len, Gas gue duluan ya” ucap Rachel lalu berjalan mendahlui Farrel.

Farrel sontak terheran-heran karena sifatku.

Saat di jalan aku melihat Farrel cemas kepadaku, aku menghela nafas dan mulai berbicara.

“Apa?” tanya Rachel.

“Lo kenapa sih?, daritadi aneh” katanya heran.

“Perut gue sakit tadi” kata Rachel berbohong.

“Ouh, pantesan diem aja, yodah yuk cepetan pulang” menarik tangan Rachel.

“Oh iya, nanti lo jangan begadang ya, istirahat ajah biar cepet sembuh ok?” mengelus rambut Rachel pelan.

“lo mau-nya gue harus gimana rel?, lo bikin gue luluh terus..., bikin gue nyaman tapi di sisi lain lo bikin gue kayak jatuh di lubang tanpa dasar” batin Rachel.

-bersambung-

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang