“Jangan bohong terus kamu. kayaknya anak Bunda lagi jatuh cinta sama Farrel ya?, Farrel apa Arga nih?”
“Ihh Bunda!”
“Loh, tuhkan bener! Sama Farrel ya?”
“Nggak” tentang Rachel
“Hehe, ya udah biarin aja, kalo dia juga cinta sama kamu..., dia nggak akan pernah ninggalin kamu kok”
“Hmm, iya Bunda. Bunda rachel ke kamar ya”
“sana gih”
Di kamar, aku hanya merebahkan tubuhku di kasur, sembari melihat boneka yang arga berikan.
“Sebenernya, gue itu suka sama Arga atau Farrel sih????”
“Hah, pusing sendiri!”
“Eh iya, lupa bikin PR!” kataku lalu cepat-cepat mengambil buku di rak.
Brukk!!
Sebuah kotak terjatuh tepat di atasku.
“A-aduh!” rintih Rachel.
“Apa sih ini??!”
Aku mengambil dan membuka kotak yang berdebu itu.
“I-ini?” sambil mengingat memori masa lalu.
Mataku berkaca-kaca.
Rachel mengeluarkan satu demi satu barang yang ada di kotak itu.
“Masih ada ternyata Rel” ucap Rachel lirih
Kotak yang ku pegang itu, ternyata berisi tentang memoriku bersama Farrel saat masih kecil.
“Hiskh, dulu kita nyimpen kenangan kita di sini terus Rel”
“Buat bunga kertas...”
“Mahkota bunga yang lo bikin buat gue juga masih ada Rel”
“Bahkan saat lo sakit, lo bela-belain bikin burung kertas Rel...”
“Cuma biar gue nggak nangis di tinggal bunda ke luar kota! Hiksh...”
“Lo selalu ada buat gue...” sambil membuka album foto lama.
“Apa kita bisa? Kembali kayak dulu lagi? Saat kita tak pernah mengerti cinta. Dan saat semua masalah seakan ringan?”
“Jika, itu semua nggak akan mungkin terjadi, gue harap perasaan lo sama kayak perasaan gue Rel!”
“Gue sadar sekarang, sebenernya gue udah jatuh cinta sama lo dari dulu Rel”
Sampai saat makan malam, aku membuka dan mengingat memori itu.
Tok ... tok...
“Rachel...”
“Hah, iya Bunda?”
“Turun yuk nak, makan malem”
“Siap Bun!”
Setelah merapikan kembali barang-barang dari kotak itu.
Akupun turun untuk bersiap makan malam.
“Tuh di panggil Ayah kamu” ucap Bunda
“Iya bun” lalu pergi menghampiri Ayah
“Sini Hel”
“Kenapa Yah?”
“Nih, katanya kamu mau hp, tuh ambil di tas ayah, satu kasih Farrel besok”
“Wahh udah di beliin yah??” Rachel pun pergi mengambil hp itu.
“Iya, jarang juga Ayah kasih kamu hadiah kan?”
“Hehe nggak papa kok Yah”
“Semua hadiah yang ada di kamar kamu pasti dari Farrel, kalo nggak Bunda kan?”
“Hehe iya. Makasih banyak ya Yah”
“Makanan dah siap!” ucap Bunda dari dapur
“Iyaaa” ucap kami berbarengan.
Walaupun hanya merasakan keutuhan saat malam hari, dan kadang tidak terjadi.
Aku bersyukur memiliki kedua orang tua yang sangat sayang padaku.
Setelah makan malam, aku mengerjakan PR ku dan lekas tidur.
Aku terbangun di hari minggu dengan perasaan senang.
Cepat-cepat ku pergi mandi setelah itu pergi ke rumah Farrel.
Tok.... Tok...
“Farrel...” ucap Rachel
“Eh non Rachel, masuk non” suruh Bi Santi saat membuka pintu.
“Iya Bibi, makasih”
“Ehh Rachel” ucap Kak Viona saat melihat kedatangan ku.
“Kak Viona udah pulang dari berkemah?”
“Iya udah dari kemarin”
“Oh iya, Farrel nya ada?”
“Ada kok, masuk aja ke kamarnya”
“Oke deh”
Tok tok...
“Masuk!”
“Oii” Rachel duduk di lantai samping Farrel.
“Kenapa hm?”
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
أدب المراهقين"Rel, tadi sebenernya gue lagi liatin toko ice cream yang baru buka itu lohh, nah terus rencana-nya sih mau beliin lo biar nggak marah lagi" kata Rachel lirih. "Huum, ngapain beliin gue ice cream?, gue nggak terlalu suka ice cream!, ntar juga paling...