***
Flash back,Saat pertama kali menjadi sahabat...
Seperti biasa-nya, Farrel kecil membaca buku cerita bergambar di teras rumah-nya seorang diri.
mamah dan papa-nya sedang berkerja.
sedangkan kakak-nya lebih suka membaca di dalam kamar.
“Humm, kalo punya temen apa aku bisa ya?, hum anak kelas aja nggak ada yang mau main denganku!” bergumam sendiri, karena terbawa alur cerita yang ia baca.
Tiba-tiba sebuah bola mengenai pagar rumah Farrel, seorang gadis kecil berlari-lari mencari keberadaan bola milik-nya.
saat melihat bola yang ia cari, dia pun langsung mengambil bola-nya dan tersenyum.
Gadis itu melihat ku yang sedang memperhatikan-nya juga, dia melambai dan menyapa ku.
“Hai, aku Rachel, kamu mau main bola sama aku?, ayo kita main bareng!” lalu memperlihatkan senyum kecil-nya.
Aku gugup, karena tak sering berbicara dengan orang lain.
“Pe-pergilah, ambil saja bolamu kembali dan pergi.” Dengan cepat aku masuk ke dalam rumah.
“Huft, hum sampai jumpa lagi yaaa!”
Gadis itu melambaikan tangan lalu pergi.
Aku mengintip dari jendela, sebenar-nya aku sedikit terusik akan kehadiran-nya tadi, tapi di sisi lain aku bertanya-tanya, apakah aku esok akan melihat-nya lagi?.
Esok nya...
Aku membaca buku sambil sedikit berharap gadis kemarin datang lagi, benar saja gadis itu datang kembali.
“Haii, kamu kemarilah!” katanya bersemangat.
“Apa?” kata ku dingin, sebenar-nya aku ingin sekali berkenalan dan berteman dengan-nya, tapi aku tak pandai berbicara pada saat itu.
“Hum aku punya sesuatu untukmu!” katanya lagi.
“Tinggalkan saja di depan, dan pergilah aku terusik akan kehadiranmu!” kataku.
“Hm?, baiklah aku akan pergi, maaf telah membuatmu terusik.” Lalu pergi dan meninggalkan sebungkus lolipop berpita ungu di pagar rumah ku.
“Apa yang ku katakan barusan?, maksudku bukan seperti itu..., tapi dia sepertinya telah sedikit kecewa, apakah esok ia akan datang lagi?, ku harap jawaban-nya iya!”batinku.
Esoknya...
Aku keluar seperi biasa-nya, mataku tertuju pada sesuatu yang tersangkut di pagar rumah.
Aku mendekati-nya dan mengambil itu, sebuah lolipop dengan pita ungu, tapi gadis itu tak ku lihat.
Hati-hari berikut-nya sama, hanya sebuah lolipop dengan pita berwarna ungu yang ku lihat, tanpa gadis yang ku nantikan.
Suatu hari aku keluar pag-pagi sekali, agar bertemu dengan-nya.
Saat ku di teras rumah, aku mendengar seorang ibu-ibu yang sedang memarahi anak kecil, aku segera menghampiri asal suara tersebut, karena aku tahu gadis yang di marahi adalah gadis lolipop!.
“Ma-maaf bu, Rachel nggak- sengaja,hiksh” sembari meneteskan air mata.
“Ya, tapi kan-“ Ibu yang marah tak terima.
“Ini, ada apa ya Bu?, teman saya kenapa?” kata ku bertanya.
“Oh kamu temen-nya!, dia jalan nggak liat-liat terus nabrak saya, jatuh tuh telor-telornya, pecah semua!” katanya menunjuk-nunjuk telor yang berjatuhan di jalan.
“Hiksh, aku nggak sengaja Bu, maaf” Rachel mulai menangis.
“Hum, telor nya yang pecah berapa Bu?” kataku.
“Semuanya dua puluh ribu nak, pokok-nya kamu harus ganti!! ” menunjuk rachel.
“Ini Bu, saya yang bayar, maaf ya Bu” memberi uang dua puluh ribu.
“Iya deh, lain kali hati-hati,makasih ya” lalu pergi meninggalkan kita berdua.
Masih ku lihat Rachel menangis, lalu ku peluk tubuh-nya erat, memberi perasaan tenang.
“Sudah, jangan nangis lagi, aku di sini.”
“Mau ke rumah ku dulu?” tanpa menunggu jawaban, ku tarik tangan-nya dan pergi ke rumah ku.
Saat di teras rumah Farrel...
“Makasih” katanya dan mulai tersenyum.
“Iya nggak papa, kamu dari kemarin kenapa nggak datang lagi?” bertanya.
“Aku tak ingin, kamu terusik lagi karena ku, jadi aku hanya memberi lolipop agar kau tersenyum!” katanya dengan semangat.
“Maaf, maksudku bukan seperti itu, aku masih kikuk bertemu orang baru, lagipula aku juga tak punya teman.”
“Ya!, aku tau kok, kamu kan satu kelas dengan ku di sekolah!, banyak juga yang terusik oleh sikap ku yang terlalu energik, jadi aku sudah biasa jika di bilang seperti itu!” katanya jujur.
“Hum, bagaimana kau bisa bahagia terus?, padahal teman yang kau miliki kadang mengusirmu!” kataku.
“Ohh itu, Bunda ku pernah berpesan saat aku merasa sedih!, katanya jadilah matahari yang bisa membuat bahagia semua orang, agar tak ada lagi yang bersedih sepertimu, buatlah orang di sekitarmu bahagia, maka kau akan merasa jauh lebih baik dan mempunyai banyak teman!, kau boleh bersedih, tapi jangan biarkan orang di sekitarmu seperti bersedih juga, kamu anak yang kuat Rachel, jadi.. buatlah orang tersenyum ya!” katanya dengan semangat.
“Hum Mama ku juga pernah berpesan, kalo parel udah gede!, nanti parel harus lindungin semua orang yang parel sayang!” kataku.
“Makasih ya achel, gara-gara kamu aku bisa tau rasanya punya temen dan nggak merasa kesepian.”
“iyaa sama-sama parell, achel akan jadi matahari parel terus!, biar parel nggak sendirian!” katanya- menunjukan gigi kelincinya.
“iya, parel juga, akan ngelindungin achel terus!, biar achel nggak nangis lagi!” mengelus kepala rachel.
Flashback now......
“kira-kira, Rachel masih inget nggak ya?” batin farrel, sembari tersenyum.
“Rell, ayo cepetan!, kok ngelamun sih?, mikirin apa?” katanya bertanya.
“Eh, i-ya, matahari ku...” tanpa terpikir ucapan itu terlontar begitu saja.
“Hm? Apa?” bertanya.
"Gue harus jawab apa?" Batin gue.
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
Fiksi Remaja"Rel, tadi sebenernya gue lagi liatin toko ice cream yang baru buka itu lohh, nah terus rencana-nya sih mau beliin lo biar nggak marah lagi" kata Rachel lirih. "Huum, ngapain beliin gue ice cream?, gue nggak terlalu suka ice cream!, ntar juga paling...