chapter 8.

131 59 16
                                    

“Trimakasih wahai gas meleduk!” Arga menepuk pundak Bagas.

“Eh dasar lo!, asem!” Bagas menjitak kepala Arga.

“Hahaha” Arga balas tertawa.

“Hel, Maaf ya kemarin tiba-tiba ada urusan gue, maaf banget ya” meminta maaf.

“Hooh, santai ajah napa, kagak nangis darah juga gue-nya” asal bicara.

Tiba-tiba Pak Budi masuk ke kelas....

Anak-anak yang asik ber-ghibah ria pun, berhamburan kesana-kesini, menuju tempat duduk masing-masing.

Pelajaran IPA pun di mulai...

“Pagi anak-anak ku..., yang bapak cintai walaupun kalian mencintai yang lain”  satu kelas mulai penuh dengan ketawa.

“Wahh, kalian bahagia sekali yaaa, karena hari ini Bapak juga sedang bahagia jadi... hari ini kita...” membuat penasaran.

“nggak belajar-nggak belajar” batin satu kelas.

“ULANGAN DADAKAN, YEAYYY” kata Pak Budi yang seketika membuat satu kelas melongo.

“Yahhh, kita belum belajar Pak, kok nggak di kasih tau dulu sih?” Bagas tak setuju.

“Kalau ulangan-nya di kasih tau, ntar nggak kejutan dung!, Bapak kan ingin memberi kejutan kepada anak-anak Bapak tercinta, biar bahagia!” tersenyum bangga.

“Bahagia apanya?, ini mah namanya php Pak!, kita kira mau free class” Luna marah-marah.

“Yasudah Bapak akan kasih kalian libur!”

Sontak satu kelas menyeringai

“Minggu besok kita libur ok, ya sudah siapkan selembar kertas!” lalu menulis soal di papan tulis.

Satu kelas heboh kegirangan

tapi hanya satu yang menggelengkan kepala.

“Lah lo kenapa Ga?, kok nggak seneng?” Bagas bertanya pada Arga.

“Rabu besok-kan cuti bersama, pasti liburlah!, kan tanggal merah” kata Arga yang kasian melihat satu kelas berhasil di kerjai Pak Budi.

“Pak Budi mah, php nih!” Bagas protes, setelah melihat kalender di hp-nya.

“Hahaha, ayok kita mulai ya!” Pak Budi-pun hanya menyengir tanpa merasa bersalah.

Menit demi menit berlalu...

“Hah, apaan tuh waduh kok susah semua sih!” batin ku.

“Leona lo ngerti?” Rachel bertanya.

“Oh sudah pasti, tidak!, gue jago di inggris daripada ipa” membisikan kepada Rachel.

“Dahlah, mari kita ikuti cara Jeno dan Haechan...” lancar mengerjakan ulangan-nya.

“Waktu habis..., ayok mari kumpukan!, ok sampai sini ya anak-anak see you!” melambaikan tangan.

Setelah Pak Budi keluar Bagas-pun menghampiri meja kami.

“Hilih lama-lama gue amplas juga tuh kepala!” kata Bagas emosi.

“Heh! Guru kita itu cuy, tobat!” kata Rachel menyubit Bagas.

“Iye-iye!” bagas manyun.

“Hum Hel, lo tadi bisa?” Leona mulai berbicara.

“Halah itu mah kecil!, kan soal pilihan ganda, tinggal ikutin cara Jeno sama Haechan aja!, pilih c atau d, dan sisanya ikuti insting” kata Rachel dengan mantap.

“Hilih, nilai jelek baru tau rasa kau!” kata Bagas.

“Emang kau bisa?” ucap Rachel.

“Bisa lah, gue mah tang ting tung” kata Bagas bangga.

“Hah kalian mah sama aja!” Leona tertawa.

Sedang asik bercanda, tiba-tiba Luna melempar kertas pada Rachel.

“Hah, apaan?” Rachel bertanya.

“Tuh” singkat sambil menunjuk pintu kelas.

Farrel sedang mencari-cari Rachel.

“Eh bentar ye ibu-ibu!” kata Rachel lalu pergi.

“Enak aja gue di panggil ibu-ibu!, harga diri gue ancur dah!” Bagas ngomel.

Aku berlari ke arah farrel.

“Hm?, ada apa?” tanya Rachel.

“Ayok, ikut gue, udah istirahat nih!”

Lalu menarik tangan ku, menuju suatu tempat.

“Oyyy, gue pergi dulu yee, jangan kangen hahaha” teriak ke arah Bagas dan Leona.

Bagas POV*

“Hilih, tenang gue nggak ada dia, dahlah, mau ke kantin nggak?, ayok dah gue traktir!” Bagas mengajak Leona.

“nah eta, daripada gue kek orang aneh di sini” mengikuti Bagas.

Di jalan menuju kantin, Bagas tiba-tiba menggandeng tangan Leona

"Eh"

"M-maaf nggak sengaja" kata Bagas pura-pura tak tau

"Nggak papa hehe" ucap Leona polos

"Aduh adem amat hati gue liat dia senyum" batin Bagas

"Lo manis juga ya kalo senyum"

"Makasih" Leona memalingkan wajahnya berusaha menutupi pipinya yang memerah

"Imut amat sumpahh ni anak" batin Bagas

"Cieee salting" Bagas lalu mencubit hidung Leona pelan

"A-apasihh" lalu Leona memukul pelan

"Len.. ikut gue yuk!" Kata Bagas lalu menarik tangan Leona ke rooftop

Di rooftop

"Len..."

"Hm?" Lalu menoleh ke arah gue

Gue berusaha ngatur detak jantung gue yang udah kayak mau loncat dari badan

Dan

Dan

"Will you be mine? Leona?" Kata gue lalu menggenggam tangan Leona

Leona sontak kaget dan menoleh ke arah gue

"Nggak di jawab sekarang juga nggak papa" kata gue dengan ikhlas.

Satu menit.....

Dua menit.....

Tiga menit.....

"Hmm... Yes i Will" sontak Leona berbicara seperti itu

Yang membuat gue kegirangan sampe loncat-loncat

"Untung di rooftop" batin Bagas

Bagas POV end*

Farrel membawa sesuatu, lalu mengajak ku ke pohon beringin yang berada di belakang sekolah.

Ada sebuah kursi panjang di sana, farrel menyuruhku duduk, dan memberikan bungkusan yang tadi ia bawa.....

-bersambung-

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang