side story - 1

8.2K 1K 231
                                    

Sedikit bonus untuk ulang tahun Taehyungie
Nulis dadakan, maaf kalau mengecewakan dan banyak kesalahan penulisan kata.

__________


Pagi hari di penghujung Desember, Jungkook sibuk bersedekap di depan pintu. Bibirnya tidak berhenti mengurai senyum ketika melihat putra satu-satunya itu tengah memakan sereal di depan televisi. Rasanya bangga sekali saat melihat perkembangan Jeonseo yang semakin pesat, bahkan melebihi anak seusianya. Dulu saat Jeonseo masih berumur 5 tahun, ia pernah melihat album foto milik orang tuanya yang berisikan kenangan ketika masih menjelajah hutan. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba Jeonseo bisa lantas tertarik. Dengan aksen bahasa yang masih belum tertata, anak itu merengek pada Jungkook agar bisa jalan-jalan ke hutan.

Pada hari itu pula, Jungkook sempat tertekan. Bahkan menangis di dada suaminya karena terlampau khawatir. Jeonseo masih terlalu kecil untuk bepergian ke tempat berbahaya seperti itu. Padahal Jungkook berniat tidak akan pernah mengenalkan anak-anaknya kelak pada hobi yang dulu ia geluti. Namun, apa boleh buat? gen orang tua memang tidak bisa dilawan. Jungkook jadi tersadar, beginikah dulu perasaan Ayah Bundanya ketika ia meminta izin agar dibolehkan mendaki?

Jungkook menggeleng pelan. Ia berusaha mengenyahkan segala pikiran buruk yang entah kenapa hinggap di otaknya secara tiba-tiba. Pandangan Jungkook kembali mengarah pada Jeonseo. Sekarang masih pukul lima pagi, tapi putranya itu mandiri sekali terbangun tanpa dibangunkan. Jungkook yang awalnya terganggu karena mendengar suara benturan kaca dari dapur, kini sudah mengetahui jawabannya-dengan rasa puas yang begitu besar membelengu di dadanya.

"Liatin apa, sayang?"

Jungkook terlonjak. Cukup terkejut karena suara Taehyung yang begitu dekat dengan telinganya. "Kaget tau!"

"Loh? Jeonseo kok masih jam lima udah dibikinin makan?" Tanya Taehyung ketika sudah melihat apa yang tengah suaminya perhatikan. Jeonseo menggemaskan sekali. Duduk nyaman sendirian di tengah sofa dengan selimut tebal yang membungkus tubuh bagian belakang anak itu. Tak lupa dengan tatapan mata yang terfokus pada serial kartun di televisi.

"Dia bikin sendiri. Aku seneng banget loh, Kak."

"Kalo diperhatiin emang wajar kalo dia sebegitu mandirinya loh." Taehyung mengecup pipi Jungkook sekilas. "Papanya aja sehebat kamu,"

Bohong jika Jungkook tidak merona. Delapan tahun menjalin pernikahan dengan Taehyung, rasa cintanya justru tumbuh kian besar.

"Payah kamu. Masih pagi udah blushing," Taehyung menyenggol Jungkook menggunakan siku kirinya.

"Kurang ajar," Jelas Jungkook malu. Terlebih saat wajah menyebalkan suaminya terlihat tertawa mengejek meski tanpa suara. "Minggir sana! aku mau bikin sarapan. Buat diri sendiri, kamu engga,"

"Iya, iya, bikin yang banyak ya?"

"Dibilang bikin buat sendiri!"

"Loh? Emang aku ada bilang bikin buat aku juga?"

"Taehyung, kalo aku darah tinggi, kamu aku tuntut ya!?"

"Oke!"

Jungkook membuang napasnya dengan kasar. Taehyung itu semakin lama semakin menyebalkan. Tapi sialnya- wajahnya malah semakin tampan. Tidak seperti dirinya yang harus merelakan perut 6 kotaknya nyaris lenyap sejak kelahiran Jeonseo. Ingin membentuknya lagi, Jungkook malas. Buat apa? Katanya.

"Sayang, sebentar!"

Taehyung memanggil Jungkook ketika suaminya sudah berbalik menuju dapur. Sebenarnya Jungkook malas menoleh, tapi ia masih menghormati Taehyung yang notabenya adalah kepala keluarga.

[Fin] 3676 Mdpl | tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang