Tanpa di perintah, Rachel duduk di kursi yang ada di sebelah Kevin. Raut muka Kevin terlihat nampak serius. Rachel hanya mengerutkan alis tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Lu masih nunggu dia?" Tanya Kevin tiba-tiba
"...." Tak ada balasan dari bibir Rachel, ia malah menunduk dan nampak mengepalkan kedua tangannya
"Lu masih nunggu dia? Iyakan?" Tanya Kevin lagi
"Iya. Gue masih nunggu. Sampai kapanpun gue akan nunggu dia, Kevin! Meskipun saat itu adalah hari terakhir gue ketemu dia!" Rachel berkata lirih
"Tapi lu nggak akan tau pasti kan? Dia akan kembali apa nggak!" Kevin nampak membuat gundah
"Tapi...."
"Lupain dia Hel, ini jalan satu-satunya. Ada banyak lelaki yang masih nunggu lu" ucap Kevin meyakinkan
"Kalau mereka aja masih nunggu gue, kenapa gue nggak bisa nunggu Farrel balik? Nggak ada yang nggak mungkin! Kalaupun gue harus nunggu reinkarnasi dari Farrel, gue akan ngelakuin itu" Jelas Rachel
"Hah, itu yang lu mau Hel? Kalau itu yang lu mau, gue akan usaha jagain lu sampai lu lelah sendiri Hel."
"Hm, makasih. Gue tau, akhirnya nggak bakal bahagia. Tapi, gue mau nunggu dia sampai Farrel kembali lagi di sisi gue, Kev" ucap Rachel lirih sembari menundukkan kepalanya
Kevin bangkit dari tempat duduknya, ia mendekati Rachel dan mengelus puncak kepala Rachel dengan lembut.
"Nggak ada yang nggak mungkin Hel. Yang telah lama pergi akan kembali, meskipun itu embun yang telah hilang" setelah mengatakan itu, Kevin berjalan pergi meninggalkan Rachel
Rachel yang tak mengerti, hanya melihat sosok itu keluar dari tempat makan dan kemudian menghilang di keramaian. Ia yang masih bingung akan perkataan itu, memilih untuk bergabung bersama Arga dan yang lain untuk melanjutkan makan dan berbincang.
Hingga matahari mengeluarkan warna jingga. Mereka baru selesai membahas tentang kompetisi basket itu. Rachel di antar pulang oleh Farrel hingga depan rumah. Tak ada perbincangan lebih selain ucapan terimakasih dan selamat tinggal setelah mengantar Rachel pulang.
"Aku pulang" ucap Rachel. Tak ada yang menjawab seorangpun. Karena kedua orangtua Rachel masih di kantor.
"Hah, gue masih bingung. Maksud Kevin tadi apa?"
"Apa dia sudah paham apa mau gue ya?"
Rachel hanya mengoceh tak jelas, sembari membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk.
Ia memutuskan untuk mandi dan bertukar baju tidur baru melanjutkan berbaring dengan posisi telentang dan memikirkan perkataan Kevin.
Ting tong..... Bel pintu berbunyi. Rachel yang nampak lesu, seketika langsung sumringah dan segera ke lantai bawah. Nampak dua orang yang ia tunggu telah pulang.
"Ayah udah pulang? Bunda mana?" Tanya Rachel
"Tuh, lagi angkat sisa belanjaan" ucap ayahnya sembari masuk rumah membawa setumpuk belanjaan
"Kok bawa banyak banget, Bun?. Ada acara apa?" Tanya Rachel sekaligus membantu Bundanya membawa belanjaan
"A-ah. Nggak ada apa-apa kok. Kita cuma mau makan-makan biasa aja"
"Ouh gitu ya? Okedeh Rachel bantu apa?"
"Kamu nggak usah bantuin. Nanti Ayah aja yang bantuin Bundamu. Kamu ganti baju yang Bunda beliin gih. Yang warna ungu ituloh" Suruh Ayah
"O-oh, okedeh" Rachel yang bingung hanya mengikuti nya dan segera bertukar pakaian.
Setelah itu, ia turun dan sedikit membantu orangtuanya mempersiapkan makanannya.
"Bun, kok banyak banget makanannya? Ada tamu?" Tanya Rachel
"I-iya, ada tamu!" Jawab Bunda Rachel gugup
"Siapa?" Tanya Rachel penasaran
"I-itu...."
Ting tong...
Bel berbunyi, seketika Bunda Rachel bernafas lega. Ia menyuruh Rachel untuk membuka pintu sesegera mungkin.
"Iya siapa?" Ucap Rachel yang membuka pintu
"Hallo?"
"K-kamu?" Rachel sontak terkejut akan orang yang sedang berdiri di depannya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
Teen Fiction"Rel, tadi sebenernya gue lagi liatin toko ice cream yang baru buka itu lohh, nah terus rencana-nya sih mau beliin lo biar nggak marah lagi" kata Rachel lirih. "Huum, ngapain beliin gue ice cream?, gue nggak terlalu suka ice cream!, ntar juga paling...